Bossy yang berarti suka memerintah adalah sifat yang menyebalkan. Berlagak boss yang suka memerintah orang lain enggak selalu terjadi pada atasan yang memang mempunyai karyawan, bukan siapa-siapa pun kena perintahnya. Bossy berbeda dengan minta tolong. Bossy yang sudah mendarah daging bisa membuat hubungan runyam karena ia merasa berhak memerintah orang lain dengan semena-mena, padahal itu bukan job desk-nya. Bahkan, ia merasa berhak mengintimidasi orang lain karena tidak mau melaksanakan perintahnya, padahal itu bukan tugas orang tersebut. Klausul ini juga berlaku untuk meminta-minta, meminta-minta berbeda dengan meminta tolong, orang yang bossy tidak sedikit yang merasa berhak meminta paksa ke orang lain.
Ngeri, ya?
Bossy, sebuah Lingkaran Setan Perusak Mood
Bossy ini membuat orang lain merasa tertekan karena diperintah-perintah melulu. Tidak menutup kemungkinan bossy menjadi lingkaran setan, dimana a memerintah b, b memrintah c, c memerintah d, muter saja terus. Orang dengan sikap bossy yang parah biasanya akan marah, ngomel, bahkan mengumpat ketika orang yang diperintahnya tidak bisa melakukan hal yang diperintahkan sesuai dengan yang ia maksud.
Tidak jarang, sikap bossy yang parah bisa membuatnya memerintahkan hal yang seharusnya menjadi pekerjaannya kepada orang lain, tanpa konsekuensi apapun dan dia merasa berhak untuk marah-marah. Anehnya, tidak sedikit orang dengan bossy yang sudah mendarah daging menganggap orang selain dirinya sedang nganggur.
Anak-anak yang terbiasa dengan sikap bossy ke depan akan menemukan banyak kesulitan. Tidak semua orang di luar sana yang akan ditemuinya ketika dewasa bisa menjadi alatnya untuk diperintah. Keteika ia merasa tidak bisa mengendalikan lingkungan, anak dengan bossy yang mendarah daging akan frustasi dan merasa tidak seorang pun peduli dengannya.
Memutus Bossy pada Anak-anak Dimulai dari Rumah
Si K pulang dengan tergesa-gesa, mengambil setumpuk buku, keluar lagi tanpa menyapa abah-ibunya. Aku bergegas mendekatinya, ekspresi si K terkesan buru-buru, tidak sesuai dengan kebiasaannya. Si K tidak pernah mengambil setumpuk buku acak untuk dibawa keluar rumah. Bahkan di rumah pun ia hanya mengambil beberapa buku untuk dibaca.
“Buat apa ambil setumpuk buku sampai keberatan seperti itu?”
“Mbak yang nyuruh.” jawabnya, singkat. Si K langsung melesat.
Aku tertegun. Ini bukan pertamakali. Puncaknya, aku merasa mendapatkan lampu merah saat si K teriak dan membentak karena aku tidak mau membantunya memakaikan baju, aku sedang riweh dengan pekerjaan saat itu dan meminta si K memakai baju sendiri, “Aku kan bossnya!”
Kaget, tentu saja. Bossy ini akan sangat merugikan si K ke depannya jika sudah terlanjur mendarah daging. Aku memutuskan untuk mengabaikan pekerjaan. Fokus ke si K yang sedang marah karena ditolak permintaanya. Aku menemaninya. Calm down. Menunggu si K reda amarahnya.
“Kevin kenapa marah dengan Ibu?”
“Kamu enggak mau pakaikan bajuku.”
“Kok bisa? Kan Kevin bisa pakai sendiri.”
“Kan aku bossnya!” ia teriak lagi.
Calm down again.
“Sejak kapan Kevin jadi boss Ibu? Disini itu enggak ada yang jadi boss. Abah bukan boss. Kevin bukan boss. Ibu juga bukan boss. Semua sama. Bedanya hanya, Kevin anak ibu dan abah. Kevin hormat ke Ibu dan abah dan ibu abah sayang Kevin.”
si K diam. Mungkin sebal. Mungkin kaget. “Ibu boleh minta tolong ke Kevin, tetapi tidak boleh memerintah-merintah seenak sendiri, Kevin juga. Kevin boleh minta tolong ke Ibu, tetapi jika Ibu sedang tidak bisa menolong, Kevin enggak boleh marah-marah seperti itu.”
“Ingat ya, Nang, minta tolong berbeda dengan meminta-minta, berbeda dengan merintah-merintah, beda dengan bossy.”
Kami sepakat, sebisa mungkin yang bisa dilakukan sendiri ya dilakukan. Enggak sedikit-sedikit merintah orang.
“Terus, kapan boleh dan kapan tidak boleh meminta tolong?”
“Begini, Kevin sedang belajar, Kevin minta tolong ibu ambilin minum, itu boleh. Tetapi, kalau Kevin sedang duduk-duduk, tiduran, kok minta diambilin minum padahal ibu sedang kerja, itu tidak boleh.”
Konsekuensinya, ketika si K merasa bahwa kegiatannya adalah kegiatan sibuk dan produktif khas anak-anak, a.k.a sedang main, ia menolak ketika aku minta tolong. Hahahahaha.