Ingatanku tetiba melayang ke masa tiga tahun silam saat mbak May mengirimi foto pecel, satu diantara Kuliner Nusantara yang sangat kugandrungi, ke inbox Facebook-ku. Potongan kecambah, kacang panjang, mendoan yang disiram sambal yang berwarna kecoklatan itu sukses membuatku menelan air liur. Hmm, sluurrppp…
Hah? Cuma foto sudah membuatmu teringat dengan kenangan? Ada apa dengan pecel?
Ada cinta dalam sepiring pecel. Ada kenangan yang ingin kuceritakan kepada anak-cucu kelak, bahwa pecel menjadi saksi bisu pertemuanku dengan suami tiga tahun silam. Pecel pula yang menyimpan kenangan kami, tentang jatuh bangunku mencoba berbagai modifikasi bumbu agar sesuai dengan selera abah K, pun tentang kesederhanaan dan kebersahajaan kampung halaman pada pecel berbungkus daun jati.
Belum selesai bernostalgia sembari memandangi foto pecel, handphone-ku kembali bergetar. Mbak May mengirim foto pecel lagi, kali ini foto pecel porsi utuh, lengkap dengan gendarnya, dengan siraman sambal yang masih utuh. Seperti pulau di tengah lautan sambal kacang. Mbak, dikau tega sekali hanya mengirim foto doang.
Sudahlah, daripada menelan ludah terus-terusan, lebih baik membuat pecel sendiri. Mumpung si K tidur siang. Lebih baik ke dapur, meracik bumbu. Di dapur ada sawi pahit, telur, kacang, sambal keriting, simpanan asam jawa sisa membuat sayur asam kemarin. Cek di kotak bumbu, jeruk pecel dan kencur masih tersedia. Dan, tara, ada sebiji cabai rawit hijau. Hahaha, aku bungah sekali, sebab cabai sekarang menjadi barang mewah. Lumayan, daripada ngiler, meski sayurnya hanya sawi pahit.
Contents
Pecel ala Abah K
Menikah ternyata bukan hanya menyatukan dua pikiran yang berbeda, tetapi juga harus mempunyai seni menyatukan dua selera yang berbeda. Termasuk soal pecel, aku lebih menyukai pecel dengan campuran gula jawa, bumbu yang digoreng semua dan terasi, abah K lebih menyukai pecel dengan campuran gula pasir, bumbu mentah, hanya kacang yang digoreng, tanpa terasi.
Disini aku merasa masak-memasak yang kupelajari dulu gagal total. Sama saja, aku harus belajar dari awal hingga rasanya pas di lidah beliau tersayang. Untuk mendapatkan rasa yang pas di lidah beliau, aku membutuhkan trial dan error sebanyak tujuh kali. Oh, gula, garam, asam dan air panas matang harus dicampur terlebih dahulu sebelum disiram ke bumbu pecel. Oh, pertama harus menghaluskan kulit daun jeruk terlebih dahulu, kemudian kencur, bumbu mentah, baru kacang yang sudah digoreng. Oh, kacangnya digoreng setengah matang, jangan sampai coklat-kehitaman.
Bahan Sambal Pecel ala abah K
- 1 genggam kacang
- 1 cm kencur
- 1 cm kulit jeruk
- 1/2 siung bawang putih
- cabai rawit sesuai selera
- cabai keriting
- 1 asam jawa, garam dan gula sesuai selera yang dilarutkan ke dalam air panas
Setelah mengumpulkan bahan-bahan sambalnya, aku pun segera menyiapkan panci berisi air untuk merebus daun sawi pahit yang sudah dibersihkan. Sembari menunggu sawi pahit matang, aku menggoreng telur mata sapi, menggoreng kacang sampai setengah matang, untuk kemudian menumbuk bahan sambal pecel dengan urutan kulit jeruk pecel, kencur, bawang putih, cabai, dan kacang goreng hingga halus. Setelah dirasa cukup halus, aku menuangkan larutan asam jawa, garam dan gula pasir secukupnya hingga sambal dirasa kental.
Hmmm, sawi pahit belum matang-matang juga. Hahaha, mari kita ngobrol tentang pecel saja. Ternyata bumbu pecel setiap daerah berbeda-beda, pun cara penyajiannya.
Dari Pecel Bungkus Daun Jati Hingga Pecel Madiun
Pecel sering dijuluki saladnya orang Indonesia. Kuliner Indonesia luar biasa keberagamannya, membawa ciri khas daerah masing-masing. Dalam satu nama pecel pun sudah membawa beragam ciri khas.
Bojonegoro dengan ribuan hektar hutan Jati meninggalkan harum daunnya pada kuliner pecel yang dibungkus daun jati. Sayur yang terdapat dalam pecel khas Bojonegoro cukup simpel, hanya kecambah, kacang panjang dan kenikir, sayuran yang sangat mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Menggambarkan kesederhanaan dan kebersahajaan penduduk Bojonegoro pada umumnya. Harga pecel Bojonegoro tergolong sangat murah, hanya dengan duaribu rupiah sudah bisa menikmati pecel bungkus daun jati seporsi. Huhuhu, maafkan, aku tidak punya foto pecel bungkus daun jati yang menggoda selera, apalah daya, handphone-ku belum upgrade ke Asus Zenfone yang mempunyai fitur segambreng.
Berbeda dengan Bojonegoro, Madiun yang letaknya hanya selemparan batu dari Bojonegoro, di peta Indonesia, eh, memiliki ciri khas serundeng pada sambal pecel-nya dan sayuran mentah seperti kemangi dan petai cina. Pecel Madiun adalah pecel yang paling terkenal di Indonesia.
Lain Madiun, lain Bojonegoro, lain pula Surabaya. Seorang saudara bercerita tentang pecel semanggi yang wajib diburu jika berkunjung ke Surabaya. Sayur semanggi konon dapat ditemukan dengan mudah di bentangan sawah Surabaya.
Ah, itu belum pecel Solo dengan beras merahnya, pecel Cilacap dengan bunga kecombrangnya, pecel Bantul dengan kembang turinya. Kuliner Nusantara membawa ciri khas daerah. Sayur dan bahan-bahannya memanfaatkan apa yang ada di sekitar. Wajar saja, orang jaman dahulu serba cukup dan makmur, lha wong segala-galanya ada di sekitar, dengan harga murah-meriah, bahkan tumbuh liar di pekarangan.
Keasikan ngobrol tentang pecel, sawi pahitnya sudah matang. Alhamdulillah, tinggal potong sawi pahit, ambil nasi, dan… siram dengan sambal pecel. Sungguh, nikmat Tuhan mana lagi yang kaudustakan. Foto terlebih dahulu sebelum dimakan, ntar upload di Instagram. :p
Keburu lapar, aku hanya berhasil memotret enam gambar. Habis, belum ada PixelMaster Camera yang bisa memotret hingga 31 foto dalam satu waktu. Hiks. Ngenes. Gimana? Sudah menggugah selera belum? Haih, belum? Andai motret pakai Asus Zenfone, ya…
Noh, ini eike sempat ngrekam sambal pecel ala abah K. Spesial untuk kalian dan Gandjel Rel yang milad. 🙂
Betewe, Dut, kamu kenapa ngungkit-ngungkit Asus Zenfone dan PixelMaster Camera, sih? ngidam? Modus pengen dapet handphone Asus?
5 Hal Menyebalkan dan Asus Zenfone PixelMaster Camera
Masak harus kupertegas? Siapa yang nggak pengen Asus Zenfone, sih. Apalagi yang sedikit-dikit cekrek kayak aku. Makan, cekrek. Si K nangis, cekrek. Lewat sawah, cekrek. Sampai abah K mengeluh memori handphone-nya cepat penuh. Hahaha. Asus Zenfone kan jadi handalan tukang potret yang ogah beli kamera mahal, ogah nenteng-nenteng barang segambreng, maunya all in one pack. Lha wong mbak May yang hanya memakai mode auto saja bisa menghasilkan foto sebening itu, lho.
1| Ingin Motret sampai dapat Foto Terbaik, eh Keburu Lapar
Aku banget ini. Hahahaha. Aku tak menyimpan banyak foto makanan ataupun kuliner lainnya, baik di handphoneku maupun handphone abah K. Apa pasal, keburu lapar. Padahal untuk mendapatkan foto yang bagus, harus memotret berkali-kali. Bagiku ini BIG NO, keburu makanan dingin dan nggak lezat di lidah lagi. Mantab di foto tetapi nggak mantab di lidah? Ngenes sekali, apalagi jenis makanan yang direkomendasikan segera dimakan. Memangnya kenyang menikmati fotonya doang?
Alasan pertama kenapa aku mengincar Zenfone3 ini ada Time Rewind yang memungkinkan kita untuk mendapatkan gambar dengan jumlah banyak dalam sekali tekan. Bahkan HardwareZone menuturkan jika time rewind bisa mengambil sebanyak 31 gambar dalam dua detik sebelum shoot dan satu detik setelah shoot.
Hanya butuh tiga detik untuk mendapatkan gambar dengan jumlah banyak yang bisa kita pilah-pilih mana yang terbaik. Juara, tak perlu khawatir makanan atau minuman keburu dingin, tak perlu dag-dig-dug es krim keburu mencair.
2| Makan di Kafe Romantis Bercahaya Lilin, Foto Makanan Gelap
Pernah? Apalagi saat kulineran berdua dengan pasangan. Makanan lezat dengan tampilan romantis. Sayang jika tidak diabadikan. Tetapi apa daya, cahaya remang-remang. Menggunakan flash bukan solusi, sebab tampilan makanan yang terpapar flash menjadi berubah.
Asus Zenfone kembali menawarkan solusi. Low Light Mode, mode yang digambarkan dengan mata burung hantu ini membantu kita untuk menghasilkan foto yang natural dengan cara meningkatkan kepekaan kamera dan meningkatkan kontras warna.
3| Konsep Kuliner Ciamik, Banyak Orang Berseliweran
Banyak orang wira-wiri di sekitar, ini sangat mengganggu. Masa kita mau mengusir orang yang lewat hanya untuk mendapatkan foto yang keren? Idih, memangnya siapa kita. Mending memakai smart remove yang bisa menghilangkan objek bergerak atau blur. Hihihi, so simple with Zenfone!
4| Ingin Wifie Rame-rame, Kamera Depan Pixel-nya Rendah
Yang paling menyebalkan saat menggunakan kamera depan adalah pixel-nya yang pada umumnya lebih rendah daripada kamera belakang. Mau pakai kamera belakang pun, susah buat mengepaskan wajah agar mendapatkan gambar yang proposional.
Eh, Asus Zenfone menyediakan selfie mode untuk mendeteksi wajah-wajah yang ingin kita foto. Santai saja, kita bisa menge-set berapa banyak kepala ((((kepala)))) yang ingin dideteksi oleh kamera. Gimana nggak semakin ngebet dengan nih handphone.
5| Segambreng Makanan Tersaji, padahal yang Ingin Ditonjolkan Sebiji doang
Ingat gambar pecel ala abah K yang kutampilkan di atas? Kalau sudah lupa, scroll ke atas lagi. Sebenarnya aku ingin menonjolkan sambalnya yang aduhai mewahnya karena cabai lagi mahal-mahalnya seperti sekarang, tetapi hasilnya zonk. Maka, saat browsing tentang PixelMaster Camera aku lagi-lagi dibuat jatuh cinta dengan fitur Asus Zenfone ini, ia memanjakan penggunanya dengan Depth of Field Mode, memungkinkan untuk menonjolkan objek yang kita inginkan.
Pada saat Depth of Field Mode, kamera mengambil gambar dua kali, pengambilan pertama untuk mendapatkan objek fokus, pengambilan yang kedua untuk mendapatkan bacground yang blur, kemudian menggabungkannya kembali untuk kita. Kita mendapatkan objek yang diinginkan dengan latar belakang yang blur. Hasrat untuk membuat ngiler sesiapa yang sedang prihatin karena cabai mahal pasti akan terpenuhi jika aku menggunakan mode ini untuk memotret sambal. Slurrppp.
Sudah seribu tigaratus karakter saja ocehanku tentang pecel. Heuheuuu. Dah, ah. Cukup lima saja. Silahkan browsing-browsing tentang keunggulan Pixel Master Camera, tetapi jangan sekali-kali mengirimkan foto pecel yang menggunakan fitur unggulan ini ke inboxku, kecuali kausiap kulibas dengan foto Kuliner Nusantara yang kuambil dengan Asus Zenfone idaman kelak. Bhabay!
Artikel ini diikutsertakan pada Blogging Competition Jepret Kuliner Nusantara dengan Smartphone yang diselenggarakan oleh Gandjel Rel.
Arinta Adiningtyas
Pecel Solo itu gimana ya? Haha..aku malah jarang beli pecel Solo disini. 😀
Dian Ravi
Kamera di handphone ASUS itu emang bagus ya. Buat moto makanan pas cahaya minim aja bisa tetap bagus.
Duh Mbak, ini bacaan pecel kedua aku pagi ini. Aku rindu pulang ke rumah mertua trus dibungkusin nasi pecel buat sarapan.
unggulcenter
itu pecel.. dahsyat.. udah kayak nasi tumpeng..
Nurri
Waduhhh, nemu pecel lagi. Aku jadi pengen makan pecel….
Pecelnya pasti makin nikmat kl makannya berdua suami.
Btw, dulu pecelnya jadi seserahan pas nikahan juga gak? :3
widut
ampun, Kak. Hahahahaha.
😀
atanasia rian
pecel lagi? iini kayaknya fix harus beli pecel keluar
Rhoshandhayani KT (Kak Roos)
wuah, jadi pengen nyobain pecelnya abah. Laper eh
tapiii.. hmm… ini malam… makan pecel…
jadi gendut
duh gimana ya
Dikki Cantona Putra
ajib banget makanan pecel yang menyehatkan banget buat tubuh nih bumbu kacangnya kayanya enak banget tuh jadi kepingin banget makanan pecel nih
Tukang Jalan Jajan
Aih pecel. Makanan sehat nan lezat apalagi di foto ama ASUS sehingga tampilanmya sungguh memggoda jiwa dan ragaku. Tolong saya diajak hwhehe
Rinrin Rinjaniah
Kamera Asus memang bagusyah, jadipengen beli asus yang baru, asusku masih type lama.
Malam-malam, lihat pecel langsung laper, btw aku dulu Permian bikin sambel pecel tapi gagal
Pertiwi Yuliana
Aku masih pake Zenfone 2, aku ngiler pengin banget Zenfone 3 tapi belum bisa nabung buat handphone dulu soalnya lagi nabung buat beli laptop demi skripsi yang lebih baik hwaaa 🙁
Btw itu pecel Bojonegoro mirip sama di kampungku, Pacitan. Dari isinya, sambalnya, kemasannya, porsinya, harganya juga sama hahaha jadi ingin pulang kampung. Ingin ke Solo juga, cobain yang pakai beras merah. Kayaknya enak. Lebih sehat kan ya beras merah. :/
omith
pagi2 lihat pecel, bikin cpt segera sarapan pagi.
gw suka pecel mba plus rempeyek ya, sayuran ada bunga kecombrangnya makin endues ala cilacap.
aniwei jepretan 36poto dlm wkt 2 detik wow emejing
Cindra Prasasti
Mbak tanya dong.. Sawi pahit itu apa?
April Hamsa
Ternyata “cuma” pecel aja bisa membuat blogger menulis 1300 kata ya mbak? hehehe.
Btw, jaman masih di Sby dulu aku sering banget sarapan pecel, sekarang kalau mau makan pecel kudu ke rumah makan dulu huhuhu
Lendyagasshi
Cakep.
Makanan khas yang sederhana tapi mendunia ini bakalan sedaap kalo di foto sama kamera Asus Zenfone.
Btw,
Pecel menggunung gitu ada harta karunnya di dalam yaa..?
Hihhii….sedaaapp!
Jiah
Pecel daun jati, sudepppp
Tapi kali nyari di kota pasti jarang ya…. aku mah orgnya keburu lapar, jd jrg ambil foto wahahaha
Pu
Saya, makin pedas bumbunya makin suka
Erina
Peceeeelllll….
Duh, Laper kak 🙁
Tapi aku ko ga suka sambel pecel yg encer bgt ya, enak yg kentel gmn gitu, hehehe
Wih, resepnya jos. Aku paling sambel pecel yg udah jadi, tinggal kasi air panas.
Imron Prayogi
Ternyata rasa pecel di tiap daerah beda-beda ya rasanya…
saya jadi penasaran bagaimana rasa pecel Madiun, pecel Cilacap, dan pecel Solo.
Wuri Nugraeni
jadi lapeeer
internet service provider jakarta
wahh pecel ya. udh lama gak nemu jajanan ini. biasanya tiap sore suka lewat ibu ibu jualan pecel keliling hahaha