Memiliki usaha sendiri adalah impian hampir setiap orang, termasuk Emak K. Meskipun sudah berulang kali gagal dengan penyebab yang beragam, enggak kapok untuk tetap bermimpi mempunyai usaha sendiri. Jika usaha belum berkembang secara signifikan, mungkin perlu mengevaluasi apa yang keliru dalam usaha kita untuk mencari solusi.
Penyebab kegagalan usaha skala kecil beragam. Emak K hanya membahas usaha skala UMKM, ya. Belum punya pengalaman untuk membahas usaha skala besar, mungkin kelak, doakan saja. Apa saja hal-hal yang menjadi penyebab kegagalan Usaha Mikro Kecil dan Menengah? Emak K bakal ngupas satu-satu, berdasarkan pengalaman yang telah lalu.
Kekeliruan menghitung harga jual. Kala itu kami usaha percetakan undangan. Hanya undangan sederhana yang dicetak menggunakan mesin printer rumahan, blanko-nya beli. Produk kami bagus sebenarnya, unggul di desain tulisan yang segar. Sayangnya kami keliru memperkirakan harga jual. Saat itu aku mengabaikan kemungkinan gagal cetak. Padahal, setiap 1000 cetakan, ada kemungkinan gagal cetak antara 100-150. Kalau harga blanko-nya 2ribuan, kan rugi karena gagal cetak bisa melebihi laba kotor. 🙁
Mencampur uang pribadi dan uang usaha. Namanya juga newbie, mana saat itu branding programmer abah K belumk sebagus sekarang, percetakan masih menjadi andalan pemasukan keluarga. Kami nekat menggunakan uang usaha kala uang pribadi sudah menipis. Hasilnya? MaasyaAllah, ludes lah. Usaha jalan, tetapi uang entah kemana.
Pencatatan yang tidak rapi. Kelemahanku yang masih kuperjuangkan untuk mengatasinya adalah pencatatan keuangan yang amburadul. Aku malas melihat angka-angka, apalagi kalau mendapati saldo rekening menipis. Bawaannya pengen uring-uringan. Padalah pencatatan keuangan penting untuk mengevaluasi kemana gerangan uang lari. Sekedar parkir saja bisa mempengaruhi pendapatan.
Ini belum perkara rekan kerja yang melaporkan pemasukan dan pengeluaran sesuai dengan kenyataan di lapangan. Kalau sudah ketemu dengan masalah ini, rasanya pengen njedotin kepala ke Borobudur. Eh, pegimana ceritanya cuma mau njedotin kepala saja harus ke Borobudur.
Meremehkan utang kecil dan uang kembalian. Another bad stories. Aku dan abah K termasuk orang yang enggak tegaan dengan utang dan uang kembalian. Apalagi jika jumlahnya terlihat kecil. Ah, cuma utang seratus ribu. Cuma kurang kembalian 20ribu. Lha kalau ada 60an transaksi utang kecil dan 30an transaksi kembalian, berapa tuh totalannya? Jutaan. Hiks.
Tidak upgrade ilmu sesuai zaman. Terlena dengan pemasaran offline, kami agak keteteran pemasaran online dan ilmu tentang pemasaran online tertinggal jauh. Enggak upgrade ilmu pemasran di marketplace, IG dan ojek online, termasuk GOJEK. Padahal masyarakat semakin mengandalkan aplikasi-aplikasi tersebut. Pantes kalo usahanya bubar, kan?
Lima penyebab kegagalan usaha yang kami kelola, tiga diantaranya sangat berkaitan erat dengan pencatatan keuangan. Mencatat manual rasanya kok aras-arasen, jaman digital gini, lhoh. Tetapi, kalau masang aplikasi kasir sendiri kok mahal. Ehm, standar abah K membuat aplikasi kasir sederhana itu minimal 5 jutaan. Itu belum termasuk printer cetak resi de-el-elnya.
Namanya Point Of Sale, sebagai sebuah sistem yang digunakan untuk melakukan transaksi penjualan retail, seperti di restoran-restoran atau café. Sistem Point Of Sale merupakan seperangkat komputer dan mesin kasir. Sesuai dengan namanya. Point Of Sale merupakan titik akhir penjualan dimana transaksi dikatan selesai ketika pembeli dan penjual melakukan pembayaran barang atau jasa yang sudah diterima. Penjual akan mengeluarkan struk sebagai bukti transaksi.
Berkat kecanggihan teknologi, Point Of Sale tidak hanya sekedar untuk urusan bayar menbayar dan juga tidak lagi menggunakan perangkat komputer yang berat dan menggunakan wireless. Semua bisa digantikan oleh sistem operasi Android yang lebih ringkas dan mudah.
Ketika bisnis yang dijalankan mengutamakan penjualan produk maka pelaku usaha harus menggunakan Point Of Sale software yang terkomputerisasi. Software yang dioperasikan komputer utama dan bisa digunakan dan terhubung dengan beberapa terminal cabang.
Dibandingkan sistem kasir tradisional yang mengharuskan kita untuk terus menerus memantau sistem, persediaan komuditas, memantau pelaporan pejualan secara manual. Sementara dengan sistem Point Of Sale yang terkomputerisasi bisa dilacak saat itu juga sehingga pencatatan persediaan akan selalu up to date
Keren ya? Semua serba otomatis dan digital. Tetapi melihat harganya, lumayan berat untuk ukuran UMKM. Bisa-bisa harus puasa setengah tahun. Duh, mau maju kok ya modalnya lumayan.
Tenang, sekarang ada SPOTS. SPOTS GOJEK adalah perangkat multifungsi untuk semua kebutuhan pelaku UMKM di Indonesia. Mulai dari pemesanan GO-Food, pembayaran GO-PAY, bahkan hingga laporan harian dari beragam tipe pembayaran dan cetak resi secara instan.
Aplikasi kasir SPOTS menghemat waktu dan uang dengan mengotomatisasi banyak tugas penjualan sehari-hari. Dengan harga terjangkau (biaya aktivasi Rp. 290.000 dan biaya pemeliharaan Rp. 2.900/hari), sangat kantong-able untuk UMKM.
Dengan harga yang UMKM Friendly, apa saja keunggulan SPOTS keluaran GOJEK ini untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah, apakah ia hanya aplikasi sederhana sehingga harganya cukup kantong-able? Enggak, Gengs, fitur SPOTS mempunyai banyak keunggulan untuk kita.
Contents
SPOTS Praktis dan Bisa Dibawa Kemana-mana
Mesin SPOTS hanya segenggaman tangan, kayak mesin gesek EDC pembayaran ATM itu. Bedanya, mesin SPOTS full layar sentuh kayak smartphone, kalau mesin EDC kan layar monokrom dengan badan yang dipenuhi tombol.
Sepraktis itu SPOTS, tukang sate yang tempat mangkalnya berpindah-pindah pun bisa memakainya dengan mudah. Enggak butuh layar komputer dan printer cetak yang harus selalu terhubung dengan listrik.
Mudah Menambah dan Mengatur Menu dengan SPOTS
Kita bisa menambah dan mengatur menu dalam SPOTS dengan mudah. Mengubah harga pun tinggal editing menunya. Sudah tidak produksi lagi? Gampang, tinggal hapus saja menu yang sudah tidak tersedia. Tap-tap-tap, generasi milenial tentu akan mudah mengikuti.
Mendapatkan Notifikasi Pesanan Go Food di SPOTS
Dengan menggunakan SPOTS, pengusaha yang sudah bergabung dengan Go Food Partner akan mendapatkan notifikasi pesanan Go Food secara realtime. Jadi kita bisa menyiapkan terlebih dahulu sebelum driver datang.
SPOTS Memungkinkan Kita untuk Menerima Pembayaran Go Pay
Sekarang sudah mulai masuk ke era cash less, dimana pelanggan akan membayar tanpa uang fisik. Jadi kita enggak perlu repot mencarikan pengembalian. Pelanggan cukup scan barcode Go Pay di mesin SPOTS. Canggih ya? Poin plus nih jika kita pelaku UMKM menggunakan Go Pay.
Mencetak Resi dengan SPOTS
Wohooo, sudah enggak jaman lagi menulis nota, ya. Sekarang jamannya serba digital. Kita bisa mencetak resi menggunakan mesin SPOTS, langsung totalan tanpa harus mencari kalkulator. Memudahkan pekerjaan kita, kan? Pelayanan juga bisa semakin cepat.
Wah, itu saja? Belum, SPOTS juga membantu kita untuk membuat laporan harian. Omzet yang kita dapatkan bisa dipantau melalui aplikasi atau email kita. Selain itu, kita bisa mencatat ragam tipe pembayaran, dari OVO, Link Aja, tunai, atau debit card.
Bagi emak K yang sedikit-banyak tahu berapa harga membuat aplikasi kasir, SPOTS ini harganya cukup ramah di kantong. Terima jadi, enggak perlu mikir biaya domain, hosting dan pemeliharaan segala.