Di Instagram lagi ramai jajak pendapat kalangan Tuli, #TimHearingAid atau #TimLipreading. Jajak pendapat ini biasanya cuma berlaku untuk Hard of Hearing, yang Hearing Loss atau Tuli total lebih nyaman berbahasa isyarat.
Dunia Tuli ini sangat beragam, ada yang Tuli karena gendang telinga yang rusak. Ada yang Tuli karena syaraf yang rusak. Ada pula yang bisa dibantu Implan Koklea, ada yang enggak bisa dibantu implan koklea. Ada yang bisa memakai alat bantu dengar, ada yang jika memakai alat bantu dengar malah membuat pusing terus-terusan.
Begitu pula dengan cara berkomunikasinya, sangat beragam. Ada yang full Bahasa Isyarat, ada pula yang menggunakan cara berkomunikasi campuran. Kali ini emak K cuma membahas cara berkomunikasi Hard of Hearing yang terbagi menjadi dua tim, #TeamHearingAid dan #TeamLipReading.
Contents
#TeamHearingAid
Hearing Aid, di Indonesia lebih familiar dengan sebutan alat bantu dengar, biasanya digunakan untuk teman-teman yang gangguannya bersumber dari gendang telinga, dimana kita masih bisa menerjemahkan suara jika volume suara dibesarkan.
Hearing Aid ini terdiri dari dua model, model semacam walkman yang butuh kantong untuk menyimpan dan model semat di telinga. Harganya pun beragam, tergantung tingkat kepekaan dan setting suara. Semakin tinggi kepekaan hearing aid, semakin banyak setting suara yang bisa dilakukan, semakin mahal harganya.
Hearing aid model semat telinga yang harganya kisaran 500k, biasanya hanya cocok untuk mbah-mbah yang kemampuan mendengarnya berkurang karena faktor usia, kalau untuk kami yang gangguan pendengarannya karena faktor kecelakaan atau bawaan lahir, harus memakai hearing aid dengan setting canggih. Harganya paling enggak lima jutaan, heuheuu. Jadi, plis, jangan menyodorkan promo alat bantu dengar yang cuma tiga ratus ribuan ke kami.
#TeamLipReading
Lip reading, atau membaca bibir, biasanya menjadi andalan Hard of Hearing yang sudah putus asa dengan hearing aid yang tidak begitu membantu. Menggunakan hearing aid hanya memperbesar suara, tetapi tetap tidak bisa menerjemahkan suara. Suara yang masuk ke telinga seperti sound itu loh, pusing dan berisik banget.
Ada pula yang memilih untuk bergabung ke tim lip reading karena malas menggunakan hearing aid, meskipun masih bisa menerjemahkan warna telinganya. Pegel telinganya, Bok. Heuheuu
Hello, I am #TeamLipReading
Emak K #TeamLipReading garis keras. HAHAHAH. Apalagi diperparah dengan kekesalan mencoba tiga macam hearing aid yang tidak membantu banyak selain memperbesar suara. Sudah habis berjuta-juta, plis, jangan disuruh beli hearing aid lagi.
Awal-awal memakai hearing aid, keseimbangan tubuhku langsung terganggu dan demam berhari-hari. Dilepas seminggu, sembuh. Setelah sembuh, nyoba pakai lagi, demam lagi. Oke fix, musiumkan saja. Waktu berlalu, aku disuruh periksa ke Bekasi, diberi hearing aid lagi, demam lagi…. Hmmmmmm. Daripada misuh-misuh karena aku tidak bisa berdamai dengan hearing aid, lebih baik aku mengembangkan potensi diri, kan?
Ya, setuju saja, ya. Kalau enggak setuju, simpan saja di hatimu. Sebab kalau nekat menyampaikan ketidaksetujuanmu, aku bakal nyemprot. Bhuahahha, maafkan, aku sangat sensitif jika ada yang seenak udel menyuruh memakai hearing aid. Apalagi jika ditambah tudingan kurang ikhtiar, rumangsamu urusanku cuma hearing aid tok po piye….
Baik #TeamLipReading maupun #TeamHearingAid, kami penyandang Hard of Hearing tetap saling menghargai. Pakai bahasa isyarat ayo, pakai oral pun ayok aja. Masing-masing memiliki pilihan dengan konsekuensi yang ditanggung sendirian, enggak ditanggung tukang orang lain, apalagi para mantan. Eh
Salam!
Emak K, Deaf Mommy