Menjadi seorang Ibu dengan keterbatasan Hard of Hearing memunculkan segambreng hal untuk tidak melakukan upgrade skill. Aku merupakan salah satu yang merasa beruntung dengan adanya Prakerja. Bagi orang yang memanfaatkannya dengan maksimal, prestasi Prakerja tidak bisa diremehkan. Lantas, apa saja yang menghambat seorang Ibu dengan HoH untuk upgrade skill dan bagaimana caranya mengatasi segala rintangannya?
Mengapa Seorang Ibu Harus Upgrade Skill
Menjadi seorang Ibu merupakan tantangan yang tidak mudah bagi seorang perempuan. Proses hamil, melahirkan dan menyusui adalah sebuah proses panjang yang membutuhkan tenaga tidak sedikit. Tidak heran jika banyak Ibu yang memutuskan untuk resign dan menjadi ibu rumah tangga karena ingin fokus pada proses membersamai buah hati.
Aku sendiri memutuskan menjadi Ibu Rumah Tangga karena tuntutan suami. Hahahaha, polos banget ya. Tapi beneran, dulu saat penjajakan abah K sempat bilang kalau pengen anaknya diasuh oleh Ibunya sendiri dan beliau punya syarat calon istrinya tidak boleh jadi PNS. Ya meskipun itu sudah dihapus syaratnya, namun aku terlanjur nyaman dan tidak lagi berambisi menjadi wanita karir. Wkwkwk.
Sungguh, menjadi Ibu Rumah Tangga merupakan tantangan yang benar-benar luar biasa. Ia harus menghadapi rutinitas berulang dengan objek yang sama, sepanjang hari, sepanjang tahun. Menghadapi rewelnya anak-anak, cucian yang tidak ada habisnya, menu makan yang rasanya itu-itu saja, drama jelang berangkat sekolah…. It’s totally… argh!
Bukan enggak bersyukur, Ibu yang bosan dengan kesehariannya sebenarnya hanya butuh hiburan, jeda, refreshing dari hal yang membuat jenuh. Refreshing dan jeda enggak identik dengan menghamburkan uang. Upgrade skill adalah salah satu refreshing dari kegiatan sehari-hari yang monoton.
Upgrade skill juga menjadi salah satu jaran untuk tetap berdaya. Kadang-kadang aku merasa jika otakku stuck karena tiap hari hanya berkutat dengan pekerjaan rumah tangga. Upgrade skill menjadi salah satu perantara agar logika tetap berkembang sehingga bibit-bibit stress karena merasa useless lebih bisa ditekan.
Hambatan Ibu dengan HoH untuk Upgrade Skill
Hambatan utama Ibu dengan keterbatasan Dengar HoH untuk upgrade skill adalah keterbatasan dengar yang menyebabkan keterbatasan akses materi. Sebenarnya hambatan keterbatasan Dengar tidak hanya kurasakan di era meeting online, meeting offline dan pembelajaran di kelas offline pun aku juga mengalami hambatan ini. Apalagi jika mulut guru/dosennya sulit dibaca, rasanya pengen tidur aja.
Selain itu, sebagai seorang ibu rumah tangga, hambatan manajemen waktu juga menjadi hal yang sangat krusial. Peran seorang Ibu Rumah Tangga seolah tidak mengenal jam kerja. Apalagi jika anaknya masih bayi dan butuh peran ibu yang intens, praktis waktu untuk belajar sangat sempit dan harus menyempatkan diri di sela-sela waktu tidur bayi. Bahkan kadang harus sambil menyusui bayi.
Hal ini tentu akan menghambat ketika kelas yang diikuti merupakan kelas dengan komitmen waktu ketat karena kondisi bayi dan anak-anak sungguh tidak bisa diprediksi. Bahkan seolah menjadi mitos jika semakin sibuk ibu, semakin nemplok bayinya. Padahal jika Ibu ikut rebahan, bayinya anteng-anteng saja. Begitu Ibu bergerak sedikit, bayi seolah punya sensor dan langsung bangun tidur mencari ibunya.
Gunung Kudaki, Laut Kusebrangi, Upgrade Skill di Tengah Keterbatasan
Aku dulu menyukai tantangan. Sangat ambisius dan tertarget. Buku agendaku berisi job list dan target kecil yang harus kulakukan setiap hari. Semua itu menghilang ketika aku menjadi seorang Ibu. Aku lebih santai dan cenderung kebablasan hingga hilang arah. Tetapi aku sadar, ini tidak boleh dibiarkan lama.
Terlepas dari peran Ibu yang tidak mudah, aku ingin tetap berdaya tanpa harus kehilangan peran sebagai ibu dari anak-anakku.
Untuk memulai kembali, aku melatihnya dengan pelan-pelan mengikuti kursus singkat agar otakku kembali terbiasa berfikir. Enggak hanya mikir besok masak apa dan segambreng drama khas anak-anak.
Aku mendalami optimasi Digital Marketing di Prakerja, Enggak muluk-muluk, aku ingin mengembangkan bisnis yang sudah kubangun bersama suami. Aku memilih Prakerja online karena lebih fleksibel untuk mengakses dan tidak terganggu dengan jam belajar yang sangat random dan tergantung pada mood anak.
Aplikasi Transkripsi Suara ke Text menjadi aplikasi andalan untuk membantuku menerjemahkan penjelasan tutor di Youtube atau Zoom Meet. Memang seringkali terjemahannya tidak valid, but its ok, aku masih bisa menyimpulkan dari PPT yang ditampilkan dan percakapan keseluruhannya.
Capaian Prakerja ini harus diapresiasi. Tidak dipungkiri jika ada yang mengikuti Prakerja hanya untuk mendapatkan insentif, namun materi yang telah disusun merupakan materi yang dapat diterapkan dan meningkatkan ketrampilan warga Indonesia usia kerja. Aku pribadi menerapkan ilmu yang telah kudapat ke dalam bisnis yang telah kubangun. Meski tidak kencang dan belum sesuai target yang telah kutentukan, namun Prestasi Prakerja berpengaruh pada pengembangan bisnis kami.