Kerja di rumah, mau pergi ayok saja. Enggak terikat jam kantor. Kerjanya di depan laptop, transferan kluntang-klunting di rekening, macam nunggu lilin di tengah malam saja. Jangankan kerja memeras otak, cuitan di Twitter, foto di Instagram, status di Facebook, curhat enggak jelas di blog saja bisa disulap jadi duwit. Travelling enggak perlu mikir cuti. Everything gonna be okay. Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau, kan? Ngahahaha.
Tadi saat onlen facebook Abah K–ah, stalking Facebook Abah K itu serasa hiburan, lingkaran pertemanan kami berbeda jauh, jadi kayak masuk ke dunia lain–, ada mention dari seorang teman di PHP Indonesia dengan sederet pertanyaan, pertanyaan tersebut rasa-rasanya tertuju pada istri. Eike jawab pakai blogpost saja. HAHAHA
Ask: Gimana pendapat pasangan kalau kita programmer?
I think my hubby like a Zombie!
Hahaha. Iya, setelah menikah, aku melihat abah K kayak zombie karena setiap kali berhadapan dengan coding kayak lupa segalanya; lupa makan, lupa mandi, lupa kalau ada istri di sampingnya yang setia menunggu. Apalagi kalau sudah berhadapan dengan deadline, tuh panci gedombrangan karena istrinya ngambek dikira cuma dipancal kucing.
Makin kesini, aku semakin memahami polanya. Celah akan ketemu seiring waktu. Sejalan dengan kesadaran istri kalau ngoding itu menghasilkan. BHAHAHAHAHA. Kalian enggak tahu kan bagaimana jatuh bangunnya kami kala awal-awal membangun branding, bisa makan nasi kucing di angkringan saja rasanya super mewah. Wkwkwkwk.
Ask: Lebih baik memilih istri yang enggak tahu sama sekali soal IT atau sesama penggiat IT?
Kamu tahu apa yang paling penting dari sebuah pernikahan? Suami soleh? Suami kaya? Suami yang super baik hati? Suami yang ganteng? NO! Penelitian membuktikan jika yang paling penting dalam sebuah pernikahan dalah KOMUNIKASI.
Komunikasi yang nyambung sangat dipengaruhi dengan latar belakang pasangan, termasuk latar belakang pendidikan. Jika kamu memilih istri yang babar blas enggak paham soal IT, siap-siap saja segala hal yang terkait dengan pekerjaan kautelan sendiri. 😀
Jika kamu memilih diantara pilihan istri yang tidak tahu sama sekali tentang IT dan sesama penggiat IT, kurasa lebih baik memilih sesama penggiat IT sekalipun itu hanya seorang perempuan yang cuma bisa bikin blogspot. Wkwkwkwk.
Tetapi, tunggu.
Kadang, seiring dengan pejalanan pernikahan, pasangan akan mengimbangi kebutuhan komunikasi kita. Jika kamu bisa bersabar, perempuanmu adalah seorang perempuan pembelajar dan kamu mencintaiya, nikahilah. Kamu yang tahu bagaimana perempuan yang bisa membahagiakan harimu, bukan emak K. Hahaha. :p
Arinta Adiningtyas
Hahahaha.. ngakaaak.. Abah K pemecah kode, tapi kode panci gedombrangan dikira kucing doang.
Marita Ningtyas
Hahaha.. i feeel uuuuu…. anak nangis, istri udah ngomel, kalau lagi depan laptop juga cuek aja wkwk. Tapi gara2 itu dia nggak mau kerja di rumah, stress katanya.
Akhirnya back to office lagi, biar sampai rumah aku hanya milikmu dan anak2, katanya wkwk… tapi ketika mulai ada tawaran side job ya. sama aja balik lagi kaya zombie.. apalagi tipe dia kerjanya suka mepet deadline 😀 😀 😀
anyway kalau aku jadi kena influence doi, suka ngoding meski bisanya cuma ganti warna doang hahaha… at least aku nggak ngomel lagi kalau dia berjam2 depan kode2 membingungkan itu.. sama aja aku kalau lagi nulis ribuan kata juga nggak mau beranjak sebelum kelar.. komunikasi, saling memahami, kayanya itu ya key nya..