Sudah lama pengen nulis blogspot vs wordpress, tetapi maju-mundur karena keduanya punya plus minus sendiri. Eh, kemarin di grup ditantang mbak Almazia Pratita buat nulis Why I Love WordPress. Aku pikir, kenapa enggak dibikin satu blogpost khusus tentang wordpress aja, biar adil dan pembaca memutuskan sendiri mau ambil yang mana. 😍
Contents
Ada Cinta di Balik WordPress
Awal-awal ngeblog, aku memutuskan untuk memakai platform blogspot. Tahun 2017, abah K memberikan sebuah kejutan, blog baru dengan domain di WordPress Self Hosted. Lengkap dengan nuansa serba keunguan sesuai kesukaanku. Nasib punya suami programmer, kejutannya berupa blog. Wkwkwkwk.
Ya, itulah salah satu alasannya, kenapa aku sangat sayang dengan blog ini, ada cinta di dalamnya. Cinta yag menuntut produktif, bukan yang melenakan. Ngahahaha.
Plugin nan Menggoda
Pengguna WordPress sangat dimanjakan dengan keberadaan plugin. Berbeda dengan blogspot yang mengharuskan edit HTML jika ingin menambah efek-efek tertentu yang belum tersedia di default dashboard, di WordPress kita hanya perlu menginstall plugin jika ingin menambah feature. Mana pluginnya tinggal download, pasang, yang paling membuat Emak girang, kebanyakan plugin ini gratis.
Aku pribadi memasang plugin Elementor yang kumanfaatkan jika membutuhkan tampilan grafis yang kece, Jetpack untuk mengecek statistik, Akismet untuk menangkal spamming,ย plugin Google Analytic untuk melihat tracking Google Analytic langsung di Dashboard, Plugin Yoast SEO yang merupakan salah satuย Plugin SEO Terbaikย , plugin Instant Artikel untuk memanjakan pembaca dari Facebook, dimana pembaca tidak perlu keluar dari aplikasi Facebook untuk membaca artikelku.
Plugin ini bisa diatur sesuai kebutuhan. Jika sedang tidak membutuhkan tinggal klik deactivate. Jika ada update dari penyedia, tinggal klik update.
Namun, jika terlalu tergoda dengan plugin akan menyebabkan spacedisk kolaps, bahkan di beberapa kasus, karena tidak pintar memilah-milih plugin, sembarang plugin diaktifkan, bisa menyebabkan blog down karena terlalu penuh. Jadi, pinter-pinternya kita saja memilih mana yang perlu diinstall.
Edit URL ๐
Sebagai Emak Blogger tukang ngegalau, aku sangat terbantu dengan fasilitas edit URL ini, soalnya suka gonta-ganti judul di tengah-tengah proses penulisan. NGAHAHAHA. Di WordPress jika ingin mengedit URL, tinggal edit URLnya saja, tidak perlu membuat blogpost baru agar URL menyesuaikan judul.
Edit Komentar
Pernah mendapatkan komentar yang bikin eneg? Bukan, bukan komentar pembesar payudara, nawarin utang atau apa, itu mah masuk ke spam biasanya, tetapi komentar dari wan-kawan yang kayak enggak ikhlas komentarnya, semacam “Ini pasti iklan ya?” atau “Kok ngiklan melulu sih?” atau yang paling ngeselin, “merk X lagi, dimana-mana merk X, enggak ada yang lain apa?”
Edit komentar ini juga bisa dilakukan jika ada komentator yang typo mengetik url-nya, sehingga menyebabkan broken link. Broken link ini bikin para blogger sewot karena menyebabkan spam score tinggi dan mempengaruhi performa blog.
Jika lagi slow, aku memilih untuk mengedit komentarnya. Kalau lagi enggak waras ya hapus saja sudah. ๐
Set Featured Image
Di blogspot, foto yang diupload pertama kali otomatis menjadi featured image. Kalau di WordPress, ada pilihan untuk memakain foto yang mana. Bahkan ada pengaturan apakah featured image dimunculkan di postingan sebagai gambar pertama atau ditiadakan dari postingan.
Membantu banget untuk orang-orang yang suka menulis secara random macam emak K. Ide-ide muncul di sela-sela menulis, kadangkala gambar pertama bisa menjadi gambar terakhir karena mengubah alur pembahasan. Hahaha.
Edit Nama Foto
Dulu saat menggunakan blogspot, aku harus menyiapkan foto sekaligus komplit dengan namanya sebelum posting karena blogspot tidak menyediakan feature editing printilan identitas foto. Nah, di WordPress, kita bisa mengedit printilan foto untuk menyesuaikan dengan keyword yang kita bidik.
Sudah 500an kata, padahal masih banyak yang ingin ditulis. Biar adil, aku juga mau cerita ENGGAK ENAKNYA memakai WordPress Self Hosted.
Konsekuensi Memakai WordPress Self Hosted
Bagaimanapun enaknya memakai WordPress Selfhosted, aku harus mengakui jika memakai WordPress Self Hosted juga ada enggak enaknya.
WordPressnya Gratis, Hostingnya… Bayar dong!
Hahaha. Berbeda dengan pengguna blogspot yang hanya memikirkan perpanjangan domain setiap tahun– Itu pun jika domainnya TLD–, pengguna WordPress Self Hosted harus memikirkan juga perpanjangan hosting, diakui atau tidak, perpanjangan hosting ini kadangkala membuatku galau. Jadi sebelum beralih ke WordPress Self Hosted, ada baiknya kita menghitung benefitnya terlebih dahulu. ๐
Harus Rajin Back up
Jika kita memakai blogspot, terus lupa memperpanjang atau sengaja enggak memperpanjang sewa domain karena lagi bokek, domain otomatis berubah ke sub domain blogspot dengan postingan dan theme yang aman sentausa. Berbeda dengan WordPress Self Hosted, kalau kita alpa memperpanjang, artinya kiamat kecil. Wkwkwkwk, maksudku, lenyap semua database yang pernah kita simpan. Jadi, harus rajin-rajin backup, entah backup ke WordPress Org atau blogspot yang diset privat, atau back up manual di office.
Harus Rajin Memantau Disk Space dan CPU Usage
Ini bagian yang paling njelehi.ย Kalau membayar hosting bisalah, tinggal bayar. Kalau memantau CPanel. O em Ji, emak K rada-rada horor gitu memantau Cpanel. Apalagi kalau melihat tanda merah di Disk Space atau CPU Usage, mata kayak udah berkunang-kunang. Wkwkwkwk.
Ya, pengguna WordPress Self Hosted harus melakukan kompress fot, pilah-pilih apakah foto ini penting atau tidak, demi menjga kestabilan Disk Space dan CPU Usage. Bahkan Emak K sampai meminta tolong abah K untuk mengatur penyimpanan foto di Google Drive agar hostingnya tetap aman sentausa. Huks.
Selesai sudah tantangan dari mbak Almazia. So, kalau kamu, apa yang membuatmu memilih untuk memakai WordPress atau blogspot?
Alfa Kurnia
Aku pakai WordPress self-hosted karena gampang dan clean. Titik
Kecuali bagian ngurusin CPanel sik, agak bikin mumet buat emak2 gaptek. Tapi informasi tentang maintain blog ini kan sudah gampang digugel jadi jatuhnya gampang juga hahaha. 8 tahun pake wp self hosted belum ingin pindah ke lain hati, untuk ngakalin mahalnya sewa hosting, tiap ada sponsored post, alokasikan sekian persen ke kredit web hosting. Jadi pas waktunya perpanjang sudah tinggal kurangin dari kredit aja misalnya belum cukup ya paling nambah dikit.
Dwi Wahyudi
Lebih fleksibel dan sangat mudah dalam penggunaannya karena didukung oleh banyak plugin. ๐
Damar Aisyah
Aku jadi mupeng migrasi ke WP, duh kiro2 sanggup nggak ya?
masirwin
udah lama pake WP,, memang paling bagus dibanding Drupal ataupun JOOMLA
Erin
Aku baru hijrah mba ke self hosted, sambil belajar ngurusinnya.
Walau ribet, tapi asyik juga dan yang paling aku suka adalah plugin Yoast Seo.
Sedangkan masalah back up, baru kepikiran setelah baca artikel ini. Noted, mba.
Makasih buat sharingnya.