To Travel is to take a journey into yourself.
Menelusuri jejak diri, menguatkan bonding dengan orang-orang tercinta.
Minggu lalu kami menyambangi Kebun Binatang Surabaya, salah satu encana trip untuk si K, demi menguatkan keingintahuannya tentang binatang-binatang yang tidak ada di sekitar rumah. Selepas urusan Rumah Sakit selesai, kami meluncur ke Kebun Binatang Surabaya berempat, emak K, abah K, si K, dan mas Thoriq, kakak sepupunya si K.
Keliling Kebun Binatang Surabaya
Setelah menyusuri jalanan Sidoarjo-Surabaya dengan motor, kami akhirnya sampai di Kebun Binatang Surabaya. Di depan Kebun Binatang Surabaya ada ATM BNI dan Mandiri, kami mampir untuk mengambil barang beberapa lembar uang. Sempat kebingungan mencai kantong parki yang semrawut enggak karuan, kami akhirnya bisa parkir di salah satu tempat yang lumayan lega. Tenaga parkirnya super terbatas, enggak mengatur parkir agar rapi, padahal kami membayar karcis 5k.
Tiket seharga 17k/ orang, kala itu hari Selasa, saat libur Tahun Baru Islam, sudah terbeli. Kami menyusuri Kebun Binatang Surabaya dari areal unggas. Areal Kebun Binatang lumayan teduh dan bersih dengan penghuni yang terawat. Si K terlihat sangat antusias bertanya tentang apapun yang ada di kebun binatang, sayangnya, si K enggak mau jalan sendiri. Emaknya pegel, Rek.
Lelah menyusuri jalan setapak, kami akhirnya memutuskan untuk istirahat sejenak di warung makan. Warung makannya dekat dengan areal mamalia. Harganya lumayan mahal. Pop mie dipatok 10k/cup. Sambal yang tersaji di meja makan bikin nafsu hilang seketika karena tampilannya sungguh enggak sedap dipandang. Sayang banget~
Breakfast with Elephants
Si K dan mas Orik sudah memberikan kode ingin naik gajah sebelum berangkat ke Kebun Binatang Surabaya. Sampai di lokasi Breakfast with Elephants, aku mencoba bertanya kepada si Mbak penjaga karcis. Harga karcis 75k/ orang. Anak usia 2 tahun ke atas sudah dikenakan karcis. Karcis termasuk naik gajah, voucher makan dan voucher foto.
Sudah kepalang basah jauh-jauh ke Surabaya, mandi saja sekalian dengan menunggang gajah meski menguras kantong lebih dalam. 225k hanya untuk naik gajah bertiga. Hahaha. Antrinya lumayan, si K agak rewel karena enggak sabaran.
Sayangnya, informasi yang kami dapatkan terkait fasilitas tiket terbatas, enggak detail. Kami malah memutuskan untuk jalan-jalan dulu sebelum mengambil foto dan makan. Kami kembali ke Areal Beakfast with Elepants setelah keliling, di saat anak-anak sudah rewel kelelahan. Aku mengambil 3 foto dan 3 bungkus makannan yang terdiri dari Gado-gado, rujak dan campur.
Sesuatu yang membuatku menyesal sekaligus menjadi pelajaran yang ingin kubagi via blogpost.
Di dalam areal Breakfast with Elephants ada pojokan untuk foto bersama burung dengan tempat makan bersih bergaya ruistic. Jika kamu memiliki 3 voucher foto, SANGAT DISARANKAN untuk foto juga di areal foto bersama burung. 1 Voucher foto akan mendapatkan 1 foto cetak. Karena emak K cuma foto satu kali dan enggak foto lagi di areal foto bersama burung, anak-anak juga sudah riwil bnget, akhirnya memutuskan untuk mencetak foto bersama gajah sebanyak 3 buah.
Menu makan disajikan dengan geobak ala-ala pedagang keliling yang tetata rapi. Kamu bisa menukar voucher makan dengan menu apapun yang tersaji tanpa tambahan biaya. Voucher makan tersebut meliputi satu porsi makanan dan minuman. Boleh dibungkus dibawa pulang, boleh juga dimakan di tempat sambil menunggu cetak foto.
Aku sangat merekomendasikan untuk menikmati Breakfast with Elephants daripada beli di warung makan. Selain rasa makanannya yang jauh lebih enak, tempatnya juga jauh lebih comfy. Sekalian membuat album foto keluarga juga. Kita boleh meminta soft file-nya dengan FD atau via kabel data ke Hp.
Meyusuri Jalan Pulang
Setelah mengambil foto dan makanan, kami menyusuri jalan untuk pulang. Sebenarnya di KBS ada musium dan perpustakaan yang terdapat areal main anak, tapi karena anak-anak sudah terlihat lelah, kami memutuskan untuk segera pulang sebelum anak-anak cranky. Khawatir juga si K tantrum kalau terlalu lelah.
Sebelum pintu masuk, di dekat kandang Singa, ada becak air yang bisa disewa. Si K langsung nacang-ancang ingin naik becak air. Wkwkwkwk, emaknya ogah karena si K pasti main air dan kami enggak bawa baju ganti.
Kami pulang dengan rasa bahagia. Sempat mampir ke kampus abah K dan masjid Al Akbar Surabya. Ngobrol banyak. Abah K cerita tentang masa-masa yang dilaluinya di Surabaya, dimana dia menginap, darimana dia harus jalan kaki menuju kampus, dimana tempat ngopi favoritnya, dimana dia sering ketemu teman-temannya. Untungnya enggak mbahas sesembak di masa lalu, bisa langsung bad mud dakuh. Bhahaha.
Maaf ya, saking intimnya kami menghabsikan waktu bersama, kami sampai lupa untuk mengambil foto yang layak di setiap pojokan. Semoga ceritanya sudah cukup mewakili pengalaman family trip kami.Heuheuu.
To Travel is to take a journey into yourself, to take a journey into your lovely heart, then you’ll know how strong your hubby is.