Aku memutuskan untuk menonaktifkan centang biru whatsapp sudah lama. Mungkin sejak aku menjadi customer service urusan abah K. Tahu sendiri, kan, urusan aplikasi itu enggak mengenal jam. Sering banget di wapri saat lagi liburan, jika hanya kubaca dan enggak kubalas saat itu juga, orangnya baper. Merasa dicuekin.
Oh God!
Padahal urusan aplikasi tidak semudah membalas curhatan, musti ngecek dulu dari a-z, itu pun harus via laptop. Lha kalau kami sedang keluar enggak bawa laptop apa ya trus kudu segera mencari laptop? Huh?
Diperparah saat si K mulai aktif berjalan dan merangkak. Di saat si K bangun, aku hanya bisa membuka whatsapp sebentar dan langsung fokus ke si K lagi. Hanya whatsapp mendesak dan urgent saja yang aku balas langsung, chat yang enggak urgent ku-skip dulu dan akan kubalas nanti kalau si K sudah capek dan enggak pindah kesana-kemari.
Ada jenis orang-orang tertentu, yang begitu tahu centang biru tetapi tidak kunjung dibalas malah mengirim spam huruf ‘P’. Entah kenapa, mungkin karena aperasaanku yang sensitif, dikirimi pesan berulang-ulang membuatku merasa diteror. Apakah orang-orang itu enggak bisa menghargai mereka yang sedang ada urusan?
Akhirnya, aku memutuskan untuk menonaktifkan centang biru whatsapp demi kestabilan emosi. Orang yang neror dengan chat pang-ping-pang-ping setiap aku sudah baca chat dan centang berubah jadi biru mulai berkurang jauh. Meski ada sih yang enggak sabar chatnya belum dibalas, nerornya ganti melakukan panggilan yang enggak bakal kujawab. Hahaha.
Menonaktifkan Centang Biru WhatsApp
Menonaktifkan centang biru WhatsApp caranya sangat mudah. Klik setting di titik tiga pojok kanan-setelan-akun-privasi, dan non aktifkan Laporan dibaca. Menonaktifkan centang biru di WhatsApp artinya kita juga tidak bisa melihat apakah orang lain sudah membaca pesan kita atau belum. Selain itu kita tidak bisa mengintip siapa saja yang sudah melihat story kita, pun nama kita enggak akan muncul di daftar orang yang melihat story orang lain.
Centang biru whatsapp yang sudah dinonaktifkan tetap muncul pemberitahuannya di dalam grup. Jadi kalau di grup tetap kelihatan apakah kita membaca pesan orang tersebut atau enggak. Jadi tetap ketahuan kita sekedar ngintip di grup, enggak pernah buka grup atau aktif di dalamnya. Hehehe
Yay and Nay Menonaktifkan Centang Biru WhatsApp
Aku tidak menyangka jika menonaktifkan centang biru di WhatsApp menjadi keributan kecil. Levelnya sudah judgement; bahwa yang menonaktifkan centang biru adalah orang-orang yang insecure, tidak percaya diri. Enggak cuma itu, ada juga yang menuduh kami tidak dewasa, pengecut, punya masalah hidup, penggantung harapan….
Errrr…
Emak K mah pengen nanya, yang mempermasalahkan orang lain menonaktifkan centang biru whatsapp, enggak punya masalah hidup toh? Kurasa semua orang mempunyai masalah hidup. Its just about a choice. Hanya sebuah pilihan.
Seperti halnya memilih untuk mengatur akun medsos dengan publik atau sebatas teman, memilih untuk menampilkan muka anak-anak atau tidak, memilih untuk memakai cadar, memilih untuk tidak berteman dengan mantan.
Wkakakaka.
Sekarang emak K serius, its just about a choice. Ini hanya sebuah pilihan. Pilih mana yang membuatmu merasa nyaman, usah peduli komentar orang. Seperti halnya emak K yang memilih untuk menonaktifkan centang biru whatsapp, membuat facebook dan instagram tersetting publik, unfollow beberapa akun yang menyuarakan hate speech dan vibrasi negatif.
Ini hanya tentang sebuah pilihan. Selama tidak melanggar perintah-Nya, berdirilah dimana kamu merasa nyaman.