Pandemi Covid-19 sudah berjalan 7 bulan lamanya. Tiga bulan pertama kami patuh untuk betul-betul di rumah saja dan keluar hanya jika ada keperluan mendesak. Itu pun setelah keluar rumah langsung mandi dan merendam baju dengan detergen. Setelah tiga bulan, aku jenuh poll-pollan. Tidak mudah untuk di rumah saja tanpa bermain di luar karena si K adalah tipikal anak kinestetik dengan dominan naturalis yang membutuhkan sentuhan alam dan ruang gerak yang luas.
Stres? Iya. Jenuh? Pasti.
Efeknya, emosiku enggak karu-karuan. Tepat setelah lebaran yang menguras psikis karena mellow enggak bisa mudik, Allah menitipkan amanah di rahimku. Aku semakin tertekan, dan… tentu saja sangat berpengaruh kepada si K. Abah K mengajak kami keluar sejenak agar emak K kembali waras dan beliau bisa bekerja dengan tenang.
Awalnya aku was-was untuk traveling di tengah pandemi Covid-19. Aman kah? Bagaimana jika ternyata ada yang sedang membawa virus? Bagaimana jika ternyata kami sehat-sehat saja tetapi membawa virus yang bisa menular ke orang lain? Kekhawatiran diri ini yang membawa virus adalah kekhawatiran terbesar. Kami memutuskan untuk merancang traveling yang sesuai protokol pencegahan penularan Covid-19.
Memilih Tempat Traveling Terbuka yang Tidak Ramai
Aku mencari informasi apakah daerah yang kami tuju ada tempat-tempat yang ramai karena viral atau terjadi penumpukan kendaraan. Saat itu kami memilih Bandungan karena kami mencari hawa yang sejuk daerah pegunungan dan dekat dengan Semarang. Bandungan-Semarang hanya 1 jam perjalanan dengan menggunakan sepeda motor.
Setelah memastikan Bandungan tidak terjadi penumpukan atau kemacetan panjang. Kami memutuskan untuk kesana tetapi hanya berkeliling menikmati pemandangan pegunungan dan enggak mampir ke tempat wisata yang sedang ramai. Kami memanfaatkan promo hotel murah untuk mencari penginapan sekedar ganti suasana. Tentu, kami memilih hotel yang sedang tidak hits untuk menghindari keramaian.
Jangan sekali-kali nekat masuk ke tempat wisata yang ramai hanya karena penasaran. Simpan dulu rasa penasaranmu, kita bisa menikmati lain kali. Keamanan dan kesehatan jauh lebih penting dibandingkan ikut-ikutan meramaikan media sosial dengan laporan kunjungan ke tempat wisata yang sedang hits.
Kami membatalkan semua rencana kunjungan ke tempat wisata hanya karena terjadi antrian kendaraan dan parkiran terlihat penuh. Sampai saat ini, Dusun Semilir, Ungaran, masih penuh parkirannya dan kami belum kesana karena setiap ada kesempatan untuk kesana selalu terjadi antrian kendaraan. Wis, mending keliling menikmati pemandangan lain daripada nekat berdesakan di dalam.
Membawa Starterkit Pencegahan Covid-19
Jangan sekali-kali melupakan starterkit pencegahan Covid-19 karena ini adalah poin yang paling penting untuk memastikan traveling kita aman. Apalagi jika kita mempunyai tempat khusus penyimpanan starterkit pencegahan Covid-19 yang selalu kita cek kelengkapan dan ketersediaannya, tentu akan sangat membantu dan tidak membuat kita repot menyiapkannya setiap kali akan keluar rumah.
Starterkit minimal yang harus kita siapkan setiap kali keluar rumah adalah;
- Handsanitizer. Boleh yang spray, boleh juga yang gel. Senyamannya kita saja. Handsanitizer ini digunakan saat kita tidak menemukan tempat cuci tangan dengan sabun.
- Cadangan masker bersih. Masker harus ganti setiap 4 jam sekali. Sangat penting untuk membawa simpanan masker bersih di dalam tas pergi kita agar masker yang kita pakai terjamin kebersihannya.
- Tisu kering dan tisu basah. Sejak Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi, aku rada horor menggunakan sapu tangan di tempat umum dan memilih untuk menggunakan tisu kering dan tisu basah sekali pakai.
Jika kita berencana untuk menginap, selalu pastikan hotel yang kita kunjungi sudah menerapkan protokol pencegahan penularan covid-19. Biasanya hotel menambahkan informasi prosedur pencegahan penularan Covid-19 yang diterapkan di dalam hotel.
Membawa perlengkapan mandi pribadi juga perlu jika kita termasuk orang yang kurang percaya dengan kebersihan handuk di hotel. Aku kemaren enggak bawa handuk karena terlalu percaya dengan pihak hotel yang menjamin handuk dan perlengkapan lainnya sudah dicuci. Wkwkwkwk.
Pilih Asupan Makan yang Bergizi, Selalu Pastikan Imun Tubuh Kuat
Sebelum pandemi Covid-19, travelling adalah saat-saat untuk mencicipi kuliner lokal dan sedikit mengabaikan pola makan sehat yang sedang dijalani. Sejak pandemi Covid-19, justru kami tidak berani macam-macam dengan asupan nutrisi di dalam tubuh saat traveling. Bagaimanapun kita menghindari keramaian, interaksi dengan orang lain tidak dapat ditiadakan sama sekali dan kita tidak tahu bagaimana keadaan mereka. Maka, sangat pennting untuk tetap memelihara imunitas tubuh dengan asupan makanan yang sehat.
Kami bahkan rela membawa blender demi tetap menikmati jus sayur sesuai jadwal pola makan Food Combining yang kami jalani. Dulu? Dulu kalau enggak ketemu penjual jus ya lempeng saja enggak menikmati jus sayur. Hahaha. Sekarang, harus memastikan tubuh tetap mendapatkan asupan makanan terbaik agar imunnya tetap kuat untuk melawan virus ataupun bakteri jahat.
Well, ribet ya sekarang untuk traveling. Enggak cuma mikirin budget, tetapi juga mikirin protokol pencegahan penularan Covid-19 juga. Semoga Covid-19 segera berlalu dan kita bisa kembali berinteraksi tanpa bayang-bayang kekhawatiran penularan penyakit.
Please, Get well soon, Dear World!