Mbak Arin dan mbak Ran #BloggerKAH menantangku untuk menulis tentang Rumah Impian pada kolaborasi kali ini. Wah, emak K semangat, dong, secara, menulis mimpi adalah langkah pertama untuk memulai mimpi tersebut agar lebih terpetakan. Hahahaha. MaasyaAllah.
Aku dan abah K sejak awal menikah sudah berdiskusi tentang rumah impian seperti apa yang ingin kami wujudkan. Rumah impian kami tidak neko-neko, sih. Coba deh cek detail berikut.
Contents
Halaman Luas
Sejak kecil, aku terobsesi dengan rumah yang mempunyai halaman luas. Dulu saat rumah di Salatiga belum dibangun warung di depan, kami bebas bermain sepuasnya, memanjat pohon jambu, bermain petak umpet. Tiap pagi, menguar wangi bunga kopi yang ditanam di samping rumah dan bunga melati di depan rumah.
Tidak lupa, kami akan blusukan di ‘dadah’ pagar hidup di depan rumah yang rimbun. Saking rimbunnya, cukup untuk bersembunyi anak-anak kicik.
Aku ingin si K merasakan yang sama. Tanah sekarang mahal, Mak! Ya, siapa tahu kami diberi rejeki agar bisa membeli tanah luas di jaman ini. HaHaHa.
Petak Bunga dan Sayur Impian
Pada dasarnya, aku suka menanam. Tetapi belakangan malas tingkat dewa, apa pasal, tempat tinggalku nomaden, setiap kutinggal pulang ke kampung abah K, bunga di rumah Salatiga mati karena tidak ada yang merawat. Hiks.
DI halaman yang luas nanti, aku ingin menanam aneka sayur dan bunga, tidak lupa beberapa tanaman apotik hidup. Dih, ini pelajaran PPKN jaman hong, ya? Ngahahaha.
Tidak lupa pohon buah di sekelilingya, rambutan, kelengkeng, jambu kristal, belimbing, sawo, mangga, salak, jeruk… Hahaha, aku terinspirasi dari rumah mertua yang sangat banyak pohon buahnya. Seru banget setiap kali musim buah tiba, saudara beramai-ramai datang untuk ikut mencicipi buah fresh dari pohonnya.
Kolam Ikan
Kolam ikan di depan rumah Kakak Tegar yang hanya berukuran 1 m x 1 m, tetapi bisa menyuplai kebutuhan lele segar keluarga, membuatku bertekad untuk membuat kolam juga kelak. Si K suka banget mengamati dan memberi makan ikan-ikan di rumah Kakak Tegar.
Jika mimpi mempunyai kandang kambing dan kandang sapi harus dikubur dalam-dalam karen ketiadaan tenaga untuk mencari rumput, kolam ikan bisa menjadi alternatif peliharaan. Kalau ayam? Aku tidak cukup telaten untuk mmbersihkan kotorannya. Hahaha. :p
Pojok Main dan Baca Impian
Aku sempat berdiskusi dengan abah K jika aku diberi kesempatan berwakaf, aku ingin mewakafkan sepetak tanah di halaman untuk tempat bermain, jika dan hanay jika tempat tinggalku kelak tempat ibadahnya sudah memadai. Berangkat dari keprihatinan lahan main yang semakin sempit, ide mewakafkan sepetak tanah untuk tempat bermain sepertinya asik.
Selain meminimalisir gadget, kebutuhan sosialisasi dan mengasah kepekaan anak-anakku nanti akan terpenuhi dengan teman-teman yang turut bermain di petak main ini. Lahan 4 m x 6 m sepertinya sudah cukup untuk bermain gobag sodor, apalagi cuma main setinan.
Pojok Main ini akan bersinergi dengan Taman Baca yang kini sudah mulai berjalan. So, saat anak-anak lelah bermain, mereka bisa beristirahat sembari membaca buku-buku yang kusediakan. Hmm, seru ya? Meskipun anak-anak sudah besar, abah K sibuk bekerja, aku tidak kesepian. Eh.
Rumah Kayu
Saat abah K bertanya, rumah seperti apa yang kuinginkan, aku menjawab jika aku ingin mempunyai rumah kayu klasik model joglo, look so hommy. Tidak perlu terlalu luas, Emak lelah beberesnya. Wkwkwk. Cukup dengan kamar yang cukup, ruang sholat, ruang kerja abah K, dapur dan kamar mandi yang bersih, kompartemen yang memadai, dan desain rumah yang irit lampu. 😀
Yang menjadi catatan, aku tidak ingin memiliki rumah tingkat, traumatik si K sering glundang-glundung jatuh dari tangga. Mana naik turun tangga capek. 🙁
Banyak syarat, ya? Ngahaha. Tidak ada yang melarang untuk bermimpi, kan. Mumpung tantangan bulan ini Rumah Impian, bermimpilah setinggi-tingginya.
Bagaimanapun rumahku nanti, semoga selalu dirindukan penghuninya, ngawe-ngawe untuk pulang segera, karena kehangatan keluarga yang tidak tergantikan.
Kamu, gimana rumah impian kamu? Kalau Rumah Impian mbak Arin bisa dibaca disini, mbak Ran disini. Boleh berbagi di komentar, dan mari aminkan bersama-sama, biarkan semesta yang bekerja untuk mewujdukan, dengan Kehendak-Nya, tentu saja.
Arinta Adiningtyas
Aamiin..semoga terwujud yaa Mbak.. Aku juga pengen punya halaman yang luas biar bisa ditanami pohon-pohonan.. Tapi sepertinya itu untuk rumah kedua kami nanti, hihihi.. Dan sepertinya nggak di kota macam rumah sekarang. Mungkin kalau ntar pulang ke Purworejo kali yaa..
Rani R Tyas
Aku pengen punya halaman yang cukup saja, cukup untuk ditanami apotek hidup, cukup untuk nanam 1 atau 2 buah pohon tapi jangan terlalu luas juga kayak asrama yang ditempati kami dulu. Meskipun kami bisa bermain sepakbola di halaman tersebut tapi capek bok nyabutin rumputnya..