Site icon Widi Utami

Upgrade Skill Pakai Aplikasi Siap Kerja Ditengah Keterbatasan Hard of Hearing

Upgrade Skill Pakai Aplikasi Siap Kerja Ditengah Keterbatasan Hard of Hearing

Upgrade Skill Pakai Aplikasi Siap Kerja Ditengah Keterbatasan Hard of Hearing

Pandemi Covid-19 bisa dibilang menjadi tantangan berat bagi Tuli, baik Tuli ringan, Hard of Hearing, maupun Tuli Berat. Masker membuatku tidak bisa membaca gerakan bibir lawan bicara, padahal membaca gerakan bibir adalah salah satu penolong kami dalam memahami pembicaraan lawan,. Kebayang kan gimana stressnya kami ketika semua orang diwajibkan memakai masker tanpa kecuali. Di tengah pandemi yang serba tidak jelas, aku memutuskan untuk mundur dari tim kantor dan memilih menyibukkan diri dengan meningkatkan kemampuan pakai aplikasi siap kerja, belajar dari aplikasi belajar online, baca buku dan menghabiskan hari-hari bersama keluarga.

Bukan tanpa pertimbangan aku mundur dari tim kantor. Di saat tidak sedikit orang yang terkena PHK, aku memilih mundur. Selain stress karena aku tidak bisa mengikuti meeting, aku juga tidak mau menjadi beban kantor karena produktivitasku menurun dan mengganggu kinerja tim. Iya sih bisa meminta tolong tim untuk chat atau menulis jika ada perlu denganku, tetapi aku tidak bisa mengikuti meeting baik secara online maupun offline yang bisa membuat kordinasi antar anggota tim sedikit repot.

Contents

Tantangan Perempuan dengan Hard of Hearing di Dunia Kerja

Dunia kerja untuk perempuan Hard of Hearing terhitung berat. Harus kuakui itu. Apalagi perempuan dengan hard of hearing yang sudah menikah dan punya anak. Beban ini semakin terasa ketika pandemi menyapa di awal 2020, semua urusan terlihat berat dan menyebalkan. Masker membuatku tidak ingin berinteraksi dengan apapun, termasuk pekerjaan.

Tantangan terberat yang kurasakan di dunia kerja adalah tantangan komunikasi. Tidak semua orang bisa memahami kebutuhan khusus perempuan dengan hard of hearing. Tidak jarang aku keliru melaksanakan intruksi atau menerima informasi yang berujung ke konflik internal kantor. Tantangan komunikasi pada pekerja hard of hearing ini membutuhkan kerjasama dan kekompakan antar anggota tim sehingga gap informasi yang diterima oleh perempuan pekerja dengan hard of hearing bisa teratasi dengan baik.

Tidak berhenti pada komunikasi saja, perempuan dengan hard of hearing sangat rawan menerima bullying di dunia kerja. Aku pribadi belum pernah menerima bullying yang ekstrem di dunia kerja, paling-paling hanya dites pendengarannya dengan memanggil-manggil lalu tertawa ketika aku bingung. Lain hal dengan teman Tuli yang bekerja di pabrik, mereka sering dijadikan olok-olok oleh rekan kerja.

Seorang teman Tuli pernah bercerita jika dia dimarahin habis-habisan karena salah menerima intruksi. Teman lain diberhentikan dari pekerjaannya sebagai pelayan warung makan karena pemilik merasa tidak sanggup memberikan intruksi khusus kepada teman Tuli. Yha, aku juga tidak bisa menyalahkan pemilik usaha yang tidak sanggup mempunyai pegawai Tuli karena memang membutuhkan perlakuan dan perhatian khusus dibanding pegawai tanpa kebutuhan khusus.

Banyak orang yang menyarankan teman Tuli untuk mempunyai usaha sendiri agar tidak mengalami diskriminasi di dunia kerja. Namun tidak semudah itu untuk membangun usaha. Pengalaman paling menyebalkan bagiku saat memulai usaha adalah ketika barang yang kujual laku karena faktor kasihan. Sampai kapan sih orang kuat beli karena faktor kasihan? Tidak lama, ada batasannya.

Belajar dari tantangan-tantangan yang dihadapi hard of hearing di dunia kerja, aku tidak memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga tulen dan menghindari dunia kerja. Didukung penuh oleh suami, aku tetap berkecimpung di dunia kerja dengan meningkatkan kemampuan agar aku bisa bekerja dengan profesional. Orang mencariku karena memang mengakui keahlianku, bukan karena faktor kasihan belaka.

Perempuan dengan Hard of Hearing Belajar di Masa Pandemi

Memang pandemi membuat semua orang harus memakai masker, pertemuan terbatas dan segala hal beralih ke daring. Awal-awal pandemi aku stress. Merasa semua tidak bersahabat dengan kebutuhan khusus Tuli. Ternyata aku lupa, di masa serba digital ini banyak alat pendukung yang bisa digunakan untuk membantu teman Tuli. Aku memanfaatkan banyak alat belajar untuk mengasah ketrampilanku dalam kondisi keterbatasan Hard of Hearing.

Aplikasi Penerjemah Speech to Text.

Aplikasi penerjemah speech to text kugunakan ketika aku ingin belajar dari video atau voice. Sekarang kan banyak webinar dari yang gratis sampai yang berbayar untuk upskilling dan reskilling. Awal-awal pandemi, aku merasa iri dengan teman-teman yang bisa mengakses webinar gratis karena belum menemukan alikasi penerjemah speech to text yang tepat. Semakin kesini, aplikasi penerjemah speech to text yang tersedia semakin beragam dengan pilihan keakuratan yang beragam pula. Kalau untuk bahasa Indonesia, aku menggunakan webcaptioner dan Live Transvibe. Belum 100% akurat sih hasilnya, cuma dari susunan kalimat dan usaha untuk membaca bibir pembicara, aku bisa menangkap ilmunya.

Aplikasi Perpustakaan Nasional dan Daerah.

Aku merasa sangat terbantu dengan keberadaan aplikasi perpustakaan nasional; iPusnas dan aplikasi perpustakaan daerah untuk mengakses buku-buku yang belum bisa kubeli. Apalagi selama pandemi perpustakaan tutup total sehingga kita tidak bisa mengakses buku fisik dengan mudah. Keberadaan iPUsnas membuatku terbantu untuk mengakses bahan belajar penunjang webinar. Seperti halnya saat sekolah dulu aku membutuhkan buku untuk menambal gap materi yang dijelaskan oleh guru, untuk webinar aku juga membutuhkan rujukan buku untuk menambal gap materi webinar.

Kursus di Aplikasi Siap Kerja QuBisa.

Pandemi membuat semua lini ‘terpaksa’ bermertamorfosis menyediakan akses digital. Salah satu hikmah pandemi Covid-19 yang baru kusadari belakangan ini. Kursus-kursus offline yang biasanya sulit kuikuti karena aku terkendala pendengaran, kini bisa kuikuti melalui gadget yang kupunya. Sesukaku, dimanapun, kapanpun. Banyak pilihan untuk kursus online gratis yang bisa kita pilih sesuai dengan passion kita.

Aku bisa mendaftar kursus sesuai dengan bidang yang kubutuhkan. Salah satu aplikasi siap kerja yang menjadi rujukan belajarku adalah aplikasi belajar online QuBisa yang menyediakan berbagai materi, baik webinar, kursus, microlearning maupun belajar kilat.

Upgrade Skill Di Masa Pandemi bareng Aplikasi Siap Kerja QuBisa

Menyenangkan sekali bisa belajar gak pake ribet sesuai dengan kebutuhan. Aku memutuskan untuk mengikuti kursus cara membuat form email di wordpress dengan contact form-7. Sebagai blogger yang menggunakan platform WordPress, materi ini sangat kubutuhkan untuk memaksimalkan interaksi dengan pengunjung.

Materi membuat form email di WordPress dengan Contact Form-7 ini terdiri dari 5 video pembelajaran; Pendahuluan, membuat form email, melakukan check email, memasang re-chapta, memasang kolom data, menambahkan data form. Kursusnya memang menggunakan video tanpa subtitle, tetapi aku tidak kesulitan untuk mengikutinya karena ada video step by step dan aku juga menggunakan webcaptioner untuk menerjemahkan suara Bapak Su Rahman.

Meskipun kursus Cara Membuat Form Email di WordPress Dengan Contact Form 7 ini merupakan kursus online gratis, namun Bapak Su Rahman tetap membuatnya dengan mendalam dan mudah dipahami. Bahkan beliau juga menjelaskan bagaimana memasang re-chapta agar tidak diserang oleh pesan spamming. Ehee, dulu aku sudah pernah menggunakan Contact Form-7 namun belum pernah mengatur re-chapta-nya. Sampai disini, ngerti kan bedanya belajar otodidak tanpa panduan dengan belajar melalui kursus? Belajar tanpa panduan seringkali kita tidak sadar jika ada yang kurang lengkap.

QuBisa Kamu Bisa, Belajar Online dengan Menyenangkan

Aplikasi Siap Kerja QuBisa

Menembus batas Hard of Hearing dan ibu dengan 2 anak untuk belajar online membuatku semakin semnagat. QuBisa memungkinkan kita yang sibuk dengan anak-anak untuk belajar gak ribet dengan menyesuaikan jam tidur anak dan jam efektif otak kita. Biasanya aku mulai belajar di shubuh hari, setelah sholat shubuh dan anak-anak masih terlelap. Sungguh, anak-anak tidur dan otak sedng berada dalam keadaan fresh adalah cara belajar efektif untuk ibu-ibu dengan dua balita.

Ada Apa Saja di QuBisa

Apa saja sih yang ada di QuBisa? Banyaaak, sampai sekarang, 1 bulan setelah install aplikasi QuBisa, aku belum selesai mengeksplor semua fasilitas gratisnya. Fasilitas gratisnya saja belum selesai kueksplor apalagi kursus atau pembelajaran berbayarnya, ya. Heuuu

Ada enam jenis kelas yang tersedia di QuBisa, yakni:

Webinar

Sampai tulisan ini dibuat, ada 16 webinar yang tersedia di QuBisa dengan berbagai topik. 15 webinar merupakan webinar gratis dan 1 webinar merupakan webinar berbayar. Meskipun webinarnya gratis, webinar di QuBisa memberikan sertifikat kepada pesertanya. Wah, andai jaman mahasiswa sudah ada QuBisa, pasti aku tidak perlu pontang-panting mencari sertifikat sebagai salah satu syarat mendaftar ujian skripsi.

Kursus

Kursus menjadi pilihan yang tepat bagi kita yang membutuhkan penguasaan ketrampilan tertentu. Kursus disusun berdasarkan tingkat kesulitan yang bisa membantu kita untuk menguasai keahlian tertentu. Di QuBisa, ada 170 kursus yang bisa kita pilih sesuai minat kita. Jangan khawatir jika belum ada budget untuk mengkuti kursus berbayar, ada 67 kursus gratis yang tidak boleh kamu abaikan begitu saja untuk upskilling dan reskilling demi masa depan yang lebih cerah.

Belajar Kilat

Pernah gabut sampai rebahan mulu dan scroll medsos tanpa tujuan? Daripada bengong, lebih baik menyipak belajar kilat di QuBisa dengan para ahli di bidangnya. Belajar kilat ini bisa kita simak sambil lalu karena disajikan dalam bentuk video pendek. Ada banyak pilihan di belajar kilat, salah satunya cara meningkatkan personal branding yang bisa kita manfaatkan untuk membangun citra diri di media sosial. Biasanya dalam satu materi belajar kilat terdiri dari beberapa video yang bisa kita putar sesuai waktu luang kita.

Microlearning

Lain hal dengan belajar ilat yang terdiri dari beberapa video, microlearning merupakan video pembelajaran yang benar-benar singkat dan hanya terdiri dari satu video. Bear-benar penek, hanya 1-7 menit dalam setiap video. Gara-gara microlearning, aku jadi penasaran dengan cara meningkatkan personal branding di Linkedin dan mengulik kembali profil Linkedin-ku.

Paket Kursus

Beberapa keahlian membutuhkan kursus yang mendalam, dimana kursus ini harus menguasai beberapa hal sekaligus namun saling berkaitan. QuBisa menyediakan paket kursus untuk cara belajar efektif sehingga kita bisa menguasai sebuah keahlian dengan mendalam dan utuh. Contoh paket kursus yang disediakan QuBisa antaralain paket kursus membuat Aplikasi Android dan paket kursus Sertifikasi Pelatihan Manajemen Sumber daya Manusia.

***

Nah, belajar online sekarang sedemikian mudahnya. Belajar gak pake ribet yang memungkinkan kita belajar dalam kondisi apapun, termasuk dalam kondisi keterbatasan pendengaran. Jangan ketinggalan, segera install aplikasi QuBisa di Playstore untuk penggunaan gadget berbasis android dan App Store untuk kamu yang menggunakan gadget dari Apple.

Ada Blog Competition QuBisa dengan hadiah jutaan rupiah, jangan lupa ikutan. Siapa tahu upskilling, reskilling bonus hadiah dari lomba blog untuk modal. Pantengin infonya di aplikasi QuBisa dan media sosial QuBisa, ya!

Hadiah Pemenang Lomba Blog QuBisa
Exit mobile version