Jagad maya beberapa minggu ini dihebohkan dengan kemunculan makhluk satu ini lantaran uang nominal seratus ribu dan limapuluh ribu yang hilang secara misterius. Tidak ada bekas cobekan, tidak ada bekas cuthilan, yang hilang pun hanya nominal uang besar, seratus ribuan atau lima puluh ribuan.
Di beberapa postingan yang bercerita tentang kehilangan uang secara misterius ini muncul komentar-komentar dengan pengalaman serupa.
Lalu, kamu percaya, Dut?
Sejujurnya, aku tidak pernah mengalami hal ini, tetapi mengingat yang bercerita adalah orang-orang yang aku saksikan sendiri kejujurannya bertahun-tahun, plus banyak yang mengalami hal yang sama, aku meyakini jika hal ini memang terjadi di dunia nyata. Sampai-sampai, salah satu guruku pun pernah. Manusia sesholih beliau, dengan tirakat dan wirid yang tidak terputus, mengalami kehilangan uang karena dimaling tuyul.
Jadi, tuyul tidak ada hubungannya dengan kesholihan seseorang?
Sebelum membahas apakah tuyul berhubungan dengan tingkat kesholihan korban, aku ingin mengajakmu bercerita, dan mengalami bulu kuduk yang merinding seperti yang kualami saat sahabatku bercerita tentang pengalamannya.
Seperti Apakah Wujud Tuyul?
Malam itu, karena penasaran, aku sengaja berbincang dengan salah seorang sahabat melalui Whatsapp, bertanya, apakah ada amalan atau apapun lah agar tidak dijamah oleh tuyul lagi. Eh, sahabatku ini malah bercerita tentang pengalaman pamannya.
“Waktu itu, paman dari pihak Ibu penasaran, ngejar tuyul. Ketemu, dua biji tuyulnya. Aku diceritakan bentuknya. Perawakannya seperti anak-anak kecil itu, gundul. Hanya saja, mulutnya vertikal. Kalau kita kan mulutnya horisontal, nah, si tuyul ini mulutnya vertikal.”
Brrrr, membayangkan saja daku ngeri.
“Tetiba, aku sangat bersyukur karena aku tidak punya kemampuan melihat makhluk-makhluk itu.” balasku. “Terus, Pemiliknya ketahuan enggak?”
“Iya, si Tuyul ngaku. Tetapi, ceita selanjutnya aku lali, saking ngerinya membayangkan mulut vertikal, aku tidak fokus ke cerita selanjutnya.”
Benarkah Korban Tuyul adalah Orang-orang yang Lemah Imannya?
“Babaku saja pernah jadi korban, ” ujarnya.
Baba, panggilan untuk ayahnya, adalah orang yang sholih. Levelnya sudah super tinggi, tirakat dan wiridnya tidak perlu diragukan lagi. Lagipula, menghakimi jika orang-orang imannya lemah sungguh bukan adab yang baik.
Betapa sombongnya kita jika merasa lebih beriman daripada orang lain.
Jadi, tidak ada hubungannya tuyul dengan kesholihan seseorang. Jangan mentang-mentang kita enggak pernah kemalingan tuyul, lantas menuduh orang lain lemah imannya.
Adakah Amalan agar Tidak Diganggu oleh Tuyul?
For first, baca basmallah setiap kali nyelengi. Tetapi, ada juga tuyul yang enggak takut meskipun sudah dibacakan basmallah. Sahabatku berbagi tentang satu tips, hanya untuk orang-orang yang percaya saja. Aku sudah meminta ijin, katanya, ijazah ini boleh dibagi karena sifatnya umum.
Tulis Umar Al Faruq dalam huruf Arab (عمر الفاروق) pada sepotong kertas, taruh dimana tempat kita menyimpan uang. Diniatkan bertawasul dengan sayyidina Umar Al-Faruq.
Tentu saja tidak lupa menjaga dzikir, sunnah dan amalan wajib loh, ya. Apa enggak malu bertawasul kepada Sayyid Umar tetapi amalan amburadul.
Hmm, MaasyaAllah. Semoga orang-orang yang memelihara tuyul lekas bertaubat, minimal terketuk hatinya jika banyak yang susah payah menyimpan uangnya, eh, dia tega-teganya mengambil begitu saja. :/
Biar aman, sih, mending kita menabung uang-uang bernominal besar di bank saja.