Site icon Widi Utami

Terrible Two yang Melelahkan

Si K sedang berada di masa terible two yang sangat melelahkan. Emak yang biasanya nyabar-nyabarin diri enggak bentak, enggak nyubit, jadi gemes sendiri pingin nyubit sekeras-kerasnya. Sejauh ini paling nyubit segedhe gajah, sih, tetapi aku khawatir jika hal ini terus berlanjut dan emosiku kurang terkontrol.

Drama tantrum nyaris terjadi berulang-ulang setiap hari. Waktunya mandi, dia enggak mau. Emak paksa ke kamar mandi, eh, keasikan mandi dan enggak mau berhenti. Padahal tangganya sudah berkerut-kerut kedinginan. Emak gotong ke kamar, si K nangis kejer glundung-glundung enggak mau pakai baju.

Kzl.

Demi memelihara kewarasan, Emak keluar kamar dan membiarkan si K nangis sepuasnya. Kadang abahnya turun tangan, merayu dengan segala iming-iming, tetapi beliau nyerah juga akhirnya. Si K jika sedang tantrum enggak mempan disogok. Hahahaha

Contents

Terrible Two, Fase Menantang Anak Jelang 2 Tahun

Fase terrible two menurut Mak-Emak senior adalah masa-masa yang menguras emosi. Masa dimana mood anak bisa berubah 180 derajad hanya dalam hitungan detik. Masa dimana anak akan marah-marah nggak karuan hanya karena ibunya salah menafsirkan mimik dan pipis. Iya, aku masih kesulitan membedakan si K ngomong mimik atau pipis, sering frustasi jika ada yang komentar, “Dia minta mimik, kok malah mbok jak pipis.” Hahaha, maafkan Ibu, Nang.

Si Anak sedang ingin mandiri, berlaku seperti orang dewasa yang melakukan apa-apa sendiri, tetapi terkendala dengan kemampuannya. Orang dewasa yang buru-buru ingin memberikan bantuan untuk mengatasi kesulitan anak semakin memperburuk mood anak.

Emak Harus Tahan Emosi

Aku mencari informasi ke beberapa journal, semua journal mengharuskan Emak atau orang tua di dekatnya menahan emosi. Jangan sampai ketularan tantrum. Hahahaha, nanti malah jadi tantrum berjamaah.

Untuk mengatasi emosiku, aku menerapkan beberapa tahap yang kupelajari dari abah K. Beliau level sabarnya level dewa, belum pernah sekalipun memarahi si K. Wkwkwk

  1. Alihkan perhatian si K ke sesuatu yang ia suka.
  2. Jika poin satu tidak berhasil, coba tanya apa yang ia mau.
  3. Jika si Kecil masih saja temper tantrum, bersikap cuek sembari tetap menjaga anggota badannya agar tidak cedera saat ia menubrukkan ke sembarang arah.
  4. Peluk saat tantrumnya mulai reda, berikan pengertian dengan bahasa yang sederhana, lalu lupakan dan bermain kembali seolah-olah tidak ada apa-apa.

Belajar Membangun Komunikasi tentang Aturan

Beberapa sumber membeberkan jika anak yang berusia 2 tahun sudah mulai bisa diajak komunikasi tentang aturan dan kesepakatan dengan bahasa yang sederhana. Aku pun sedang belajar untuk mengajak si K berkomunikasi tentang aturan dan kesepakatan. Meskipun belum menampakkan hasil yang cukup memuaskan,sedikit demi sedikt si K bisa memahami, semisal, nonton Upin-Ipin hanya boleh menonton lewat TV setelah maghrib.

Jangan Marah dengan Kata-kata Buruk, Usia 2 Tahun adalah Masa Emas Membangun Kecerdasan Linguistik

Emak jika sudah emosi bawaannya pingin marah-marah melulu ke anak. Please stop it, Mak! Jangan sampai kata-kata buruk saat marah terekam di alam bawah sadar anak. Sulit, memang. Aku pun, seringkali pingin marah-marah ke si K, tetapi masih bisa ditahan dengan menyerahkan kendali si K kepada abahnya–Abahnya kerja di rumah, jadi bisa diganggu untuk mengasuh si K sejenak saat Emak K lelah. Lalu Emaknya buka medsos, baca buku, sampai merasa cukup waras dan siap bermain dengan si K lagi. Hahaha.

Angkat topi untuk Emak-emak yang menghadapi anak tantrum seorang diri di rumah.

 

Hiihihihi.Mak-Emak, ada yang punya tips bagaimana menghadapi terrible two yang mood swing banget ini?Bagi-bagi tipsnya, dongs. 🙂

 

Exit mobile version