Dalam scene tertentu, si K tipikal fast learner yang ngebut banget belajarnya. Matematikanya sekarang sudah sampe tambah, kurang dan memecahkan soal cerita. Baca angka sudah sampe 26– jumlah angka di puzzle Gajah kesayangannya.
Satu bendel printable berbagai aktivitas, dari cut and paste puzzle, menghitung dan memecahkan soal cerita, trace tulisan huruf, baca jam, baca arah angin, kosa kata, yang kurang lebih berisi 15 lembar, ia habiskan dalam semalam, sekali duduk.
Padahal printable itu aku niatkan untuk belajar satu minggu.
Tunggu, aku tidak bermaksud pamer kepintaran si K. Aku hanya ingin berbagi bagaimana aku mendiskusikan dengan abah K cara belajar si K yang super fast ini dalam satu bulanan ini.
Aku sengaja tidak menyiapkan printable banyak-banyak. Aku rem sementara keinginan belajar si K.
Karena….
Si K tidak sabaran. Ketika gagal melakukan sesuatu, ia ngambek, dilempar.
Ia juga gampang menyerah, meninggalkan apa yang belum diselesaikan.
Cenderung brak-bruk, enggak mau menyelesaikan tantangan sesuai rule. Semisal memindahkan pasir, dibanding mengambil sekop kecil, ia memilih untuk menumpahkan nampan.
Disinilah tantangan fast learner. Cepat bosan. Cepat menyerah ketika menemukan tantangan. Cenderung menyepelekan, menganggap enteng semua masalah. Dalam level tinggi, mungkin akan berakhir arogan.
Aku mencari cara. Sengaja membuat printilan jembatan dan jalan dari kardus, hanya demi memberikan contoh kepada si K bahwa ketelatenan akan membuat barang impian menjadi nyata. Aku memintanya untuk menggunting selotip yang akan kubuat untuk menempel.
Setelah semuanya siap, aku menata panggung sandiwara. Dengan tokoh utama mobil-mobil kesayangannya. ‘Menciptakan’ problem yang harus ia selesaikan hanya dengan piranti yang ada di dalam panggung sandiwara.
“Amber jalan menyusuri punggung gunung. Melihat pemandangan. Pohon-pohon berdiri gagah. Sawah hijau membentang. Di sisi kiri ada gunung Merapi aktif yang mengeluarkan asapnya. Di sisi kanan ada bukit menjulang. Oh, tidak! Brukkkkk…
Tiba-tiba semuanya gelap. Amber tertimbun reruntuhan bukit. Rupanya, hujan semalam suntuk membuat bukit yang sudah mulai gundul itu longsor. Amber membunyikan tanda darurat.
Di markas alarm SOS berbunyi nyaring…. ”
Lanjutannya? Kuserahkan pada si K.
Siapa saja yang datang. Siapa saja yang terlibat. Dan, Oh! Aku tidak menyangka. Setelah melibatkan Jet untuk menolong dan menerbangkan Amber. Dizzy Helikopter cantik untuk mengobatinya. Si K membawa Dump, Max dan Dino Buldoser untuk membersihkan pasir dan membangun kembali jalan yang rusak. Diakhiri dengan Roy yang menyemburkan airnya ke jalanan, untuk membersihkan sisa-sisa longsor.
Pertamakali main ini, si K cenderung enggak sabar. Mbersihin pasir pake Dino Buldoser kan ribet, lama… ia menggunakan tangannya. Trus mutung karena enggak bersih banget. 😂
Kedua, ketiga, si K mulai menikmati cara mainnya. Membersihkan dengan tenang menggunakan tokoh-tokoh yang ada. Membersihkan sampai tuntas.
Ngaruh enggak? Meski enggak langsung menunjukkan perubahan, tetapi pengaruhnya cukup signifikan, salah satunya, si K enggak gampang ngambek lagi ketika menemukan lekukan rumit di printable yang kukasih. Mulai berkurang membanting barang ketika ia tak kunjung bisa. Mulai bisa menunggu Ibu yang sedang bersiap-siap.
Poin terakhir penting. Beberapa minggu yang laku aku blingsatan karena si K enggak bisa menunggu Ibunya yang sedang bersiap-siap dan ngambek mojok di ujung jalan. 😂😆
Permainan ini cukup melelahkan untuk anak. Habis main ini si K tidur cukup lama. Aku terinspirasi dari sesi Play Therapi-nya cik Grace Melia.