Site icon Widi Utami

Tempat Tidur Bayi, Yay or Nay?

Setiap kali ada liputan artis yang habis melahirkan, pasti ada shoot tempat tidur bayi yang super nggemesin dengan pritilan lucu. Dulu saat aku hamil si K, aku sempat berencana untuk membel box khusus untuk tempat tidur bayi. Kayaknya kok lucu dan terkesan niat banget untuk menyiapkan apa yang terbaik untuk bayi.

Saat mengutarakan keinginanku kepada abah K dan keluarga yang lain, tidak ada satu pun yang mendukung aku mengadakan tempat tidur khusus untuk bayi. Hahaha. Sedih? Pasti, saat itu aku mana bisa mengerti kenapa kebanyakan orang tidak menyarankan untuk membeli tempat tidur khusus untuk bayi, lha wong gimana merawat bayi saja masih mengawang-awang.

Tempat Tidur Bayi, Yay or Nay, source: pixabay

Kelebihan Menggunakan Tempat Tidur Bayi

Secara umum, menggunakan tempat tidur bayi ada kelebihannya. Beberapa kelebihan menggunakan tempat tidur bayi antara lain:

  1. Bayi tidur dengan aman. Jika tidur bersama orang tua, ada kemungkinan bayi yang mungil tertindih oleh orang tua dan orang tua tidak menyadarinya karena saking mungilnya bayi.
  2. Aman ditinggalkan ketika melakukan aktivitas. Bayi yang tidur di dalam tempat tidur bayi lebih aman ditinggalkan karena ada batas pengaman sehingga tidak jatuh ke lantai. Tentu saja ini hanya berlaku pada bayi new born sampai bayi berusia 4 bulan. Lebih dari 4 bulan sangat berpeluang memanjat tempat tidurnya dan jauh lebih membahayakan.
  3. Melatih kemandirian. Poin ini masih menjadi perdebatan, sih. Di satu sisi bayi tidak tegantung pada orang tua jika mau tidur, di sisi lain ia akan tergantung pada benda yang membuatnya nyaman, seperti guling atau boneka.
  4. Memberikan privasi kepada orang tua. Ya, orang tua tetap membutuhkan privasi untuk menjaga hubungan dengan pasangan, keberadaan bayi di satu kasur tentu membatasi privasi orang tua.

Kekurangan Menggunakan Tempat Tidur Bayi

  1. Membutuhkan effort lebih untuk Ibu yang full ASI. Bagi baby new born, malam adalah saat-saat terhaus, ia bisa bangun satu sampai dua jam sekali untuk meminta ASI. Jika bayi ditempatkan terpisah dari Ibu, Ibu harus bangun dari kasur, berjalan dan menyusui bayi setiap kali bayi minta ASI. Apalagi jika Ibunya memilih untuk menggunakan popok kain, ribet pindah-pindahnya. Heuheuuu.
  2. Kehilangan salah satu momen untuk membangun bonding antara Ibu dan Bayi. Saat bayi tidur adalah saat-saat terbaik Ibu untuk melakukan self healing. Dalam kondisi psikis dan fisik yang lelah pasca melahirkan,melihat bayi yang tidur dengan nyamannya menjadi obat tersendiri untuk Ibu.
  3. Fungsi pakai tempat tidur bayi pendek. Tempat tidur bayi paling hanya bisa dipakai sampai bayi berumur 4 bulan. Ketika bayi sudah beranjak besar, ia sudah bisa memancat, mengotak-atik segala macam agar bisa keluar dari box bayi. Si K sudah bisa membuka kunci jendela saat belajar merangkak di usia 6 bulan.

 

Menimbang dari berbagai kelebihan dan kekurangannya. Plus mempertimbangkan kemampuan fisikku yang enggak strong, aku memilih untuk tidak menggunakan tempat tidur khusus bayi. Emak K ini adalah baisan emak-emak yang menyusui sambil tidur, membayangkan harus bangun dan jalan ke arah tempat tidur bayi setiap kali bayi menangis sungguh mengerikan. Hahaha.

I choose Nay.

Setiap orang memiliki pertimbangan sendiri, ya, sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Yang lebih ngerti juga orangnya sendiri. Bisa juga menggunakan tempat tidur bayi saat siang hari dan tidur menyatu satu kasur bersama orang tua di malam hari.

Kalau kamu gimana, Mak? Yay or Nay?

 

Exit mobile version