Site icon Widi Utami

SuratUntukIbu: Terimakasih Telah Menjadi Segalanya Bagiku

SuratUntukIbu: Terimakasih Telah Menjadi Segalanya Bagiku 1

Dear you, Ibu yang Doanya Tanpa Penghalang.

Terimakasih telah menerimaku yang tak sempurna dengan penerimaan yang indah.

Menemaniku menjalani hari-hari yang sulit, bahkan sejak aku masih berada di rahimmu. Melewati malam-malam panjang saat aku terus-menerus menangis, hingga seseorang menyuruhmu untuk memandikanku tengah malam pada pukul dua belas tepat.

Melewati hari-hari yang penuh tantangan dengan kondisi telingaku yang tak sempurna, karena bagimu tak ada kata untuk menyerah pasrah. Mengabaikan bisikan-bisikan orang dengan tetap mengusahakan yang terbaik untukku. Men-stimulasi terus-menerus, menyediakan buku dan alat-alat belajar lainnya sebagai sarana belajar agar aku tak ketinggalan teman-teman yang pendengarannya sempurna.

Tak ada kata menyerah bagimu untuk mengusahakan kesembuhanku. Bahkan aku sampai tak mampu menghitung berapa kali kaumengajakku berobat. Tak dapat kuingat dengan sepenuhnya ikhtiar-ikhtiar yang kaujalani agar telingaku sembuh seperti laiknya anak-anak yang lain.

Dear you, Ibu yang Membaca dengan Terbata-bata.

Terimakasih telah menjadi pendorongku untuk terus belajar.

Menggendongku ke mushola pada malam-malam yang gelap demi mempertemukanku dengan guru ngaji. Bertanya kepada teman-temanku manakala aku menangis sesunggukan karena catatanku tidak lengkap.

Dear you, Ibu yang Doanya selalu Kunantikan

Terimakasih telah menghujani hari-hariku dengan doamu

Menyebut namaku dengan sepenuh harap. Selalu yakin jika aku bisa survive di tengah keterbatasan. Tak lelah untuk berharap atas kesembuhanku. Membimbingku untuk ridha atas apapun yang Rabbuna Berikan padaku.

Dear you, Ibu yang Selalu Kupeluk dalam setiap Doa

Terimakasih telah mengajariku arti sebuah penantian doa

Hari-hari kita dulu yang berat dan berhasil kita lalui bersama-sama membuatku yakin jika semua ada masanya. Meyakinkanku akan kekuatan sebuah doa. Bahwa tidak ada kata lelah untuk berharap pada Rabbuna.

Dear you, Ibu yang Kesetiaannya tidak Perlu Dipertanyakan

Terimakasih telah mengajariku arti sebuah setia

Menggenggam erat kesetiaan tanpa banyak kata, seolah kesetiaan adalah hal yang tabu untuk diteriakkan dengan lantang. Perjalanan pernikahan yang tidak mudah, tetapi semakin kesini Ibu dan Bapak semakin mesra, mengajariku bahwa setiap keluarga memiliki air mata masing-masing yang harus diperjuangkan.

Dear you, Ibu yang Doanya Selalu Kunantikan

Terimakasih telah menghujani hari-hariku dengan doa

Meski jauh ragaku kini, tetapi Kauselalu ada dalam doa dan harap. Boleh jadi komunikasi fisik kita terhalang. Aku tidak mampu telepon dan Ibu tidak bisa berkirim pesan. Tetapi, kita masih punya satu hal yang mengalahkan segalanya, sesuatu yang bernama: silaturruhiyah. Ia yang terjalin dengan pintalan doa-doa.

 

 

 

 

Exit mobile version