Sepulang dari Jakarta untuk meeting, abah K mengeluh badannya pegal-pegal dan memintaku untuk mencari tukang pijat. Sebelum ini, abah K sudah beberapakali mencoba pijat, namun belum ada yang cocok. Tukang pijat terakhir malah membuat tubuhnya serasa remuk redam.
Aku mencoba mengakses Gojek, siapa tahu sudah ada Go Massage di Salatiga. Ternyata belum. Aku pun beralih ke Jeggboy, meminta info tukang pijat laki-laki di Salatiga, tukang pijat yang disarankan oleh Jeggboy sudah pernah dicoba oleh abah K dan tidak cocok
Ampun, mencari tukang pijat bagi abah K kayak mencari jodoh saja. HAHAHAHA.
Kalau tukang pijat untukku dan si K, kami sudah menemukannya di dekat nDalem yai Nasruddin. Tukang pijat laki-laki ini yang membuatku nyut-nyutan, Kenapa enggak dipijat sendiri? Sudah tiap hari, Cyn, tetapi kan ini pegal-pegalnya sudah mengganggu aktivitas, abah K sampai tidak bisa bekerja seperti biasanya.
Aku mencari informasi dengan mengetik “tukang pijet” di kolom pencarian grup Kabar Salatiga. Muncullah beberapa pertanyaan terkait tukang pijat di Salatiga dengan beragam jawaban. Aku fokus di tukang pijat capek laki-laki, hingga menemukan sebuah nomor hp dengan beberapa reply komentar yang merekomendasikan tukang pijat tersebut.
Pak Imam, namanya. Seorang laki-laki paruh baya yang tinggal di Canden, Salatiga. Aku mengirim SMSMntuk menanyakan apakah beliau bisa datang ke rumah. Tidak menunggu lama, beliau menjawab jika hari itu sedang kosong dan berkenan memijat ke rumah. Okesip, kami pun menunggu kedatangan Pak Imam.
Lulusan Pondok yang Ramah
Aku sibuk di dapur saat pak Imam datang, biasa, menyiapkan makan siang. Aku memutuskan untuk menyelesaikan urusan dapur terlebih dahulu sebelum menemui tukang pijat dan abah K. Dari dapur, kulihat abah K sedang bersiap-siap untuk dipijat di ruang tamu.
Wkwkwkwk, enggak tahu deh itu si Abah, ada beberapa ruangan, yang dipilih untuk pijat adalah ruang tamu. Untung saja lagi enggak ada tamu.
Selepas memasak, aku segera ke ruang tamu sembari membawa teh hangat. Kulihat abah K sedang dipijat sembari berbincang-bincang. Dari abah K, aku tahu jika Pak Imam adalah seorang santri lulusan Lirboyo dan Magelang. Olala, pantesan nyambung gitu sama Abah K.
Setiap kali melakukan pijat, pak Imam menjelaskan tentang kondisi badan abah K. Iya, abah K ringkih kurang olahraga. Pijatannya mantab, ia tahu betul dimana letak otot atau apalah yang sakit dan melakukan tindakan terlebih dahulu agar bagian tersebut tidak terlampau sakit ketika dipijat.
Tidak Mematok Tarif
Ya, pak Imam tidak mematok tarif. Perkara tidak mematok tarif ini yang bikin bingung. Hahaha. Durasi memijatnya lama, nyaris 2 jam. Aku sampai selesai memasak dan memandikan si K, masih sempat menemani si K bermain di teras.
Saat abah K kutanya, berapa fee yang pantas?
Abah K menyuruhku memasukkan uang dua kali lipat tarif pijat biasanya.
“Manteb tenan ya, Bah?” tanyaku.
“Iya, profesional ini orangnya.”
Ya, sebagai seorang pekerja freelancer, abah K menilai pekerjaan seseorang dari hasilnya, tidak segan membayar lebih jika merasa sangat puas. Apalagi beliau juga menganjurkan beberapa terapi untuk abah K dan Bapak Mertua yang sedang sakit lambung.
Cara Menghubungi pak Imam
Aku tidak tahu apakah pak Imam memiliki Facebook, Whatsaap, medsos lainnya atau tidak, namun teman-teman bisa menghubungi pak Imam lewat sms atau telpon. Beliau sangat fast respon jika sedang tidak memijat. WKwkwk, ya iyalah, kalau sedang memijat beliau fokus ke pasien.
Jika teman-teman membutuhkan tukang pijat capek laki-laki, bisa menghubungi pak Imam melalui SMS/ Telp 085728860148. Jangan tanya siapa emak K kepada beliau, beliau enggak kenal. Wkakakaka.