Site icon Widi Utami

Merencanakan (Kembali) Rumah Pelangi dengan #BNIFinancialPlanner

Merencanakan (Kembali) Rumah Pelangi dengan #BNIFinancialPlanner 1

“Ayi, sementara kita tinggal di kampung dulu, ya.” Ujar suami ketika kami tengah menikmati pemandangan senja di pelataran rumah.
Ada berbagai pertimbangan yang beliau utarakan, terutama karena beliau belum menemukan orang kepercayaan yang membantunya menangani pekerjaan developping aplikasi dan website. Jika di kampung, ada kakak suami yang ahli di bidang programming, siap membantu kapan pun.
Aku membutuhkan penyesuaian yang tidak sedikit.Di kampung ini, setidaknya 80% usia produktif berprofesi sebagai petani sawah tadah hujan. Rumah-rumahnya sederhana berdinding papan. Jarak terdekat dengan ATM dan minimarket adalah 5 km. Kebanyakan mengandalkan tungku kayu bakar untuk memasak. Jarak dengan jalan raya terdekat 3 km. Jangan tanyakan Gojek atau moda transportasi online lainnya, angkutan kota saja disini tidak ada.
Belum ada penyedia jaringan internet yang menjangkau daerah ini. Untuk menyambung dengan Jaringan Internet terdekat setidaknya dibutuhkan biaya 3 juta rupiah. Kami harus bersabar mengakses segala keperluan dengan modem yang sinyalnya hidup segan mati tak mau. Jika ada pekerjaan penting yang membutuhkan kecepatan internet tinggi, suami harus menyeberang sungai Bengawan Solo untuk mengakses co working yang disediakan Penyedia Internet milik pemerintah.

Sulit? Sangat sulit meninggalkan Salatiga dengan segala kenyamanan dan kemudahan yang ada. Aku yang biasanya mengandalkan delivery order harus belajar untuk tetap struggle di tengah keterbatasan yang ada.

“Ayi, nggak ingin melanjutkan yang pernah kamu geluti di Salatiga?”” Usik suami.

“Itu bukan melanjutkan, kali, Bah. Tetapi memulai dari awal.” Jawabku, sebal. Meninggalkan Rumah Pelangi di Salatiga menjadi salah satu hal yang membuatku berat untuk pindah tempat tinggal. Rumah Pelangi yang kurintis sejak di bangku SMA sudah terbilang lengkap fasilitasnya. Bertempat di bilik berukuran 3×4 m, Rumah Pelangi sudah memiliki rak buku, meja, printer dan alat penunjang lainnya, lengkap dengan adik-adik yang berkunjung ke rumah minimal setiap ba’da maghrib sampai isya.

“Ya, di rumah Salatiga kan ada Mbak yang bisa melanjutkan. Ayi tinggal kordinasi, mengatur kapan rolling bukunya. Bisa diremote dari sini. Coba lihat anak-anak sini.” Lanjut beliau, matanya terarah ke anak-anak yang tengah bermain bersama si K.

Aku terdiam. Disini belum ada TBM. Perpustakaan Daerah harus ditempuh setidaknya 1.5 jam perjalanan. Perpustakaan sekolah baru menyediakan sebatas buku mata pelajaran. Anak-anak disini belum begitu terpapar teknologi, alam masih menjadi sahabat setia mereka.

“Bukankah itu kesempatanmu untuk berbagi, Yi? Mumpung belum terpapar teknologi, kreatifitas dan kecerdasannya harus diasah dengan maksimal.”

“Memulai dari nol lagi?”
Abah K mengangguk. “Iya, nggak apa-apa. Mulai lagi, sambil jalan. Didata dulu apa yang diperlukan. Kita cicil.”

“Buku, rak, gazebo, peralatan prakarya, papan tulis,… Huh, modalnya berapa atuh, Bah?” kepalaku menadak puyeng berkelebatan angka-angka yang nggak jelas.

“Dicicil, Yi. Dalam waktu dekat, kita memakai gazebo dari bambu dulu. Buku bawa dari rumah Salatiga dan daftar ke program rolling buku Rumah Mentari. 100 Buku pinjaman sudah lebih dari cukup. Yang lain sambil jalan, nanti kamu bisa membimbing adik-adik yang kesuitan belajar di sekolah. Biar ilmumu nggak mubadzir. Bagaimana?” urai abah K, panjang lebar.

“Hmm, tetapi mengaturnya bagaimana, Bah? Ayi kan emak-emak pinginan, bawaannya kalau ada rezeki pingin beli buku si K melulu. Lupa jika ada mimpi yang tak kunjung tercapai.”

“Ini mungkin bisa membantu.” Ujarnya sembari menyerahkan hpnya dengan email yang terbuka. Email dari Bank Negara Indonesia.

Financial Planner?”
Abah K hanya tersenyum, pertanda ia menyuruhku membaca email dengan cermat.

Contents

Menggunakan Financial Planner untuk Merencanakan (Kembali) Rumah Pelangi

Aku mempelajari email dari marketing BNI di email abah K pelan-pelan. Istilah-istilah perbankan bagi anak IPA garis keras membuatku mengernyitkan kening dan membaca ulang agar memahami konteks artikel. Hmm, kece juga nih.

Dengan Personal Financial Management , atau gampangnya pengaturan financial pribadi kita bisa mengatur sendiri tujuan keuangan. Fitur baru yang disediakan oleh Bank Negara Indonesia bagi nasabah yang menggunakan internet banking BNI ini memanjakan pengguna dengan enam menu utama, yakni atur kategori, atur transaksi tunai, lihat laporan, pengaturan tujuan, ringkasan multi rekening dan kalender transaksi.

Mengatur Rencana Jangka Panjang dengan Perencanaan Tujuan Keuangan

Hal pertama yang ada di benakku adalah kemana Rumah Pelangi ke depannya, apakah akan terus-menerus menggunakan gazebo dari bambu? Tentu saja tidak. Gazebo dari bambu tidak bisa diandalkan ketika hujan menyapa dan tidak aman untuk menyimpan buku serta alat penunjang lainnya. Aku ingin membuat Rumah Pelangi yang layak, sebagai rumah singgah juga rumah untuk bermain bagi adik-adik yang nyaman.

Aku menggunakan fitur Perencanaan Tujuan Keungan untuk membantuku menghitung dan merealisasikan rencana jangka panjang ini. Mau tahu bagaimana langkah yang kutempuh? Aku akan menceritakannya untukmu, iya, only for you, my lovely readers. Oh, iya, gunakan desktop untuk mengakses financial planner, ya. Saat kucoba mengakses melalui mode mobile, menu financial planner belum muncul sampai tulisan ini diterbitkan tanggal 13 Agustus 2017.

Tips Pertama, pastikan kita sudah terdaftar di I banking BNI dan memiliki m-secure atau e-secure. Jika belum, daftarkan diri kita ke cabang BNI terdekat.

Login ke Internet Banking BNI

Masuk ke halaman Internet Banking BNI.

Login ke Internet Banking BNI

Pilih Menu Pengelolaan Financial Pribadi

Pilih menu pengelolaan financial pribadi

 Pilih Pengaturan Tujuan

Pilih Pengaturan Tujuan

Tambahkan Tujuan Keuangan

Tambahkan Tujuan Keuangan

Pilih target sesuai dengan yang kita inginkan. Aku memilih Tetapkan Tujuan Anda untuk membuat sendiri deskripsi tujuan.

Tetapkan Target

Menetapkan Target

Aku menetapkan target Rp. 100.000.000 untuk jangka waktu 15 tahun. Lama banget, ya? Hehehe, mencoba rasional sesuai dengan kondisi keuangan kami saat ini. Karena kami ingin memulai dengan uang pribadi, meski tidak menutup kemungkinan ke depannya akan ada teman-teman yang akan bergabung bersama kami.

Tips Kedua, tetapkan target keuangan dengan rasional sebagaimana keadaan keuangan kita sekarang. Jangan memaksakan diri menabung diluar kemampuan.

Hitung Total Sisa yang Harus Disimpan Setiap Bulan

Menghitung Sisa Total Target

Taraaa, terlihat sudah berapa banyak yang harus kutabung setiap bulan selama 15 tahun. Semoga saja lebih cepat, rencana Robbuna jauh lebih keren.

Klik Diproses, Kita Membutuhkan Kode Keamanan dari M-Secure atau E-Secure

Mengatur tautan rekening. Screen Shoot credit: microsite BNI

Untuk menautkan ke rekening yang kita inginkan, kita membutuhkan m-secure atau e-secure. Tautan rekening ini bertujuan agar kita bisa melakukan transfer otomatis, biar nggak kalap belanja saat melihat saldo di ATM kayak aku. Hahaha. 

Ada tips yang kudapatkan dari customer service BNI, untuk penyimpanan jangka panjang ini kita dianjurkan menggunakan Tapenas, dimana pendanaan akan dilakukan secara otomatis setiap bulan. Tapenas, tabungan perencanaan masa depan, yakni simpanan berjangka yang hanya bisa kita ambil dalam jangka waktu yang telah kita tentukan.

Lagi-lagi biar nggak kalap belanja. Hehehe. Jika nggak ingin pakai tapenas? Kita bisa menggunakan Taplus dengan memanfaatkan fitur tranfer berulang untuk pendanaan secara rutin.

Kenapa Menggunakan #FinancialPlannerBNI?

Kenapa menggunakan financial planner BNI? Untuk mengerem keinginan belanja printilan yang nggak penting. Hahahha. Emangnya elu, Dut…

Ada beberapa keuntungan yang bisa kita nikmati jika menggunakan Financial Planner BNI, antaralain:

  1. Perencanaan keuangan lebih jelas dan terarah.
  2. Pendanaan berjalan sesuai dengan jadwal yang telah kita setting, meskipun kita lupa. Hahaha. Emak-emak banget, kebanyakan mikir kapan bayar tagihan listrik, internet, sekolah…
  3. Kita bisa melihat sejauh mana perkembangan pencapaian tujuan keuangan dngan memanfaatkan fitur Lihat Perkembangan Tujuan Keuangan.
  4. Financial planner yang telah kita buat, bisa kita print maupun simpan di dalam gadget dalam bentuk pdf. Jadi, kita tidak melulu harus login ke Internet Banking setiap waktu. Print out ini sangat membantu jika kita tipikal coret-coret memakai bolpoin garis keras, kayak WiDut. Hihihi.

Nah, gampang, kan. Menggunakan #FinancialPlannerBNI tidak mengharuskan kita pintar akuntansi terlebih dahulu. Sahabat Emak-emak yang awam akuntansi. 😀

Exit mobile version