Site icon Widi Utami

Mereka Bertanya tentang Sahabat Rasa Saudara #BloggerKAH

Mereka Bertanya tentang Sahabat Rasa Saudara #BloggerKAH 3

Sudah 2 tahun kami resmi ngerumpi bareng di #BloggerKAH. Aslinya ini singkatan dari nama anak-anak kami, tetapi malah terkesan mempertanyakan diri sendiri. #BloggerKAH? Apakah kami blogger beneran ataukah blogger abal-abal? Namanya terkesan jadi blogger labil yang hobinya ngegalau dan mempertanyakan profesi diri-sendiri, tetapi memang begitulah kenyatannya~

Suatu ketika mbak Ran melempar pertanyaan; apakah jika enggak ada sponshored post, Adsense, Event, Lomba Blog, dkk, kita tetap ngeblog?

Dasar emak K mata duwitan, kujawab: mungkin enggak. Lha wong hosting dan domain mbayar, menulisnya butuh waktu sendiri, plis atuhlah kalau enggak ada sponshored post dan kawan-kawannya.

So, emak K #BloggerKAH? Blogger sejati yang tetap semangat berbagi dalam keadaan apapun atau blogger abal-abal yang semangat nulis kalau ada pujian dan uang? Be-Do-Have-nya kudu direvisi nih. Wkwkwkwk

Long story short, kolaborasi bulan ini kami sepakat untuk ‘menguliti’ penghuni #BloggerKAH. Konon kata mbak Ran, agar tahu seberapa jauh kita mengenal. Padahal setelah ngomong gitu mbak Ran bingung, gimana nulisnya. BHAHAHAHAH

“The greatest gift of life is friendship, and I have received it.” -Hubert H. Humphrey-
Ya, daku bersyukur dengan grup WAG #BloggerKAH ini. Awalnya memang untuk mewadahi kolaborasi menulis blog agar tetap semangat menulis, tetapi lama-kelamaan menjadi sahabat yang rasanya sudah kenal lama. Tempat nyampah yang enggak laporan kemana-mana. Kadang jadi tempat paling nyaman untuk menyepi sejenak, menemukan kembali semangat yang hilang. Tempat berbagi tangis meskipun enggak bisa mengusap air mata. Tempat bebagi candaan absurd. Kadang khilaf ngerumpi juga.
Jadi, grupnya pakai tagline Blogger, tetapi perbincangan tentang blog vs ngerumpi, banyakan ngeumpinya. :p

Arinta Adiningtyas, Mama Kepiting yang (Mengaku) Galak

Setiap kali melihat orang yang mempunyai gigi gingsul, aku langsung teringat dengan mbak Arin. Mamanya mas Amay dan mas Aga yang asli Purworejo dan tinggal di Solo ini selalu mengaku jika dirinya galak, tetapi hatinya lembut, kayak tagline blog barunya ‘Mama Kepiting, Keras di Luar, Lembut di Dalam’. Eh, lha kok malah kayak slogannya Tango ya? Itu lho, Garing Di Luar, Lembut Di Dalam. Hahaha.

Bagian lembutya aku percaya, setiap aku curhat, yang menanggapi dengan kebaperan adalah mbak Arin. Bagian galaknya aku masih belum percaya, mungkin kelak daku harus membuktikannya dengan langsung.

Mbak Arin jago menulis. Tulisannya John Koplo sering dimuat di Solo Pos. Kadang aku bertanya-tanya, mbak Arin ini jarang mengeluarkan joke saat perbincangan di grup, kenapa dia bisa menulis John Koplo berulang-ulang? Apa saking berharganya sebuah joke sehingga ia menyimpannya rapat-rapat bak Logam Mulia, lalu dikeluarkan hanya saat menulis John Koplo? Lha emang elu, Mak, yang cerewet dimana-mana trus energinya kekuras dan enggak mood nulis lagi. Heueheuuu

Selain menulis joke kayak John Koplo, mbak Arin berbakat untuk menulis Cerita Anak. But, she always dealing with my words when i told her about this case. Aku tahu benar jika menulis cerita anak itu berat, pemilihan diksinya harus diteliti berulang-ulang. Mbak Arin pernah memenangkan juara harapan 2 di Lomba Menulis Dongeng Nusantara Bertutur tingkat Nasional. What make you dealing with this fact, Sis?

Jangan coba-coba melukai hati mbak Arin. Ia pemaaf, tetapi susah move on. KAYAK AKU. Ia akan mencoba bersikap biasa setelah kamu melukainya, tetapi No, kamu sudah tidak mendapatkan kepercayaan penuh dari hatinya. Mirip aku, sih, tetapi aku jauh lebih baper dan bisa nangis berhari-hari. Mbak Arin sampai punya quote tentang memaafkan ini; “Memaafkan sulit dilakukan, tetapi berdampak penyembuhan.”

Salah satu hal yang bertolak belakang antara aku dan mbak Arin adalah jiwa ngebolangnya. Mbak Arin Ibu rumahan garis keras. Ia lebih memilih untuk menikmati kebersamaan di rumah daripada ngebolang jalan-jalan. Tipe Ibu yang mirip ibuku dan emak mertua; jalan-jalan jika dan hanya jika alasan yang melatar belakanginya kuat, kayak jalan-jalan bareng keluarga besar, program wajib lingkungan atau pogram sekolah anak-anak.

Kalo emak K? Heleh, seminggu bisa tiga kali ngajak keliling meski cuma sepedaan menikmati hijaunya sawah. Kalau enggak gitu emak K bisa stressss dan uring-uringan sepanjang hari.

Aku salut dengan model dukungan bakat mbak Arin ke mas Amay–mungkin mas Aga suatu saat akan menyusul. Mas Amay bakat menggambarnya sangat kuat. Hingga suatu ketika, mbak Ain upload lembaran kertas yang berisi cerita hasil karya mas Amay. Long story short, mbak Arin dan mas Yopie mendukung penuh Amay untuk mengikuti lomba menulis buku.

Hasilnya? Belum beruntung. Tetapi disinilah letak kekuatan pasangan yang diam-diam saling mencintai sejak mbak Arin SMA; mengubah kegagalan menjadi kekuatan. Naskah yang kalah itu dicetak sendiri, dijual dan… hasil keuntungannya disumbangkan ke Palu-Donggala.

MaasyaAllah…. 

Rani R Tyas, Mama Absurd nan Misterius

Apakah kamu bisa menangkap aura…. di gambar ini? Wkwkwkwk. Mbak Ran ini ahli bikin kami merinding. Enggak kenal pagi, siang, malam, kalau kepasan mbak Ran bercerita tentang sesuatu… brrrr, grup rasanya jadi grup review peristiwa horor.

Kenal dengan mbak Ran, begitu panggilan sayang kami kepadanya, membuatku bersyukur aku enggak bisa melihat hal-hal abstrak. HAHAHA. Bisa dibilang mbak Ran adalah ‘danyang’ di grup kami. Setiap kali aku mengalami sesuatu yang enggak nyaman, entah si K yang tetiba nangis kejer, entah si K yang nunjuk-nunjuk sesuatu, aku langsung cerita di grup dan meminta saran mbak Ran. Ngahahaha

Kamu penasaran apakah cerita tentang ‘penghuni’ di suatu tempat yang berulah itu beneran atau cuma imajinasi? Tanyalah pada mbak Ran. Awas, jangan sampai menganggap kemampuan ‘melihat’ hal abstrak ini adalah gangguan jin dan menyuruhnya ruqyah, tak kepruk lambemu. Yai-ku yang hafidz 30 juz saja bisa ‘melihat’ hal abstrak ini, masa ya beliau mau diruqyah? Awas suk mben kualat dan makhluk itu mempelihatkan dirinya. Hiii

Mbak Ran perhatian banget soal penanggalan jawa; weton. Dia apal wetonku, berikut sifat-sifat yang mengikuti wetonnya. Suatu hari aku puas tertawa kala mbak Ran mengabarkan jika Alisha lahir di hari yang plek ketiplek wetonku. HAHAHAHA. Mbak Ran sampai mempunyai misi khusus; Alisha harus dididik agar enggak terlalu baperan kayak mbak WiDUt.

Setiap Anak Istimewa,Termasuk Anak Supranatural -Rani R Tyas-

Working Mom Ibunya Han dan Alisha–err nulisnya bener enggak sih? ini strong. Bayangkan saja, jam 6 pagi mbak Ran sudah harus duduk manis di kantor. Bayangkan kesibukannya sebelum jam 6, yang nganter si gendhuk ke rumah Ibunya, yang nyiapin ini itu, yang mandi, yang make up-an. Aku jam 6 pagi masih gegoleran di kasur bareng si K, glundhang-glundhung sambil ngedongeng. Pulangnya, selain menuntaskan pekerjaan rumah, mbak Ran kudu mengasuh kedua anaknya.

Dengan kesibukan tiada akhir, si Mbak satu ini masih sempat ikut Komunitas Gendongan Kudus dan IIP Bunda Sayang. Teman-teman yang ikut IIP pasti tahu tugas level Bunda Sayang yang membutuhkan komitmen tinggi; Tantangan 10 Hari. Menjadi working mom enggak lantas membuatnya malas upgrade ilmu. Proud of you, duhai Mama Absurd.

Satu-satunya orang super logis di #BloggerKAH. Semacam ‘pengendali’ agar grup enggak terlalu terbawa arus. Saat kami hanyut dengan perasaan yang melow, mbak Ran bakal menariknya agar aura grup kembali positif dan semangat.  Satu-satunya yang concern dengan make up. Di grup kami,  persoalan perhatian terhadap penampilan jika di ranking maka hasilnya; mbak Ran, mbak Arin, terakhirnya emak K.

Strong-nya mbak Ran sepertinya di administratif dan perencanaan. Bener enggak, Mbak? Wkwkwk, dulu secara sukarela nyatat perkembangan Arisan ink di grup. Perencanaan untuk masa depan anak-anak juga sudah dipikirkan matang-matang dengan memisahkan rekening orang tua, rekening Han dan rekeningnya Alisha. Beda dengan aku dan mbak Arin, semua uang menjadi milik bersama. Setelah ini aku dijitak para financial adviser.

Siapa menyangka dibalik kesehariannya yang njawani, diperkuat sisi mistisnya yang biasanya lekat pada kebudayaan jawa, ternyata mbak Ran punya setitik darah orientalis. Darah Tionghoa yang super teliti. Hayo pantes, beda dengan orang Jawa asli yang kebanyakan nyah-nyoh-nyah-nyoh, tapi setelah itu bingung uangnya lari kemana. HAHA.

***

Sudah 1215 kata. Wkwkwkwk. Eh ini enggak diurutkan berdasarkan yang paling disayang lho, tapi berdasarkan abjad. Kayak sekolah saja. HAHAHA. Aku menyayangi keduanya sepeti aku menyayangi saudara-saudaraku. Kalau salah ya bilang salah, emang mau akur di dunia tapi musuhan di akhirat? Enggak lah.

Kamu penasaran seperti apakah aku di mata mereka? Coba ya baca link ini. Coretan mbak Arin tentangku dan mbak Ran bisa dibaca di #BloggerKAH di Mataku, coretan mbak Ran tentangku dan mbak Arin bisa dibaca di Hal yang Perlu Kamu Ketahui tentang Pesonil #BloggerKAH.  Tetapi please, jangan percaya di bagian alim dan kalemnya, percayalah di bagian cerewetnya~.

 

Exit mobile version