Rasanya aku sudah lama enggak ketemu dengan penderita kusta. Saat mengikuti live streaming Gaung Kusta di Udara yang diselenggarakan oleh KBR pada Senin 13 September, aku baru tahu jika kusta di Indonesia sekarang masih berada di peringkat tiga sedunia. Mitos yang berseliweran di daerah membuat penderita kusta didiskriminasi. Apa saja mitos dan fakta tentang kusta?
Live streaming bareng dr. Febriana Sugianto yang merupakan Junior Technical Advisor NLR Indonesia dan Malika, manager program dan podcat KBR terlalu sayang untuk dilewatkan begitu saja. Gaung kusta di Udara adalah salah satu ikhtiar agar kusta segera lenyap dari bumi Indonesia, dimana tidak boleh lagi ada cacat baru pada anak karena kusta, tingkat kecacatan derajat dua kurang dari satu kasus per satu juta orang, dan tidak boleh ada yang melakukan diskriminasi pada penderita kusta.
Benarkah Kusta adalah Kutukan?
Kusta adalah kutukan yang diakibatkan dari dosa yang telah dilakukan sebelumnya.
Dalam kalimat singkat, ‘kusta adalah karma.’. Benarkah? Aku jadi ingat ketika Tuli-ku dihubungkan dengan karma warisan. Hehehehe, sekata-kata kalo ngomong, ya. Padahal ada penjelasan ilmiah terkait kusta. Kusta adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh Mycrobacterium Leprae. Bakteri ini menyerang kulit, syaraf, saluran pernafasan dan mata.
Karena mitos kusta adalah kutukan ini, penderita kusta mengalami diskriminasi. Dijauhi. Bahkan tidak sedikit yang takut bertemu dengan penderita kusta. Di sisi lain, dari sisi penderita kusta sendiri merasa malu karena kusta dianggap sebagai aib sehingga tidak berani meminta pertolongan. Padahal, semakin cepat diobati, potensi penularan semakin tipis.
Penularan kusta terjadi melalui droplet. Mirip dengan covid-19, kusta juga menular melalui hidung atau jalur pernafasan. Bakteri Mycrobacterium leprae tidak hanya ada pada manusia, tetapi juga ada di hewan. Memang, kontak erat dengan penderita kusta ada kemungkinan tertular, tetapi memerlukan masa inkubasi yang cukup lama.
Faktanya, kusta bukan kutukan. Kusta bukan Karma. Kusta disebabkan karena terinfeksi Mycrobacterium Leprae yang memerlukan masa inkubasi cukup lama, 2,3 sampai 40 tahun untuk menginfeksi. Berinteraksi dengan penderita kusta aman.
Kusta Bisa Menular Melalui Sentuhan
Katanya, kusta bisa menular melalui sentuhan, sampai-sampai enggak berani salaman dengan penderita kusta. Di beberapa literatur terungkap kalau penderita kusta sampai diasingkan karena khawatir tertular saat bersentuhan. Stigma buruk kusta ini rupanya sudah terjadi sejak lampau. Di teks dalam bahasa Veda Atharava 2000 SM dan Hukum Manu 1500 SM peradaban India Kuno, penyakit ini disebutkan bahwa kusta adalah penyakit kronis yang dianggap dapat menodai manusia lainnya, berhubungan dengan dosa dan ketakutan bahaya.
Faktanya, kusta bisa menular melalui droplet dengan masa inkubasi sampai 3-5 tahun. Itu pun jika ada kontak erat minimal 1 rumah selama 3 bulan berturut-turut atau 20 minggu, baru bisa tertular kusta. Jadi, enggak apa-apa kita salaman atau berinteraksi dengan penderita kusta.