Site icon Widi Utami

Pretend Play, Ide Permainan Balita di Website Generasi Maju Co Id

Memasuki usia 30 bulan, si K semakin berkembang kosakata dan imajinasinya. Enggak cuma semakin lancar mengutarakan kehendaknya, si K juga semakin pintar menolak ide bermain. Sampai-sampai emak K kehabisan ide bermain dan nyaris menyerah pada youtube, untungnya emak K sempat mendapatkan ide bermain yang gampang dari website generasi maju co id; Pretend Play.

Peringatan persetujuan langsung muncul begitu aku membuka website generasi maju co id. Wah, ternyata produsen SGM sangat mendukung gerakan ASI untuk anak bayi dan sangat tidak menganjurkan untuk menggabungkan susu formula dan ASI pada minggu pertama kelahiran karena dapat mengurangi suplai ASI.

Disclaimer Website Generasi Maju Co Id

 

Contents

Mengenal Play Pretend

Disadur dari website generasi maju co id, Play Pretend adalah bermain pura-pura, dimana anak dan bunda memerankan tokoh tertentu sesuai dengan kesepakatan. Aku mencoba untuk menerapkan permainan ini pada si K yang baru bersuia 30 bulan atau 2.5 tahun.

Hasilnya? Incredible!

Si K sangat enjoy memainkannya dan memerankan perannya dengan sangat ciamik.

Duh, Nang, maafkan Ibu yang awalnya sempat pesimis untuk mengenalkan permainan ini kepadamu.

Play Pretend tidak membutuhkan peralatan yang sulit dan mahal. Kita cukup menggunakan alat-alat yang berada di sekitar rumah, menyulapnya menjadi peralatan yang digunakan oleh tokoh-tokoh yang kita perankan. Anak tidak membutuhkan alat yang canggih dan cakep, kok. Imajinasi mereka sungguh keren, lha wong

Sejauh ini, kami sudah memerankan beberapa peran, antaralain; guru-murid, pedagang-pembeli, dokter-pasien, pengendara motor-tukang jualan bensin, pendongeng-anak bayi, tukang pijat-bayi. Banyak ya? Dengan peralatan seadanya, kami bermain dengan imajinasi maksimal. Headshet abah K dimainkan seolah-olah stetoskop dokter, kertas dijadikan uang, bolpoin jadi suntik, air putih jadi obat.

Kemarin, saat aku meninggalkan si K bermain Play Pretend dengan mbak Diba, si K tiba-tiba mengeluhkan matanya yang pedas.

“Kenapa matanya?”

“Diobati mbak Ba.”

“Ha? Mbak Ba obati mata Kevin pakai apa?” tanyaku, kepada mbak Diba.

“Pakai ini. Dikompres disini.” jawab mbak Ba, menyerahkan rantang yang berisi minyak telon dan selembar kertas sembari menyentuh kening si K.

Aku tidak bisa menahan tawa. Minyak telon si K berkurang setengahnya. Mereka rupanya sedang bermain peran dokter-dokteran dengan minyak telon sebagai cairan dan kertas sebagai kompresnya.

Manfaat Play Pretend

Play Pretend merupakan permainan yang sederhana, namun manfaatnya ternyata sangat banyak dan cukup penting peranannya dalam perkembangan anak. Emak K menyadur manfaat Play Pretend dari berbagai sumber, termasuk pengalaman selama ini bermain Play Pretend bersama si K.

Play Pretend Memperkaya Perbendaharaan Kata

“Kevin, Ibuk tumbas eksavakator.” seruku, sembari memberikan sejumlah uang kertas mainan.

“Eksavakator ki ndi?”

“Ini, ini namanya Eksavakator.” jawabku, sembari menunjuk salah satu jenis kendaraan yang dimiliki oleh si K.

“Oh, kuwi eksavakator.”

Si K jauh lebih mudah menangkap kosa kata baru melalui Play Pretend dibandingkan saat baca buku. Aku pun memanfaatkannya untuk bercerita tentang segala hal tentang peran yang tengah kita mainakan dengan kosa kata baru yang lebih banyak dan kompleks.

Si K dan mbak Diba saat Bermain Play Pretend Kakak Membacakan Buku Adik Bayi

Membangun Karakteristik Anak

Selama Play Pretend berlangsung, aku juga menyelipkan berbagai adab, pengenalan emosi, juga bahasa tubuh kepada si K.

“Bilang apa kalau habis beli?”

“Makasih, Ibuk!”

***

“Aduuhhh, Ibu sakit ketabrak Kevin. Lututnya sakit. Berdarah-darah.” aku berpura-pura kesakitan dan menangis.

“Maaf, Ibuk, Kepin obati, ya?”

***

“Eh itu bolanya disana.”

“Ambil Ibu.”

“Bilang apa dulu?”

“Tolong, Ibu, ambilkan bola Kepin.”

***

Penguatan karakter ini jika kurenungkan kembali, sangat manjur ketika kami menggabungkan membaca buku dan play pretend. Tidak jarang setelah membaca buku dengan tema tertentu kami mempraktikkannya sesuai tema yang telah kami baca bersama-sama.

“Kevin, bolanya diambil.”

“Ibuk bilang tolong, dulu!” perintah si K.

Emaknya mak klakep.

Jangan remehkan ingatan anak kecil, Mak. 😀

Kita bisa menggunakan Play Pretend sesuai dengan budaya dan adat yang ada di daerah sekitar. Aku mengenalkan budaya orang Jawa yang menggunakan bahasa Jawa Krama, Ngoko, ketika bermain Play Pretend, meskipun si K sepertinya belum memahami perbedaan antara bahasa itu.

Ketika anak melakukan bermain pretend play yang dilakukan berulang-ulang karena sifat bermain yang menyenangkan, secara tidak langsung akan menjadi stimulasi bagi perkembangan anak. Pretend Play mengembangkan kemampuan kognitif, ageksi dan psikomotor yang dipengaruhi oleh budaya setempat dimana anak bermain. Dengan demikian akan sejalan dengan pembentukan karakter karena unsur-unsur karakter anak sejalan dengan perkembangan kognisi, afeksi dan psikomotor. (Dewi Retno Suminar, 2009)

So, Emak-emak, jangan melewatkan permainan yang sangat sederhana dengan banyak manfaat ini. Selain memperbanyak perbendaharaan kata dan membangun karakter anak, dengan Play Pretend, bonding orang tua dan anak akan terbangun dengan sangat kuat. Dengan catatan, mainnya totalitas, enggak disambi mainan handphone. Hihihi.

 

Exit mobile version