Site icon Widi Utami

Mengenali Tanda Bahaya Diare pada Anak

Tanda Bahaya Diare pada Anak

Tanda Bahaya Diare pada Anak

Diare akut pada si K bulan September lalu masih melekat kuat di ingatanku, bahkan menyisakan trauma. Aku akan panik setiap kali ada tanda-tanda diare pada si K. Meskipun tidak sampai dirawat secara intensif di RS, diare pada si K sempat membuatku panik membawa si K ke RS tengah malam sampai dua kali. Oleh seorang teman yang berprofesi sebagai dokter, aku di-sangoni bagaaimana mengenali tanda bahaya diare pada anak yang harus segera di bawa ke RS dan rawat inap.

Enggak cuma tanda bahaya diare pada anak, temanku juga memberi tahu serentet tindakan pengobatan diare akut pada anak balita sehingga aku tidak terserang panik berlebihan. Khawatir boleh, tetapi panik berlebihan bisa menyebabkan salah mengambil tindakan dan dikhawatirkan anak mendapatkan overdosis obat.

Jadi Ibu memang gitu, rasa-rasanya ingin mengerahkan semua obat agar anak segera sembuh. Tetapi penggunaan obat yang tidak bijak bisa sangat berbahaya bagi kesehatan anak. Alih-alih menyembuhkan, pemberian obat yang tidak sesuai dengan dosis bisa menyebabkan penyakit kebal terhadap obat.

Jika anak menunjukkan tanda bahaya diare, maka kita harus segera membawa anak ke UGD agar mendapatkan penanganan lebih lanjut dan mencegah terjadinya dehidrasi sangat berat. Berikut tanda-tanda bahaya diare pada anak yang harus kita ketahui:

Contents

Frekuensi Diare Lebih dari 6 Kali dalam 24 Jam pada Bayi

Pada bayi yang berusia satu bulan atau lebih, kita harus mewaspadai jika bayi buang air lebih dari 6 kali dalam waktu 24 jam. Bayi yang berusia satu bulan lebih umumnya hanya buang air besar tiga kali dalam sehari. Untuk bayi yang berusia kurang dari satu bulan yang frekuensi BAB-nya memang masih sering, kita harus mewaspadai ketika feses bayi berbau sangat busuk seperti telur busuk.

Derajat Dehidrasi Mencapai Sedang-Berat

Yang menjadi kekhawatiran dokter pada anak yang mengalami diare adalah kekhawatiran terjadinya dehidrasi yang bisa menyebabkan komplikasi karena kekurangan cairan berat jika tidak ditangani dengan tepat.

Pentingnya kita sebagai Ibu untuk mengenali tanda-tanda dehidrasi pada anak adalah agar kita bisa memberikan pertolongan pertama dan memutuskan kapan waktu yang tepat untuk membawa anak ke UGD.

Derajat Dehidrasi Ringan

Derajat dehidrasi ringan pada anak ditandai dengan:

  1. Anak masih sadar, sedikit gelisah dan merasa haus.
  2. Denyut nadi anak normal, kurang dari 120/ menit. Kita bisa meraba nadi dan menghitung denyutannya sendiri.
  3. Pernafasan anak masih normal.
  4. Ubun-ubun anak terlihat seperti biasanya.
  5. Mata anak masih segar dan tidak cekung.
  6. Ketika anak menangis, masih keluar air matanya.
  7. Jika kulit anak dicubit akan segera kembali dengan cepat. Kulit masih elastis.
  8. Frekuensi kencing anak masih seperti biasa.

Jika anak masih berada pada derajat dehidrasi ringan, kita bisa memberikan pertolongan pertama dengan larutan oralit atau air kelapa muda. Si K paling suka diobati dengan air kelapa muda. Emaknya juga, ding. Hehehe

Derajat Dehidrasi Sedang

Derajat dehidrasi sedang ditandai dengan:

  1. Anak masih sadar, namun gelisah dan sering mengantuk, lebhih banyak tidur.
  2. Denyut nadi mulai cepat dan cenderung melemah. Antara 120-140 kali permenit.
  3. Pernafasan anak mulai dalam dan mungkin mulai meningkat cepat. Ditandai dengan anak yang terlihat menghirup nafas dalam-dalam. PAda kasus si K saat mengalami dehidrasi sedang, dadanya terlihat jelas terangkat ke atas.
  4. Ubun-ubun besar anak mulai cekung.
  5. Mulai tidak ada air mata saat anak menangis.
  6. Saat kita mencubit kulit anak, cenderung lambat untuk kembali.
  7. Frekuensi kencing anak berkurang dan warna air seninya kuning tua.

Jika anak mengalami dehidrasi sedang, kita perlu membawanya ke dokter untuk mendapatkan observasi lebih lanjut. Biasanya dokter akan melihat apakah memungkinkan untuk dirawat jalan ataukah harus dirawat inap untuk memberikan cairan infus.

Dulu si K hanya dirawat jalan karena si K masih mau makan dan minum, masih ceria dan memungkinkan untuk memberikan asupan cairan melalui makanan dan minuman. Dokter akan menyarankan untuk rawat inap jika anak sudah mulai malas makan dan minum untuk mencegah dehidrasinya meningkat ke dehidrasi berat.

Derajat Dehidrasi Berat

Derajat dehidrasi berat ditandai dengan:

  1. Anak mengantuk, lemas, anggota gerak dingin, berkeringat, kebiruan.
  2. Denyut nadi cepat dan sangat halus, kadang-kadang tidak teraba. Lebih dari 140 permenit.
  3. Pernafasan cepat dan dalam.
  4. Ubun-ubun sangat cekung.
  5. Kelopak mata sangat cekung.
  6. Air mata sangat cekung.
  7. Pada pencubitan kulit, kulit kembali sangat lama, olebih dari 2 detik.
  8. Anak tidak kencing.

Pada kasus dehidrasi berat, anak harus segera dibawa ke UGD dan dilakukan perawatan intensif oleh tim dokter. Sebaiknya membawa anak ke UGD/ dokter saat anak berada dalam derajat dehidrasi sedang untuk mencegah terjadinya dehidrasi berat.

Feses Anak Terdapat Darah

Adanya darah dalam feses anak merupakan tanda bahaya diare dan harus segera dirujuk ke UGD karena dikhawatirkan mengidap disentri dan membutuhkan penanganan dokter spesialis segera.

Ternyata menjadi Ibu harus memahami segala hal, ya, termasuk menjadi ‘dokter’ keluarga dengan memahami tanda-tanda bahaya pada anak, sehingga dapat memberikan penanganan yang tepat. Semoga anak-anak dan keluarga kita selalu sehat, ya.

Salam!

Exit mobile version