Emak K sering mendapatkan pertanyaan, apa sih maksud nilai-nilai yang ada di raport anak? Apa sih kognitif, afektif dan psikomotorik? Apa sih hal-hal yang menjadi tolok ukur penilaian masing-masing aspek? Ingatanku langsung melesat ke tulisan-tulisan jaman kuliah yang belum pernah kupublish di blog karena khawatir di copas. Bhahahaha, sungguh alasan yang tidak masuk akal.
Belakangan ini, aku berfikir, tulisan-tulisan jaman kuliah ada baiknya dipublish di blog agar emak-emak millenial punya rujukan untuk memahami apa yang dihadapi oleh putra-putrinya di sekolah. Okesip, mengawali seri sekolah, aku ingin menyitir Macam-macam Hasil Belajar yang biasanya tercantum dalam raport sekolah anak.
Contents
Macam-macam Hasil Belajar
Benyamin Bloom secara garis besar mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga bagian, yakni:
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Tipe Pengetahuan
Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah. Namun tipe belajar ini menjadi prasyarat bagi pemahaman yang berlaku untuk semua bidang studi.(Sudjana, 1989: 23)
Tipe Pemahaman
Tipe hasil belajar pemahaman merupakan tipe yang setingkat lebih tinggi daripada tipe pengetahuan. Pada tipe ini siswa mampu menjelaskan suatu pengetahuan dengan susunan kalimatnya sendiri. Nana Sudjana mengklasifikasikan tipe hasil belajar ke dalam tiga tingkat, yakni:
- Tingkat Terendah: Pemahaman Terjemahan
Pemahaman tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan merah putih, dll.
- Tingkat Kedua: Pemahaman Penafsiran
Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian grafik denagn kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok
- Tingkat Ketiga: Pemahaman Ekstrapolasi
Pemahaman tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi, yakni melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi, dapat memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus atau masalahnya.
Tipe Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.
Tipe Analisis
Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirearkinya atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan ketiga tipe sebelumnya.
Tipe Sintesis
Sintesis merupakan penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh. Berpikir sintesis merupakan ranah berpokir divergen, dimana siswa dapat menemukan hubungan kausal tertentu, atau menemukan abstraksi atau operasionalnya.
Tipe Belajar: Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tantang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan, metode, materiil, dll. (Sudjana, 1989: 28)
Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Dalam ranah afektif, terdapat lima jenis kategori, yakni:
1) Reciving/ Attending
2) Responding atau Jawaban
3) Valuing atau Penilaian
4) Organisasi
5) Karakteristik
(Sudjana, 1989: 30)
Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan ketrampilan, yakni:
1) Gerakan reflex
2) Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar
3) Kemampuan perseptual
4) Kemampuan di bidang fisik
5) Gerakan-gerakan skill
6) Kemampuan yang berkenaan dengaan komunikasi non decursive.
(Sudjana, 1989: 31)