Gedabrukan Menghadapi Gejala Flu di Masa Pandemi Covid-19
Tidak pernah melintas dalam imajinasi liarku sekalipun jika akan mengalami masa dimana gejala flu bisa membuat orang sekitar khawatir, bahkan dianjurkan untuk tidak masuk kantor atau berinteraksi dengan orang lain 2 minggu setelah gejala flu hilang.
Ha, biasane kalo ada gejala flu terus ngeles dari kerjaan langsung dieceni; manja… wkakaka.
Hal pertama yang dilakukan begitu abah K merasakan tubuh enggak enak adalah; cancel semua agenda pertemuan, Work From Home dengan jam kerja yang pendek, pakai masker dan jaga jarak dengan bocah. Sudah kayak protokol penanganan pasien bergejala covid-19 ya?
Si K lengket banget dengan abahnya, memintanya jaga jarak adalah hal yang cukup sulit. Jaga-jaga terakhir, makan delivery semua, enggak berani mampir ke rumah makan. Saat itu Emak K belum kuat masak karena mabok hamil trimester pertama.
Mengatasi Gejala Flu dengan Buah dan Sayur
- Perbanyak suplai Vitamin C dosis tinggi yang bisa didapatkan dari; sarapan jus nanas, ini aman kok, bahkan untuk GERD, cuma harus dipastikan nanasnya manis. Buah yang dianjurkan selama masa penyembuhan; apel, jeruk.
- Jus sayur 3 kali sehari. Jus pure wortel, jus timun-kol atau pure timun. Kalo kami kemaren diseling dengan jus bengkuang-tomat-wortel, jus wortel-apel. Syeger!
- ‘Ramuan’ radang tenggorokan. Ini ramuan default saat pilek, batuk. Baik batuk kering maupun batuk berdahak. Ramuannya adalah sari kunir, madu dan jeruk nipis. Kunir satu jari diparut, diperas. Tambahkan perasan jeruk nipis 1/2 buah, tambahkan madu 1 sendok. Untuk abah K kemaren 2 kali sehari, siang dan maghrib.
- Pijat dengan cinta. Khusus meriang minggu kemaren, abah K sampe kublonyohin minyak kayu putih+geprekan bawang merah kayak pertolongan pertama meriang pada bayi, karena di tengah pandemi gini hawanya harus segera sehat, demi ketentraman bersama.
- Istirahat dan bersenang-senang. Alhamdulillah ngepasi libur panjang 17 Agustus dan 1 Muharrom. Kutemenin ngegame Angry Bird biar hepi. Sekarang sudah level 60an.