Koleksi batik nusantara luar biasa melimpahnya. Bahkan setiap daerah mempunyai ciri khas batiknya sendiri. Bahkan di Noborejo, desa dimana aku tinggal, mempunyai ciri khas batik yang berbeda dengan batik Salatiga, kota tempat dimana Noborejo berada.
Batik sudah menjadi identitas nusantara. Sampai-sampai pemerintah mewajibkan seragam batik untuk sekolah dan lingkungan pemerintah. Enggak main-main, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai hari batik nasional. Secinta itu Indonesia dengan batik, seperti cintaku padamu. Uwuwuwu.
Batik enggak kayak makhluk hidup yang bisa mempertahankan diri sendiri. Ia membutuhkan peran kita untuk tetap lestari. Ia membutuhkan orang Indonesia yang semangat nguri-uri batik sebagai identitas nusantara. Enggak perlu jadi dutra batik internasional untuk ikut melestarikan batik nusantara.
Melestarikan Batik Nusantara dengan Memakainya
Aku punya banyak koleksi batik. 50% baju di lemari merupakan jahitan dari kain batik. Aku jarang membeli batik yang sudah jadi karena kesulitan memadukan ukuran. Embuh yang lengannya kependekan, embuh yang celana/roknya cingkrang. Maklum, emak K kurus dan tinggi. Mana tangannya juga panjang. Rada-rada spesial ukurannya.
Satu tahun ini aku mulai memadupadankan kebaya untuk pakaian sehari-hari,. Enggak yang full action kayak kebaya dan jariknya mbah putri sih, palingan brokat tunik dengan kulot batik, kutu baru dengan bawahan rok batik. Aku belum bisa memakai jarik dengan stagen kayak mbah putri, berat, Bok. Hahaha
Melestarikan Batik Nusantara dengan Menggunakannya sebagai Motif Souvenir
Emak K kepincut dengan koleksi souvernir dengan motif batik. Terkesan etnik dan Indonesia banget. Eh gimana ya? Pokoknya kalau melihat aneka souvenir batik, daku merasakan aura ayem-nya simbah-simbah yang berbatik ria dimanapun.
Angkat topi untuk perajin souvenir yang menggunakan batik sebagai motif andalannya. Penggunaan batik pada souvenir enggak lantas membuat souvenir terkesan jadul, bahkan semakin hari semakin kreatif dengan padu-padan modern-tradisional. Motifnya tradisional, fungsi dan desainnya modern.’
Melestarikan Batik Nusantara dengan Menjadikannya Oleh-oleh
Salah seorang teman menjadikan kain batik sebagai oleh-oleh wajib jika travelling ke luar negeri. Ia akan membagikan kain tersebut kepada kolega atau sahabatyang ia temui. Mengenalkan batik kala travelling keluar negeri keren banget di mataku.
“Hai, ini lho batik dari negaraku. Identitas nusantara yang keren.” Mungkin begitu kesan yang kutangkap dari perannya membagi-bagi kain batik ke bule. Terpancar kebangaannya terhadap produk nusantara yang mendarah-daging.
Emak K jadi ingat saat presiden Jokowi menghadiri sidang DK PBB Mei 2019, dimana peserta memakai batik. Uwowoo, lihatnya sampai ndomblong, bule-bule kalau pakai batik keren juga ya ternyata. Heuheu.