Site icon Widi Utami

Langkah Mengatur Keuangan Rumah Tangga

Langkah Mengelola Keuangan Rumah Tangga

Langkah Mengelola Keuangan Rumah Tangga

Langkah mengatur keuangan rumah tangga memang susah-susah gampang. Dibilang gampang, tetapi keuangan saat berumah tangga enggak sesimpel saat single. Dibilang susah, hmmm, keuangan rumah tangga itu seringkali ujungnya rejeki sudah ada yang Mengatur. Cuma, bagaimana kita bertanggungjawab dalam mengelola keuangan rumah tangga.

Boro-boro uang yang seabreg, wong hanya biji zarah yang kecil saja kita diminta pertanggungjawaban. Lalu bagaimana kita mengatur keuangan rumah tangga? Dimulai dari manakah? Delapan tahun menikah, aku masih belajar terus-menerus bagaimana mengatur keuangan rumah tangga.

Catat Pengeluaran Harian Meski Seribu

Mencatat pengeluaran harian meski hanya seribu tujuannya untuk memonitor pos-pos pengeluaran kita, lalu kita bisa melihat pos mana yang terlihat sepele tetapi ternyata menguras dompet. Langkah ini memang sedikit repot, tetapi akan sangat membantu kita untuk melihat pos mana yang sebenarnya hanya menghambur-hamburkan uang dan bisa ditiadakan tanpa menyebabkan efek bahaya di dalam kehidupan keluarga.

Saat kami masih awal-awal merintis usaha, sewa server terlihat murah karena ‘hanya’ 400 ribu. Ketika kami evaluasi, 400ribu jika dikali setahun ternyata 4.8 juta sendiri, sementara kalau langganan setahun ada potongan sampai 1.5 juta. Sudah kayak bunga pinjol. Wkwkwk.

Lain hal dengan server, Runcloud pun kami enggak sadar kalau boros. Sebuan sih ‘cuma’ 200k, setahun 2.4 juta. Kalau langganan setahun, potongan 50% alias hanya 1.2 juta. Nah, server, Runcloud dan piranti lain ini sebelumnya enggak kepikiran untuk menyewa langsung setahun. Setelah tahu kalau ada margin yang lumayan untuk sewa setahun, kami langsung memutuskan untuk sewa setahun.

Buat Pos-pos Prioritas

Pos-pos prioritas ini bisa disusun setelah mencatat anggaran. Prioritas paling penting adalah jika kita tidak mengeluarkan untuk itu, maka bisa mengganggu kehidupan. Pos prioritas dalam rumah tanggaku adalah makan, minum, cicilan, listrik, arisan, spp, sedekah dan jajan anak-anak. Setelah itu, prioritas untuk mendukung pekerjaan; Indihome, server, runcloud.

Setelah pos prioritas utama sudah terpenuhi, baru deh ke pos lain seperti BPJS TK, menabung, dan investasi. Investasi di dalam keluargaku merupakan prioritas buntut sebelum jajan hura-hura. Soal berapakah porsi menabung yang ideal, setiap keluarga tidak sama. Cuma, sebaiknya fokus untuk menabung dana darurat.

Bagiku dana darurat membantu untuk fokus dan tenang dalam menikmati hari-hari, enggak kemrusung karena memikirkan tagihan esok hari. Aku sendiri baru belajar untuk mengepos dana darurat paling enggak 3 bulan kebutuhan pokok keluarga, idealanya sih sampe 6 bulan.

Nikmati Hari ini dengan Secukupnya, Jangan Lupa Bahagia

Konon, cobaan orang yang baru punya uang adalah mempertahankan gaya hidupnya. Cobaan orang yang sedang mengalami penurunan ekonomi adalah menurunkan standar hidupnya. Cobaan orang yang baru punya uang, rata-rata terbawa euforia mampu beli apapun sehingga lupa apakah barang tersebut urgent atau enggak.

Mempertahankan gaya hidup ketika keuangan mulai naik dan mampu menurunkan standar ketika kondisi keuangan sedang turun adalah salah satu skill agar rumah tangga tetap stabil dan harmonis. Ketika rumah tangga harmonis, kondisi apapun akan tetap bahagia dan saling menyayangi.

Nikmati hari ini dengan secukupnya. Bahagiakan diri dengan secukupnya. Bahagia enggak melulu tentang spending money. Keuangan rumah tangga terhitung sangat fleksibel sehingga membutuhkan tarik-ulur. Lain banget dengan keuangan semasa masih single.

In the End, setiap keluarga kondisinya berbeda, berbeda pemasukan, berbeda pengeluaran. Tanggungannya pun khas. Kita tidak bisa membandingkan pemasukan sekian bisa punya aset sekian karena setiap keluarga mempunyai tantangan ekonomi sendiri. As every child have their own battle, so do the family.

 

Exit mobile version