Proses kelahiran si K terhitung drama. Meski saat kontraksi aku nyantai, enggak pakai teriak atau nyubit segala macam, cuma minta dipeluk erat saja setiap kontraksi datang, di akhir proses aku sangat kelelahan. Ya gimana, pembukaan lengkap dari jam 6 sore, jam 11 malam si K tak kunjung lahir.
Aku merasakan kontraksi yang datang setiap tiga menit sekali dari jam 6 sampai jam 12 malam lebih. Sungguh, menguras tenaga dan rasa-rasanya enggak sanggup bertahan. Sudah kebelet banget pengen ngeden, tetapi bidan belum mengijinkan karena posisi kepala si K malah miring.
Saat bidan memberi aba-aba untuk ngeden, aku berhenti di tengah. Setelah si K lahir, aku tidak tahu apa-apa saat itu, kadung nelangsa dengan jahitan yang terasa sangat menyiksa.
“Ibu, ini kepala bayinya lonjong.” ujar bidan, dengan sangat hati-hati, sambil membuka kopyah si K. “Ini karena Ibu berhenti saat ngeden, tetapi enggak apa-apa, nanti balik sendiri, kok.”
Aku cuma mengangguk dan mengucapkan terimakasih.
Drama di mulai saat kami sudah pulang ke rumah, begitu banyak pertanyaan dan komentar yang sebenarnya tidak perlu. Sedih.
Cara Merawat Kepala Bayi yang Memanjang Agar Kembali ke Bentuk Semula
Saat kontrol ke bidan, aku bertanya dengan sangat hati-hati, apakah kepala si K yang lonjong akan berpengaruh terhedap perkembangannya?
Tidak, hanya saja jika Ibu atau keluarga tidak telaten untuk merawatnya, akan mempengaruhi penampilan.
Aku lega mendengar jawaban bidan, bertekad untuk sering-sering merawat kepala si K tanpa lelah. Cara merawat kepala yang lonjong karena terjepit jalan lahir pun enggak ribet.
Pangku bayi dengan posisi kepala berada di kedua telapak tangan Ibu. Elus-elus kepalanya dengan gerakan memutar, kayak kalau kita sedang membuat adonan berbentuk bulat. Pelan-pelan saja, kepala bayi merah sangat lunak.
Rutinitas itu dilakukan sesering mungkin. Saat mandi sambil memberi shampo di rambut bayi, setelah mandi sambil mengeringkan kepala bayi dengan handuk yang lembut. Saat menimang-nimang bayi. Pokoknya sesering mungkin, jangan bosan, sampai tulang rawan bayi di kepala mengeras.
Salep untuk Mengobati Kepala Lonjong Bayi
Dokter spesialis anak yang menangani si K saat di rumah sakit tidak meresepkan obat apapun untuk si K. Si K enggak membutuhkan obat, katanya. Satu minggu aku berahan enggak mencari informasi soal kepala lonjong, tetapi namanya Ibu, aku gatel dengan komentar orang-orang tentang kepala yang lonjong.
Terbesit kekhawatiran, bagaimana jika kepala yang lonjong tidak bisa bulat kembali. Akhirnya, saat kontrol ke bidan, aku meminta resep untuk kepala lonjongnya si K. Oleh bidan, kami diberi Thrombophob Gel yang biasa digunakan untuk mengobati luka memar. INI OBAT KERAS, ya. JANGAN DIGUNAKAN TANPA RESEP DOKTER.
Salep itu dioleskan dengan sangat sedikit ke kepala si K sembari melakukan rutinitas elus-elus kepala itu. Kami hanya menggunakan salepnya sebentar, sekitar 2 minggu. Aku sangat khawatir jika salepnya berakibat buruk untuk si K.
Perkembangan Kepala Lonjong si K
Usia 2 minggu, kepala lonjong si K mulai memendek, enggak selonjong saat baru lahir. Sayang, saat itu aku terkena syndrom baby blues, jadi enggak punya dokumentasi perkembangan kepala lonjong si K. Aku mulai optimis kepala si K akan berlahan memendek seperti kepala pada umumnya.
Usia 1 bulan, KEPALA SI K LONJONG SEBELAH!
Blar! Aku kaget. Jika saat baru lahir yang lonjong itu rata, usia 1 bulan yang lonjong cuma sebelah. Kepala si K bentuknya kayak berbukit-bukit. Hiks. Aku terus melakukan ritual elus-elus kepala si K sambil sholawat dan melangitkan doa-doa.
Usia 2 bulan, saat kepala si K mulai mengeras, sisi yang lonjong mulai memendek, tetapi enggak rata dengan sebelah. Jadi kayak bukit pendek gitu kepalanya. Enggak kelihatan jika dilihat sekilas, baru terlihat ketika diraba dan dilihat dengan detail. Apalagi rambut si K lebat, jadi enggak begitu kelihatan.
Sampai sekarang kepala si K masih benjut sebelah, masih ditambah dengan benjut bekas jatuh. Ya, si K terhitung sangat usil, jatuh atau kebentur adalah hal yang biasa terjadi. Tetapi emak K lega, sampai sekarang kepala terjepit jalan lahir tidak mempengaruhi perkembangannya si K. Gambarannya kayak gambar dibawah, emak K ngubek-ubek file untuk mencari kepala si K saat dicukur plontos agar tidak ratanya terlihat cuma ini.
Enggak begitu parah kan, ya?
So, Ibu-ibu yang sedang khawatir karena kepala bayi memanjang terjepit jalan lahir, enggak perlu khawatir berlebihan. Cukup ikhtiar semaksimal mungkin dan taati perintah dokter. Tutup telinga saja dengan omongan yang enggak mengenakkan.
Salam!
Emak K, deaf mommy