“Mbah, kenapa milih Widi? Bukan si X ini?” tanya seseorang, saat aku diajak ketemu.
Aku terkesiap, kaget. Abah K hanya tersenyum. Aku menoleh si X, dia terlihat salah tingkah.
Tidak berhenti sampai disitu, orang tersebut bertanya tentang masa lalu abah K yang lainnya, “Bagaimana kabar si Y yang hafal Qur’an itu? Sudah lulus S2-nya?”
Abah K diam sejenak, memainkan telunjuk dan jempolnya seperti gerakan memutar tasbih, aku tahu betul itu pertanda beliau tidak nyaman.
“Widi tahu, Mbah?” Cecarnya.
Aku takjub. Sebagai seorang perempuan Jawa Tengah, mendapati orang yang ceplas-ceplos tanpa tedeng aling-aling membuatku terkesiap. Apalagi situasi kami sedang ngariung, duduk bersama sembari menikmati es degan.
“Hehehehe. Kakak cerita semuanya, kok.” Ujarku sembari tertawa.
“Oh, sudah tahu?”
Aku mengangguk. Menyembunyikan hati yang meletup-letup.
Kejadian ini sudah berjalan tiga tahun yang lalu. Tetapi apes, kilasan-kilasan percakapannya masih kuingat detail sampai sekarang.
Tidak adakah percakapan lain yang lebih asik hingga sempat membahas masa lalu di depan pasangannya sekarang?
Lain waktu, “Oh, ini istrinya Cak Bud, mantannya B?”
Pada fragmen lain, “Itu pacarnya cak Bud waktu SMA dulu.”
Aku mengkeret seketika. Tanpa diberi tahu pun aku sebenarnya sudah merasa. Penegasan dari orang sekitar membuatku ingin sembunyi.
Seandainya tak ada yang mengungkit tentang masa lalu, barangkali aku turut larut dalam obrolan gayeng.
Tidak semua orang memiliki kesiapan hati yang sama. Tidak semua orang bisa seenjoy yang lain dengan menjadikan masa lalu pasangannya sebagai sahabat dekat.
Tidak semua orang… bisa memperlakukan masa lalu sebagai hal yang enteng-enteng saja.
Tak sedikit yang bertengkar karena persoalan masa lalu. Tak sedikit pula yang berjuang bersama pasangannya untuk memilin cinta dan kasih sayang diantara mereka berdua, dengan masa lalu yang usil nggak karuan.
Jika seandainya kita diberi nikmat mempunyai pasangan yang tak punya masa lalu, bersyukurlah, salah satunya dengan tidak mengungkit masa lalu orang lain sekalipun hanya untuk bercanda.
Jika seandainya kita diberi kekuatan tersembunyi hingga bisa menjadikan masa lalu pasangan sebagai sahabat, bersyukurlah, salah satunya dengan cara menghargai mereka yang memilih untuk menjaga jarak dengan masa lalu pasangannya. Jangan sekali-kali mengolok-olok, apalagi menuduh mereka hatinya rapuh, nggak bisa move on, dan lain sebagainya.
Karena…
Setiap hati yang ada dalam jasad manusia, mempunyai kekuatan sendiri…
Maha Besar Robbuna yang telah menciptakan segumpal darah pada setiap jasad dengan keunikan masing-masing.