Site icon Widi Utami

Gething Nyanding, Dipertemukan dengan Suami Perokok

Gething nyanding, sing sapa wonge kelewat serik marang liyan, ati-ati, suk mben sapa reti bakal nyanding. 

Gething nyanding, pepatah Jawa yang kurang lebih artinya benci tapi akhirnya dipertemukan. Aku lupa siapa yang pernah dhawuh kepadaku soal gething nyanding ini.

Dulu, aku benci dengan perokok. Setiap kali ada orang merokok, aku selalu vokal memintanya untuk menjauh dariku, atau aku yang menjauh darinya. Aku memohon kepada Robbuna seorang suami yang enggak merokok Aku bisa saja menyukai seseorang hanya karena ia tidak merokok.

Tetapi sungguh apes, saat PDKT dengan abah K, semesta seolah-olah Memperkuat jawaban hasil istikharah yai, ia yang terbaik untukku. Mhuahahahah. Mau misuh ya gimana… Lagipula aku tahu diri banget, siapa sih yang mau mempunyai istri deaf macam aku?

Seribu satu.

Wkwkwkwk. Iya, itu dhawuh yai, barangkali hanya satu diantara seribu laki-laki yang mau menikah dengan perempuan dengan kebutuhan khusus. Lalu, aku bertanya kepada abah K, apakah kelak jika sudah menikah akan berhenti merokok?

Jawabannya  khas rayuan orang yang lagi kasmaran-kasmarannya. Wkwkwkwk, meski begitu, aku masih menyimpan harapan itu, entah kapan.

Mensyukuri yang Lain Dibalik Satu Kebiasaan yang Tidak Kusukai

Seorang teman bertanya, “Kamu serius punya suami perokok?”

Aku hanya menjawab dengan senyuman. Tidak mendebat, tidak pula membela diri. Belajar dari pengalaman, biasanya obrolan soal suami perokok ini malah membuatku semakin bertanya-tanya kenapa aku yang dulu antipati dengan rokok dipertemukan dengan suami perokok.

Aku lebih memilih untuk mensyukuri kebiasaan-kebiasaannya yang kusukai, yang jauh lebih banyak dibandingkan satu kebiasaan yang tidak kusukai ini.

Pun, barangkali abah K juga tidak suka dengan beberapa sifat dan sikapku, hanya saja beliau tidak terlalu vokal mengutarakan akan ketidaksukaannya.

Boleh jadi ia merokok, tetapi ia bisa dibilang suami rumahan, kemana-mana kalau bisa mengajak istri dan anak. Boleh jadi ia merokok, tetapi ia merupakan ayah yang tidak tega kongkow lama-lama meninggalkan anak-istri di rumah. Boleh jadi ia merokok, tetapi ia tidak malu untuk tandang gawe setiap kali istrinya tidak mampu, apalagi saat aku hamil hingga si K berusia 2 bulan, aku dibebaskan dari urusan umbah-umbah dan printilan pekerjaan rumah tangga lainnya.

Satu hal yang sangat aku syukuri tentang persoalan merokok, ia adalah laki-laki perokok yang sangat memperhatikan adab. Tidak merokok di angkutan umum. Tidak merokok di hadapan bayi dan anak-anak. Tidak merokok di masjid. Tidak merokok di kamar.

Gething Nyanding Mengajariku untuk Tidak Terlalu Benci dan Antipati

Suami perokok bukan satu-satunya persoalan gething nyanding yang kualami, tetapi cukup menjadi contoh dari poin yang ingin kutulis di blogpost ini. Ya, gething nyanding mengajariku untuk tidak terlalu benci dan antipati, bahkan dengan orang yang berulangkali menyakiti sekali pun.

Gething nyanding mengajariku jika selalu ada sisi baik dibalik sesuatu yang tidak kusukai

Aku boleh tidak menyukai si X karena persoalan beda pandangan politik, tetapi aku tidak boleh membenci dengan membabi buta hingga apapun yang ia lakukan terlihat buruk di mataku. Memangnya siapa aku? Pencatat amal juga bukan, itu tugasnya malaikat Rokib-Atid.

Membenci hanya membebani hati dengan persoalan yang tidak perlu. Membenci hanya menularkan energi negatif dan membuat kita melampiaskan kemarahan kepada orang-orang yang tidak bersalah. Bahkan tidak jarang anak yang tidak tahu apa-apa terkena bentakan hanya karena kebencian yang meraja.

Aku hanya tidak ingin membuat orang-orang yang kusayangi harus merasakan emosi negatifku yang tidak pada tempatnya. Apalagi petuah yai yang membuatku beristighfar berulang-ulang,

Bisa jadi yang kita benci justru jauh lebih baik di mata Tuhan, lebih bermanfaat kepada sesamanya.

Ah, blogpost kali ini sungguh curhat doang isinya. Aku ingin menutupnya dengan mantra yang diajarkan mbah Yai Asrori melalui abah K,

Semoga barokah orang yang tidak kusukai menjadi jalan untuk semakin Mendekat kepada-Nya.

 

 

 

 

Exit mobile version