Site icon Widi Utami

Emak Rempong Melestarikan Tradisi Bancaan Bersama So Good

Matahari baru menampakkan semburatnya di ufuk timur, aku dan teman-teman sepermainan sudah riuh berkumpul di depan rumah Mbah Tini, mengerubungi keranjang bundar yang terbuat dari anyaman bambu. Beberapa dari kami sudah wangi dengan seragam merah putih, sebagian lainnya masih menahan kantuk dengan ujung mulut bekas air liur semalam.

Mbah Tini datang membawa cobek tanah liat besar dengan tumpeng nasi yang mengebul uap panasnya, menggoda perut yang belum terisi apapun kecuali teh manis. Mata kecil kami bersinar-sinar dengan mulut yang tidak bisa menyembunyikan senyum gembira.

Aku mencermati tumpengnya, menemukan kesukaanku disana; kecambah, ikan asin, telur rebus, sayur-mayur, lengkap dengan rambutan, salak, duku dan belimbing. Selepas berdoa, tangan-tangan kecil kami berebutan mengambil buah-buahan, menyimpannya di kantong baju dan celana, lalu berlomba memakan nasi dan urap. Nikmat.

Tumpeng Mini So Good ala Emak K

Kenangan masa kecil dengan tumpeng urap dan buah-buahan berkelindan beberapa minggu ini. Aku merindukan kebersamaan makan bersama-sama dalam satu nampan. Pantang pulang sebelum alas daun pisang bersih dari sisa-sisa nasi dan sayuran.

Kami menyebutnya bancaan, biasa dilakukan saat memperingati weton kelahiran. Bancaan Weton adalah peringatan hari lahir berdasarkan Saptawara dan Pancawara, yang merupakan tradisi masyarakat yang dilakukan pada hari kelahiran berdasarkan perhitungan kalender Jawa yang berputar selama 35 hari, artinya peringatan hari kelahiran manusia Jawa dilakukan setiap 35 hari sekali, berbeda dengan acara ulang tahun yang diperingati setiap tahun sekali.

Tujuan wetonan atau bancaan weton adalah sebagai ucapan rasa syukur atas rahmat-Nya sekaligus sebagai permohonan kepada-Nya agar orang yang dislameti diberi keselamatan serta kesuksesan pada hari-hari selanjutnya. Pada beberapa daerah di Jawa Wetonan di sebut juga Tironan.

(Teguh Budiharso)

Tradisi ini masih kujalankan kini, di usiaku yang sudah seperempat abad. Menularkan kebahagiaan masa kecil kepada anak-anak. Mengenalkan nikmatnya makan bersama dalam satu nampan, tak lupa, mendidik agar anak-anak selalu mengingat jika usia semakin bertambah dari detik ke detik.

Namun, saat kucermati benar-benar, ada sesuatu yang hilang: buah-buahan yang digantikan dengan jajanan kemasan. Atas nama kepraktisan, aku selama ini menabrak aturan tidak tertulis tumpengan bancaan. Memilih untuk mengganti buah-buahan dengan jajanan kemasan yang cukup dibeli dari warung depan rumah. Kadangkala, jika sedang tidak punya waktu luang, aku meniadakan protein, hanya nsi, sayur dan jajanan kemasan.

Saat membaca-baca kembali tentang Gizi Seimbang, aku semakin menyadari jika tradisi tumpengan mengajarkan tentang pola makan yang sehat, GIZI SEIMBANG. Pola makan kekinian yang direkomendasikan oleh Kemenkes ternyata tersimpan dibalik aturan tumpengan bancaan yang disepakati oleh mbah-mbah.

Contents

Menu Piring Gizi Seimbang

Departemen Kesehatan RI mensosialisasikan Pesan Gizi Seimbang yang tersebar dalam berbagai media, baik flyer, media online maupun jurnal. Gizi Seimbang menggantikan Empat Sehat Lima Sempurna yang sudah tidak sesuai dengan kemajuan IPTEK. So Good pun turut mendukung Depkes RI dengan mengkampanyekan Menu Piring Gizi Seimbang yang terdiri atas 35% karbohidrat, 35% sayuran, 15% buah-buahan dan 15% protein.

Piring Menu Gizi Seimbang SO GOOD, source: Blogger Perempuan

 

Emak Rempong Melestarikan Tradisi Bancaan Bersama So Good

Siang itu lumayan terik, aku berniat untuk membuat tumpeng mini urab, komplit dengan karbohidrat, buah, sayur-mayur dan proteinnya. Si K tengah tidur siang, aku harus bergerak dengan cepat agar selesai sebelum si K bangun. Ya, alasanku saat men-skip protein hewani dan buah-buahan kala menyiapkan bancaan adalah karena harus selesai sebelum si K bangun.

Kulirik kulkas dan tumbu berisi stock sayuran. Aha, ada So Good Chicken Nugget berbentuk Jet kesukaan si K di Freezer, bisa kugunakan sebagai protein. Aku segera menyiapkan panci untuk merebus sayuran yang terdiri dari daun singkong, kolbis, wortel, buncis dan kecambah. Stock nasi aman di magic com.

Sembari menunggu sayuran matang, tanganku menyiapkan sambal urap yang berbahan dasar kelapa parut. Lepas itu, menyiapkan teflon untuk menggoreng nugget. Kukupas jeruk, kutaruh di piring untuk sementara.

Dua puluh menit kemudian, semua telah siap, aku hanya perlu menatanya di atas cobek tanah liat menjadi tumpeng mini dengan Menu Piring Gizi Seimbang.

Tumpeng Mini Menu Gizi Seimbang Ala Emak K

Tumpeng Mini Menu Piring Gizi Seimbang ala Emak K

Bahan:

  1. Nasi hangat. tidak lembek juga tidak terlalu keras.
  2. Kolbis, bersihkan, potong-potong, rebus.
  3. Wortel, potong panjang, rebus.
  4. Buncis, potong panjang, rebus.
  5. Cambah, rebus.
  6. Chicken Nugget So Good, goreng.

Bahan Sambal Urap:

  1. Kelapa parut muda secukupnya
  2. Jeruk limau atau daun jeruk sepotong
  3. 3 buah cabai keriting
  4. Terasi 1 cm
  5. 1 buah kemiri
  6. 1 siung bawang merah
  7. 1 siung bawangputih
  8. Gula aren secukupnya
  9. Garam secukupnya

Cara Membuat:

  1. Buat sambal urap. Uleg daun jeruk atu jeruk limau sampai halus, kemudian masukkan bahan sambal urab kecuali kelapa muda, tumbuk sampai halus. Masukkan kelapa muda, aduk rata. Tes rasa, apakah sudah pas atau belum. Bungkus dengan daun pisang, kukus sebentar.
  2. Bentuk nasi dengan bantuan daun pisang yang dikerucutkan, letakkan di cobek tanah liat yang sudah dialasi daun pisang. Buat kerucut kecil dengan daun pisang, letakkan di pucuk.
  3. Tata sayuran mengelilingi tumpeng, letakkan sambal urab di atasnya.
  4. Tata buah-buahan dan Nugget So Good yang telah digoreng.
  5. Sajikan saat nasi masih hangat.

Tumpeng Mini Super Praktis

Praktis kan? Hihihi, Emak K hanya butuh waktu 20 menit untuk menyiapkan, masih ada waktu panjang untuk membersihkan dapur, foto-foto dan istirahat sejenak sampai si K bangun untuk kemudian dimakan bersama.

 

Exit mobile version