Nang, hari ini ramai ucapan selamat Hari Anak Nasional. Berbagai kegiatan digelar, Ucapan betebaran dengan berbagai gaya. Ibu enggak ingat kalau ada Hari Anak Nasional, Ibu baru tahu jika ada Hari Anak Nasional saat membuka beranda Facebook. Tetapi, Nang, bagi Ibu setiap hari adalah Hari Anak.
Setiap hari Ibu berusaha untuk menyediakan seluruh waktu untukmu, kadang usaha itu berhasil, kadang enggak. Kadang Ibu bisa menemanimu sepenuhnya. Kadangkala fisik Ibu bersamamu, tetapi pikiran melayang kemana-mana.
Dear K, Hari Anak Nasional membuat Ibu bertanya-tanya, apakah Ibu sudah menjadi seorang Ibu yang baik bagimu?
Jawabannya?
Hanya kamu yang tahu,Nang. Sayangnya, kamu belum bisa menjawab apakah Ibu sudah menjadi Ibu yang baik bagimu atau belum. Hahaha. Kamu makin kritis sekarang. Pertanyaan-pertanyaanmu semakin tidak terduga.
Pebendaharaan katamu semakin banyak, kecepatan berbicaramu semakin tinggi, dan…. Ibu semakin kelimpungan menyesuaikan diri. Seringkali Ibu sulit menangkap apa maksud pembicaraanmu dan memintamu mengulang. Enggak cuma sekali, tetapi berkali-kali.
Kadang kamu jengkel sampai nangis karena Ibu tidak bisa memahami pembicaraanmu. Ibu sedih, Nang, tetapi Ibu menghibur diri, bahwa semua Ibu mengalaminya, enggak cuma Ibu yang punya keterbatasan pendengaran.
Dear K, Usiamu 28 bulan kini. Tingkahmu semakin pethakilan. Di saat tinggi badanmu baru 85 cm, kamu sudah memanjat tralis setinggi 3 meter. Melompat dari sofa. Tidak jarang kamu bergaya-gaya melakukan koprol kayak para atlet itu. Hih, kamu tahu betapa jantung Ibu serasa berhenti berdetak.
Kamu hanya bisa duduk anteng jika menonton Tayo, kartun mobil kesukaanmu. Membaca buku saja gayamu bisa bermacam-macam, kadang memakai gaya naik kuda di punggung Ibu. Ibu sebenarnya khawatir melepasmu menonton Tayo, tetapi jika enggak memberimu kesempatan menonton Tayo, badan dan emosi Ibu bakal remuk.
Kalau badan dan emosi remuk, Ibu khawatir kamu bakal kena bentak meskipun kamu cuma caper.
Ibu selow, enggak jarang nabrak kaidah parenting. Entah aliran parenting mana yang Ibu anut. Campu-campur, Nang, yang paling Ibu perhatikan justru Ibu harus waras. Kalau sedang jenuh berat, biasanya kuajak kamu jalan-jalan, beli es krim dan coklat. Sungguh, Ibu macam apa yang mementingkan dirinya agar tetap waras dibanding kepentinganmu.
Dear, K. Ibu masih tertatih untuk belajar menjadi Ibu. Sudah banyak buku Ibu lahap, begitu pun kelas-kelas parenting, tetapi, Nang, sungguh, nglakonine ora gampang. Kepontal-pontal, nek lagi kesel, Ibu kasih kamu tontonan Tayo Youtube.
Dear, K. Terimakasih sudah membuat hari-hari Ibu penuh tantangan, memaklumi Ibu yang penuh keterbatasan. Terimakasih sudah membuat hari-hari Ibu penuh tawa karena pertanyaan-pertanyaanmu yang tidak terduga, membuat Ibu semakin semangat belajar dan meningkatkan kapasitas diri.
With My Love and Full of Pray,
Ibu