Site icon Widi Utami

Buku Masa Kecil yang Membekas Sampai Dewasa

Buku Masa Kecil yang Membekas Sampai Dewasa 1

Aku selalu percaya, apa yang dibacakan kepada anak akan membekas sepanjang ingatan, seperti ingatanku akan buku-buku di masa kecil.

Rumah masih berupa papan dan anyaman bambu kala itu. Jangankan beli buku, makan saja kadangkala kami harus berburu klubanan di tegalan, mencari rumput liar yang bisa dimakan seperti kokothowo, bendhot, juga sayuran yang ditanam Ibu di sela-sela tanaman utama.

 

Cukup banyak buku-buku yang membekas dalam hati, hingga aku terobsesi mencarinya kembali untuk kujadikan koleksi bagi anak-anakku, juga terobsesi untuk meninggalkan buku-buku bagi anak-anak di kampung, karena aku ingin mereka merasakan keasikan yang sama kala aku tenggelam dalam buku-buku.

Contents

Roro Jonggrang

Sampulnya berwarna merah menyala dengan siluet Prambanan, patung Roro Jonggrang, juga siluet raksasa. Terbitan Balai Pustaka, tetapi aku tidak berhasil mengingat siapa pengarangnya– YAIYALAH, kelas 2 SD mana peduli siapa nama pengarangnya, Wkwkwkwk–

Buku yang dipinjam mbak di perpustakaan SMP. Waktu itu, SD-ku rubuh, perpustakaan tidak terawat. Aku selalu menodong buku kepada mbak yang sudah sekolah di SMP. Buku ini tidak pernah kembali lagi ke perpustakaan SMP., tetapi entah dimana sekarang keberadaannya.

Ingatanku tentang isi buku ini tidak lagi murni karena begitu banyak versi legenda Roro Jonggrang yang kubaca. Hahaha, tetapi, aku ingat betul kala aku gregetan membaca sungai Opak yang memerah darah. Bagiku, Bandung Bandawasa bukan pahlawan, perempuan mana yang mau menikah dengan pembunuh Ayahnya, sekali pun ayahnya berwujud raksasa?~

Kisah Teladan Abu Nawas

Buku berjilid-jilid– 10 jilid apa ya? Dengan cerita pendek kocak nan penuh hikmah menjadi buku yang paling aku tunggu kala itu. Aku sempat marah dengan Mbak karena bukunya tidak berurutan lengkap. Bhuahahah. Bukunya kecil, tanpa ilustrasi, sampulnya begitu-begitu saja, kalau aku bilang, mirip desain buku yasin. Wkwkwk.

Biasanya aku habiskan dalam sekali tiduran. Ingat banget saat dimarahin Ibu karena jam 12 malam belum juga tidur gara-gara buku ini. :p

Serial Lumba-lumba

Bukunya dominan biru dan hijau. Ada Jauganggang, Unguterung, Bambabiru, Lulu Kelabu, Sisiripi, Kukurara, Tatagurita juga Kudalala. Bukunya ada empat. Aku paling mengingat saat Kukurara ulang tahun dan Jauganggang ditangkap perompak karena menemukan harta karun yang terpendam milik perompak– yang sampai sekarang aku masih belum bisa menjawab apakah itu mimpi Jauganggang atau bukan.

Masih ingat kan tokoh dan scene-nya? Siapa kemarin yang bilang baca buku untuk anak kecil enggak bakal diingat lama? :p :p

Serial Kisah di Taman Wortel

Buku yang terdiri dari 4 cerita dalam satu set ini aku baca karena bulik membawa sekardus buku dari anak yang diasuhnya, kami memanggilnya mbak Ninok, beliau dulu tinggal di Sisingamaraja, Semarang– Hallo, Mbak, mungkin someday kamu baca cerita ini, big big thanks ya sudah menyumbangkan buku-buku kerenmu ke kami, sehingga aku yang tinggal di desa menikmati buku mewah ini.

Sampulnya coklat muda, rame. Aku terkesan banget dengan cerita Kelinci dan Kura-kura lomba  lari di Cerita yang Terulang, yang membuatku enggak mau meremehkan sesiapapun. Membuatku yakin dengan diri sendiri, aku memang tidak sesempurna orang lain, pasti aku bisa, meskipun jalan dan usaha yang harus kutempuh jauh lebih panjang dari yang lain.

Aku ngebet banget dengan buku ini. Pengen si K punya juga. Tetapi nyari berulang kali sampai sekarang belum ketemu. Duh, kek nyari jodoh saja.

Wah, banyak ya? Hahaha, masih ada Rapunzel yang punya rambut puanjang sampai bisa digunakan untuk keluar dari menara, si kue jahe yang lari-lari dengan lincah, Bobo dengan Bona dan Rong-rong yang suka menolong.

Kamu, buku apa yang sangat berkesan hingga tua? Kalau cerita mbak Arin bisa dibaca dimari Buku Memorable Arinta, mbak Ran juga disini Buku Memorable Rani R Tyas, yuk!

Exit mobile version