Omongan orang memang seringkali membuat Ibu-ibu galau. Kitanya sudah santai, eh, ada yang ngomentari soal anak kita, lantas kita bertanya-tanya apakah memang ada yang tidak beres? Termasuk anak usia 1 tahun penakut yang katanya adalah tanda gagap sosial.
“Moh-moh!” seru si K, sambil mengibas-ngibaskan tangan setiap kali ada orang ‘asing’ yang berniat mengajaknya.
Aku menandai reaksi seperti ini muncul sejak si K berusia 10 bulan, saat si K mulai mengenal mana Ibu, Abah, Mamak, Budhe dan orang-orang di sekitarnya.
Setiap menghadapi lingkungan baru, si K membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mengenali sekitarnya. Si K membutuhkan waktu nyaris satu minggu untuk beradaptasi dengan orang dewasa, tetapi hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk PDKT dengan teman-temannya, apalagi teman sebaya, langsung nemplok diajak gojek-an.
Maklum kah?
Aku, sebagai ibunya, sangat memaklumi kelakuan si K, bahkan lega karena hal ini adalah pertanda bahwa si K mulai bisa mengingat siapa-siapa orang terdekatnya.
Tetapi tak dipungkiri kadang lelah juga menghadapi komentar usil.
Hingga aku teringat dengan komentar salah satu bidan saat Adiba seusia si K. Bidan ini berujar jika Adiba terhambat perkembangan sosialnya karena nangis kejer saat diajak ngobrol bidan yang merupakan orang asing.
Lah?
Sekelas bidan lho, ini, yang notabene tugasnya nggak jauh-jauh dari persoalan ibu hamil dan anak.
Tugas Perkembangan Sosial Anak Usia 1 Tahun
Bukan karena meragukan bidan, bukan karena berniat ‘nguyahi’ segara, tetapi, swerr, daku penasaran tingkat dewa. Dalam ingatanku samar-samar terpampang materi psikologi Anak Batita, salah satunya mulai mengenali keberadaan keluarga intinya dan mewaspadai kehadiran orang asing, tetapi aku lupa-lupa ingat, fase ini milestone anak usia berapa?
Aku mencoba mencari buku Psikologi Anak jaman kuliah yang kubeli di loakan. Tetapi apes, bukunya entah kemana, dulu ada yang pinjam, tetapi sampai aku lulus (pake telat banget) nggak dikembalikan jugak. 😭
Dah, move on dari buku-buku yang nggak dikembalikan. Aku mencoba mengakses journal psikologi anak, yang pertanggungjawabannya nggak jauh beda dengan jurnal fisik, eh, maksudku jurnal cetak.
Mestakung, tetiba mami Susi Ernawati, blogger ketje dari Jepara mengirimiku check list indikator perkembangan anak usia 1-2 tahun yang beliau dapatkan dari Rumah Inspirasi. Alhamdulillah, nabung ayem. 😂
File pdf Indikator Perkembangan Anak Usia 1-2 tahun ini terdiri dari 7 halaman. Wkwkwkwkwk, panjang nian. Disini aku hanya mengutip check list indikator Perkembangan Sosial, ya.
- Dapat berinteraksi dengan keluarga dan orang lain yang dekat dengan anak.
Indikator:
- Mengenal wajah orang yang di dekatnya
- Bereaksi apabila melihat orang yang dikenalnya
- Menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap orang yang dikenal dan tidak dikenalnya. Misal, bersembunyi di belakang orang terdekat.
- Mulai berminat bermain bersama anak lain dengan mainan yang sama
- Mulai senang humor (tertawa ketika merespon sesuatu yang lucu)
Membaca checklist ini aku lega, ternyata ini bukan seperti yang dikhawatirkan beberapa orang tentang si K yang penakut dan gagap sosial. Dari checklist perkembangan sosial ini, aku menyimpulkan jika usia 1 tahun-an memang adalah masa-masanya si K gelendotan ke ibu setiap ada orang asing yang mendekat.
Checklist indikator si K di bidang sosial centang semua, Alhamdulillah. Aku pun melipir ke perkembangan yang lain. Bukan apa-apa, aku ini emak newbie, yang bingungan dengan apa kata orang. Setidaknya dengan pedoman di tangan, ada sumber yang bisa lebih dipertanggungjawabkan, sehingga semakin maksimal dalam mendampingi anak. Meski mungkin masih banyak khilafnya, setidaknya sudah berusaha. Ah, pembelaan diri. 😂
Ada yang mau checklist perkembangan anak usia 1-2 tahun yang lengkap? Cuss, tulis email di komentar yak. Mari belajar bareng-bareng. 😊