Site icon Widi Utami

8 Hal yang Ingin Kucapai Sebelum Berusia 40 Tahun

Tema kolaborasi  #BloggerKah bulan ini bikin aku mikir lama, hal yang ingin dicapai sebelum usia 40 tahun? Ealah, Rek, ngelingke ae yen awak dhewe wis tuwek. Huhuhu. Sekarang umurku 27 tahun, masih ada waktu sekitar 13 tahun untuk menyelesaikan apa-apa yang ingin kucapai sebelum umur 40 tahun. Gusti, aku tiba-tiba ingat, saat aku SD, aku berkomentar begini ke Ibu yang saat itu berusia 40 tahunan, “Ibu mpun sepuh, ya.” Anak yang dulu menganggap usia 40 tahun sudah tua, sekarang sudah berusia 27 tahun. Time flies so fast, Darl!

Pengennya sih dana darurat aman, punya deposito berlapis-lapis, punya saham, punya panti jompo yang membahagiakan mbah-mbah, punya rumah luas dengan seabrek kegiatan, sholikhah lahir bathin, hidup selonjoran gemah ripah loh jinawi. Hahahaha, belum usai mimpiku, mbak Ran langsung mencubit agar aku bangun dari mimpi di siang bolong; keinginannya harus realistis, dong. Bukan sekedar mimpi. Keinginan yang bisa dicapai. Ya, meski keinginan tadi sangat mungkin bagi Nia Ramadani, tetapi bagi emak K yang di umur 27 tahun masih ngontrak di rumah sepetak, mari berpikir logis dan pastikan kakinya menginjak bumi lagi.

Contents

Jadi Inisiator dan Professional Expert Bahasa Ekspresi

Sekarang aku sedang mendalami bahasa ekspresi, bahasa yang sudah menjadi keseharian di keluargaku, tetapi ampun, menguras emosi, pikiran dan fisikku ketika aku mencoba untuk merintis sosialisasi ke publik. Memperdalam literaturnya lumayan menghabiskan waktu dan melelahkan pikiran. Bayang-bayang ketakuatn, ketidakpercayaan diri terus saja menggerogoti psikis. Takut kalau-kalau tidak pantas, takut kalau-kalau kelak menghadapi cibiran. Hoalah, Mak, bukannya kamu sudah terlalu biasa menerima cibiran dan harusnya sudah kebal? Hahahaha.

Standar professional expertku disini adalah pijakanku sudah jelas, punya buku tentang bahasa ekspresi, punya website yang bisa jadi rujukan komplit dengan printilan permainan untuk mengenalkan bahasa ekspresi kepada anak. Kalau bisa, meski sekarang belum ada jurusan yang khusus tentang bahasa ekspresi, aku ingin memperkuat dengan pendidikan formal, dan bahasa ekspresi sudah membumi di bumi parenting Indonesia.

Ini aku harus belajar apa saja ya? Psikologi anak, atau malah perlu belajar bahasa juga? Hahaha.

Haji bareng Abah K

Melihat antrian haji yang puluhan tahun, aku agak ragu juga ingin memetakan mimpi haji bareng abah K sebelum 40 tahun. Tetapi, karena abah K berprinsip bahwa yang wjaib didahulukan terlebih dahulu, kami enggak ada bayangan untuk umroh sebelum haji. Maksudnya pergi ke Makkah-Madinah khusus umroh lho, ya, bukan umroh yang didahulukan sebelum haji yang berangkatnya barengan sekaligus untuk haji. Pengen banget ibadah full power di usia 30 tahunan. Di saat anak-anak sudah mandiri dan bisa ditinggal ibadah. Di saat urusan financial sudah cukup untuk biaya keluarga selama kami menunaikan ibadah haji.

Makkah, credit: medina wisata

Ya siapa tahu ada rejeki haji berdua tanpa harus menunggu antrian super panjang, siapa tahu slot haji Indonesia ditambah hingga antriannya semakin pendek, siapa tahu ada rejeki tinggal di negara yang hajinya enggak perlu antri dan bisa start haji dari sana. Siapa tahu… Robbuna yang Punya Rumah, Robbuna pula yang Mengundang tamu-tamu-Nya dengan cara yang seringkali di luar nalar seorang manusia.

Punya 3-5 Anak

Ada yang nyengir saat membaca poin ini? Hahahaha, aku pun nyengir saat menulis ini. Di usiaku yang ke 27 dan si K yang berusia 3 tahun, aku masih berusaha menghilangkan trauma melahirkan dan pasca melahirkan, kok mentholo pengen punya anak 3-5, yang artinya paling enggak nambah 2-4 anak lagi. Bhahaha. Sik, iki masih ada 13 tahun, bisa jeda 2 tahunan kalo pengen nambah 4 anak, kan? Wkakakka. Ya Allahu Rabbi… Tapi kan pengen haji sebelum 40, yang artinya paling enggak anak bungsu sudah berusia 10 tahun saat haji? Kok ya ora logis blas. Kayaknya lebih logis nambah 2 anak lagi ya? Hihihi. Nanya sendiri, dijawab sendiri. Baiq~

Punya Rumah Kayu dengan Taman Baca dan Kegiatan Bocah

Aku dan abah K sama-sama terobsesi dengan rumah kayu yang berkonsep modern. Rumah tempat pulang dengan ketenangan masa kecil namun enggak meninggalkan gaya modern yang serba ringkas dan mudah. Barisan emak-emak pengagum gaya tradisional tetapi ogah banget nimba air sumur. Hahahaha. Rumah yang ramai dengan bocah-bocah, tempat bermain dan menggali ilmu. Jika boleh bermimpi tinggi, aku ingin memfasilitasi bocah-bocah untuk belajar. Mendatangkan guru-guru kehidupan, termasuk Kyai dan ulama panutan, yang dari beliau bocah-bocah bisa mereguk cahaya hikmah.

Di sekitar rumah ada kolam dan sayur-mayur, pohon rambutan, alpukat, kelengkeng, pepaya, mangga dan juwet. Komplit dengan komposter dan resapan air hujan. Gusti… Indahnya, auto terngiang-ngiang lantunan lagu masa kecil; desaku yang kucinta, pujaan hatiku….

Investasi Tanah yang Ditanami Pohon Jati

Poin ini sebenarnya hampir tercapi, tetapi ada prioritas lain di luar rencana yang menyapa kehidupan kami; merantau. Tahu sendiri, kan, untuk merantau butuh biaya yang enggak sedikit, terutama untuk biaya mengontrak dan menyediakan perlengkapan rumah tangga. Perlengkapan rumah tangga itu terlihat murah, ya, tetapi kalau ditotal, hmmmm, lumayan menggilas dana darurat. Hahaha.

Aku masih menyimpan mimpi ini. Di kampung Bojonegoro tanahnya jenis kapur yang liat, sangat bagus digunakan untuk bertanam jati. Aku berharap keinginan ini bisa terpenuhi 5 tahun lagi.

Wakaf Taman Bermain dan Kantung Parkir

Entah kenapa, aku merasa sekarang darurat taman bermain dan kantung parkir. Ketersediaan masjid dan mushola di sekitar tempat tinggalku sekarang lebih dari cukup, jadi aku ingin wakaf taman bermain yang bisa digunakan bocah-bocah untuk bermain sak kemenge dengkul, tempat dimana bocah-bocah bisa main betengan, petak umpet, gobak sodor, bahkan sepedaan sampe ngglundung tekan kalenan. Minimal wakaf sepetak tanah yang cukup untuk main gobag sodor, 40 meter saja sudah cukup untuk glundang-glundung, kan?\

Kantung parkir yang kumaksud disini adalah kantung parkir untuk tamu-tamu tetangga yang tidak mempunyai halaman yang cukup. Biar enggak ngebak-ngebaki dalan. Pengalaman hampir nabrak mobil karena jalannya dipakai parkir itu mangkeli banget, je. Yen mobil pribadi penghuni rumah sih silakan menyediakan parkir di rumah masing-masing ya, Gais. Durung kelakon wis ngongkon-ngongkon. Heuuu.

Travelling ke Bromo dan Karimunjawa

Dua destinasi yang berbeda tema. Yang satu pegunungan dengan aroma belerang dan pasir berisiknya, yang satu pulau kecil dengan pantai dan gugusan gemintangnya. Yang satu dingin kudu krukupan jaket woll lapis-lapis, yang satu hawane kudu nyewa private villa ben bisa pake baju-baju tipis. Persamaannya cuma satu, honeymoon kesekian ratus kali. Ngahahaha.

Hafal Surat Al-Mulk, Yasin, Juz 30 dan Albaqarah

Surat Almulk, dhawuh gus Baha, adalah pelindung siksa kubur. Abah K menceritakannya pada malam hari saat kami pillow talk, perbincangan mendalam yang membuat tekadku membaca; aku harus hafal surat Tabarak. Gus Baha, dengan gaya khasnya menceritakan hadits riwayat Anas Ibnu Malik, tentang seorang pria yang membuat malaikat dan ‘surat yang dihafalkannya’ berdebat. Malaikat itu ingin menytiksanya, dan ‘surat yang ia hafalkan’ ingin melindunginya. Surat yang ia hafal tak lain dan tak bukan adalah surat al-Mulk atau Tabarak.

Coba, deh, cari riwayat lengkap hadits riwayat Ibnu Malik tentang surat Tabarak, ceritanya cukup panjang dan dramatis.

Yasin, Juz 30 dan Albaqarah sendiri aku enggak memiliki alasan khusus, Yasin aku biasa merapalkannya, Juz 30 dan Albaqarah sendiri melanjutkan hafalan yang sudah kusetor kepada Yai namun belum tuntas.

Wis, ah, wolu wae. Jan-jane pengen nulis akeh, tapi kok terkesan kemaruk. Emak K ini macak sholikhah, kan wong sholikhah kuwi kudu qona’ah lan ora panjang angan-angan. Ealah… aslinya kebanyakan permintaan sampai enggak bisa membedakan mana yang logis dan panjang angan-angan. Jadi tak stop delapan aja, kalau mau nambah tinggal nambah di doa-doa dan sujud panjang. Tak lupa di buku kecil yang berisi coretan mimpi. Memang mimpinya keduniawian, tetapi semoga menjadi perantara bertambahnya pahala dan keberkahan usia. Mohon doanya ya, kawan-kawan semua~

Masih pengen nyari ide hal-hal yang ingin dilakukan sebelum berusia 40 tahun? Cuss ke blog mbak Arin dengan My Before 40 Bucket List-nya dan mbak Ran dengan 10 Before 40!-nya. Mari aminkan doa-doa, dan apa keinginanmu sebelum berumur 40 tahun? Yuk komen, siapa tahu diaminkan oleh para pembaca. Konon doa yang diaminkan oleh 40 orang akan qabul. Apapun itu, semoga keinginan kita semakin mendekatkan pada-Nya, dan menambah keberkahan hidup kita dan anak cucu kita.

 

 

 

 

 

 

Exit mobile version