Feeling so weird when i realized that my age ‘ll turning 30 next month. Sisi melankolisku langsung menggedor-gedor. Pencapaian apa saja yang sudah kucapai di usia yang beberapa hari lagi bakal menginjak 30 tahun. Its so…. Gimana, ya. Rasanya tuh, duh aku sudah tua bener. Rasanya kayak menolak tua. Pengen muda terus. Hahaha. But, its life, mungkin muka bisa tetap muda, semangat bisa terus berkobar laiknya gadis yang masih ranum, but, kita tidak bisa menghindari jika waktu terus berjalan dan kita semakin menua.
Rasanya waktu berlari semakin cepat. Kepontal-pontal kalo orang bilang. Padahal kepontal-pontalnya karena kakean scroll medsos. Stalking IG orang-orang, yang entah kenapa membuat semakin betah rebahan di atas kasur. Padahal deadline sudah ngawe-awe. Coba pas hape mati, biasanya merasa waktu begitu lambat berlalu.
But, tetap ada hal-hal yang kusyukuri atas waktu-waktu yang telah berlalu. Ada sisi yang membuatku takjub karena ternyata aku bisa melaluinya dengan baik. Ada sisi yang harus kuevaluasi karena terlena dengan kemalasan. Ada pula sisi yang membuatku trauma dan aku enggak mau mengulangi lagi, ehm, mungkin butuh waktu untuk berdamai dengan sisi trauma ini.
10 Hal yang Kusyukuri dari yang Telah Berlalu
Jelang umur 30 tahun, cukup banyak hal yang kusyukuri. Mungkin enggak semua bisa kutulis, pun, yang tidak kutulis bukan berarti bukan hal yang berkesan untuk disyukuri. Diantara hal -hal yang kutulis ini, ada hal-hal yang dulunya terasa berat dan membuatku down cukup lama.
- Menjadi Hard of hearing di usia 4 tahun. Aku tidak tahu tepatnya berapa tahun, tetapi seingatku saat TK aku sudah kesulitan merespon panggilan guru dan teman-temanku mulai iseng menggil-manggil untuk ngetes pendengaranku.
- Terlahir di keluarga yang berproses menjadi keluarga yang harmonis. Memang enggak ideal awal-awalnya, tetapi keluarga ini maua berproses hingga bisa menjadi keluarga harmonis sekarang. Tempo yang dilalui enggak singkat, drama yang dialami enggak sedikit, but, satu hal yang aku syukuri benar-benar, keluargaku enggak malu dengan kondisi HoH-ku.
- Sekolah di sekolah umum. Enggak bermaksud SARA, tetapi aku merasa beda banget antara sekolah umum dengan SLB-Tuli. Jadi ya enggak bisa lah membandingkan aku yang sekolah di sekolah umum dengan teman Tuli-ku yang sekolah di SLB, kurikulumnya sangat berbeda. Sekolah di sekolah umum membuatku kenal dengan teman-teman hebat yang terbuka dengan teman Disabilitas.
- Kuliah di IAIN. Hahahaha, dulu enggak kebayang sama sekali aku kuliah di IAIN. Tetapi, ternyata aku mensyukurinya, setidaknya aku enggak lagi memandang rendah sekolah. Kuliah di IAIN membuatku punya semangat untuk ikut turun tangan mengembangkan sekolah yang sudah ada.
- Menikah di usia kuliah. Ini kusyukuri, tetapi tidak kurekomendasikan. Enggak mudah, sungguh. Harus dipikir matang-matang. Menikah di saat kuliah ini semakin menantang ketika punya anak padahal skripsi belum selesai. Alhamdulillah, perjalanan-perjalanan ini membuat bonding keluarga semakin kuat.
- Merantau di Semarang selama 2 tahun. Merantaunya sangat singkat, tetapi membuat kami semakin saling memahami kebutuhan masing-masing dan bisa mengukur bagaimana seharusnya sebuah keluarga saling support.
- Nambah anak ketika sudah siap. Alhamdulillah, Hada lahir dalam kondisi orang tua dan mas-nya siap.
- Turun-tangan mengembangkan sekolah Ma’arif di Salatiga. InsyaAllah segera merambah PAUD untuk anak-anak usia KB.
- Menjadi Ibu bekerja dari rumah dengan support system yang kuat. Keluarga yang harmonis. Saudara yang siap membantu. Mbah yang membantuku mengasuh Hada dengan totalitas. Aku tidak kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri meskipun 2 anak masih kecil.
- Dikelilingi teman, saudara, rekan kerja yang saling mendukung dengan positive vibes yang kuat. Alhamdulillah, mempunyai circle seperti ini membuat diri terpacu untuk produktif dan menebar manfaat.
- Speak Up terkait kebutuhan Hard of Hearing. Kondisi Hard of Hearing belum familiar. Bahkan, enggak sedikit yang malu mengakui jika kondisinya Hard of Hearing, kondisi yang serba nanggung. Tuli enggak, Dengar juga enggak.
- Njungkir Walik melakoni bisnis. Ada bisnis yang sudah modal banya, tetapi belum pernah untung satu pun dan akhirnya ditutup dan berganti haluan.
- Nusagates Institute dan sedang mengembangkan menjadi PT. Berproses untuk menjadi usaha yang profesional dengan anggota team yang solid.
- k
- k
15 Hal yang Ingin Kulakukan Sebelum 15 Februari 2022
15 Februari masih 18 hari lagi. Ada 15 hal yang ingin kulakukan sebelum 15 februari. Diantara 15 hal tersebut adalah:
- Nuntasin baca Novel Al-Masih jilid 2.
- 15 hari merawat wajah dengan skin care. Siapa tahu dengan cara ini bisa istiqomah.
- 15 hari sarapan buah ekslusife.
- 15 hari ngejus sayur.
- 15 hari no gadget dari habis maghrib sampai anak-anak tidur
- 15 Hari minum jus wortel dan teh mangga
- 1Khatam Qur’an
- Membuat rencana puncak tema RA
- Membuat kurikulum PAUD untuk 1 minggu
- Membuat Reels tema Hard of Hearing
- Membuat IG story dan Feed tema Ibu Bahagia
- Membuat IG story dan Feed tema Ibu Berkebutuhan Khusus
- Membuat 5 pecah soal matematika
- Bikin salad sayur
- Puasa Qadha 4 hari
Bismillah, semoga istiqomah untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari dengan usia yang penuh barokah.